Teori Titik Henti : Memperkirakan Penempatan Lokasi Industri Dan Pelayanan Publik
Interaksi Desa Kota
= – = – =
Berdasarkan konsep diferensiasi area atau perbedaan wilayah, desa dengan kota adalah dua wilayah yang berbeda. Desa dengan kekhasannya dimana permukaan buminya didominasi oleh bentang alam alamiah, sedangkan kota didominasi oleh bentang alam budaya hasil karya manusia. Dua wilayah yang berbeda ini pada suatu waktu akan berinteraksi dengan dilatarbelakangi oleh berbagai kepentingan. Interaksi yang intens tersebut kemudian membuat kedua wilayah tersebut kemudian berada pada kondisi saling membutuhkan. Kondisi ini dalam ilmu geografi merupakan fenomena yang berkaitan dengan konsep interaksi intedependensi.
Hubungan timbal balik yang terjadi antara dua wilayah atau lebih ini dapat menimbulkan gejala, permasalahan atau fenomena baru. Kuat-lemahnya interaksi antar wilayah sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (regional complementary), adanya kesempatan untuk berintervensi (intervening opportunity), serta adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability).
Interaksi antar wilayah banyak diteliti oleh ahli untuk mengembangkan teori interaksi dan terapannya dalam perencanaan pembangunan wilayah. Ada salah satu teori interaksi wilayah yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kekuatan interaksi yang terjadi pada dua wilayah atau lebih. Pada teori lain digunakan untuk memberikan gambaran perkiraan posisi garis batas yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan dari dua wilayah yang berbeda jumlah dan komposisi penduduknya. Selain itu ada juga teori yang mengukur kekuatan interaksi suatu wilayah dengan mendasarkan pada banyak sedikitnya jalur transportasi yang keluar masuk ke wilayah yang bersangkutan.
Untuk memperkirakan penempatan lokasi industri di antara dua wilayah dapat menggunakan rumus Teori Henti (Breaking Point Theory) :
Rumus Teori Titik Henti adalah sebagai berikut.

DAB = jarak lokasi titik henti
dAB = jarak antara kota A dan B
PB = jumlah penduduk kota yang lebih besar
PK = jumlah penduduk kota yang lebih kecil
Contoh soal :
Berkaitan dengan perencanaan pembangunan wilayah, Teori Titik Henti dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pertimbangan faktor lokasi. Teori Titik Henti dapat dimanfaatkan untuk merencanakan pusat-pusat pelayanan masyarakat, seperti pusat perdagangan (pasar, super market, bank), kantor pemerintahan, sarana pendidikan dan kesehatan, lokasi industri, ataupun fasilitas pelayanan jasa masyarakat lainnya.
= – = – =
Terimakasih atas kunjungannya.
Mohon kritik dan sarannya
Selamat belajar. Semoga bermanfaat.
kak..
d kecil AB itu dpt 100 dari mana ya kak?
mohon respon secepatnya ya..
Didapat dari jarak antara kota A-B.
Dalam contoh soal tersebut kota P-Q-R
Kota p-Q berjarak 100 km
Kota Q-R berjarak 50 km