Perairan Darat 01


Air Tanah (Ground Water)

Hidrosfer

= – = – =

Air di bumi seluruhnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu air permukaan dan air bawah tanah. Air permukaan merupakan air yang menggenang, mengalir, dan dapat terlihat secara langsung di permukaan bumi. Air permukaan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu perairan darat dan perairan laut. Perairan darat, misalnya sungai, danau, rawa. Perairan laut merupakan perairan yang sangat luas dan volumenya relatif lebih besar daripada perairan darat, contohnya laut, samudra, teluk, selat. Air bawah tanah, yaitu air yang ada di bawah permukaan tanah.

Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah. Kedalaman air tanah tidak sama pada setiap tempat. Hal itu tergantung pada tebal tipisnya lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah tersebut. Kedalaman air pada sumur-sumur yang digali merupakan cerminan kedalaman air tanah pada suatu tempat. Permukaan yang merupakan bagian atas dari tubuh air itu disebut permukaan preatik.

Pada umumnya orang membuat sumur untuk mengambil air tanah, karena keberadaan air tanah berada di bawah permukaan tanah. Berdasarkan kedalamannya, air tanah dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah dangkal (air tanah freatik) dan air tanah dalam (air tanah artesis). Sumber air tanah berasal dari air hujan yang masuk meresap ke dalam pori-pori tanah atau batuan dan menempati lapisan batuan yang lolos air (permeable). Batas antara air tanah dangkal dan air tanah dalam merupakan lapisan batuan yang kedap air (impermeable). Lapisan batuan di bawah permukaan tanah yang mengandung air dan dapat dirembesi air disebut akuifer. 

 

Air tanah dalam berada di antara dua lapisan kedap air. Air tanah dalam ini seolah-olah ditekan oleh kedua lapisan kedap tersebut. Akibat adanya daya tekan, air memancar keluar ke permukaan tanah melalui patahan atau retakan batuan secara alami. Air yang memancar ini disebut artesis. Apabila tanah digali atau dibor sampai air tanah dalam maka air memancar melalui lubang sumur yang disebut sumur artesis

.

1. Asal Air Tanah

Air tanah merupakan air yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, terutama kebutuhan vital sehari-hari. Air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui berbagai media peresapan, yaitu sebagai berikut:

    • Pori-pori tanah. Tanah yang gembur atau berstruktur lemah akan meresapkan air lebih banyak daripada tanah yang pejal.
    • Retakan-retakan lapisan tanah akibat kekeringan yang pada musim hujan sangat basah dan becek, seperti tanah liat dan lumpur.
    • Rongga-rongga yang dibuat binatang (cacing dan rayap).
    • Rongga-rongga akibat robohnya tumbuh-tumbuhan yang berakar besar.
    • Rongga-rongga akibat pencairan berbagai kristal yang membeku pada musim dingin

Kandungan air tanah di beberapa tempat berbeda-beda sehingga kadang ada daerah yang mengalami kekeringan pada musim kemarau karena tidak memiliki cadangan air. Sebaliknya pada daerah yang memiliki cadangan air cukup maka musim kemarau tidak menjadi masalah di daerah tersebut karena kebutuhan air tetap terpenuhi. Perbedaan kandungan air tanah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :

    • Kadar Bahan Organik Tanah, semakin tinggi kandungan bahan organik tanah akan mampu menyerap air lebih banyak sehingga ketersediaan air juga tinggi.
    • Kedalaman Solum/Lapisan Tanah, semakin dalam atau semakin tebal lapisan tanah maka ketersediaan air tanah akan semakin banyak.
    • Iklim, semakin tinggi suhu udara di suatu daerah dapat berpengaruh pada hilangnya air di permukaan tanah akibat penguapan sehingga ketersediaan air tanah juga lebih sedikit.
    • Vegetasi, semakin banyak vegetasi yang tumbuh di suatu tempat akan menyebabkan air tanah mudah di serap di tempat itu lebih lama tersimpan sehingga persediaan air tanah juga lebih banyak.
    • Senyawa Kimia, kandungan garam-garaman dan pupuk memiliki gaya osmotic yang dapat menarik dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju aliran meningkat. Kondisi ini menyebabkan sedikit tanah yang terserap ke bawah tanah, sehingga persediaan air tanah juga lebih sedikit.

.

2. Jenis-jenis Air Tanah

Berdasarkan jenisnya air tanah dikelompokkan menjadi tujuh jenis, antara lain :

    • Meteoric Water (Vadose Water), yaitu air tanah ini berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang tidak jenuh.
    • Connate Water (Air Tanah Tubir), yaitu air tanah ini berasal dari air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan endapan, sejak pengendapan tersebut terjadi. Termasuk juga air yang terperangkap pada rongga-rongga batuan beku leleran (lelehan) ketika magma tersembur ke permukaan bumi. Dapat berasal dari air laut atau air darat.
    • Fossil Water (Air Fosil), yaitu air tanah ini berasal dari hasil pengendapan fosil-fosil, baik fosil tumbuhan maupun fosil binatang.
    • Juvenil Water (Air Magma), yaitu air ini berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air permukaan.
    • Pellicullar Water (Air Pelikular), yaitu air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul tanah.
    • Phreatis Water (Air Freatis), yaitu air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang). Lapisan air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau di antara dua lapisan yang tidak tembus air.
    • Artesian Water (Air Artesis), yaitu air artesis ini dinamakan juga air tekanan (pressure water). Air tersebut berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan. Jika air tanah ini memeroleh jalan keluar baik secara disengaja atau tidak, akan keluar dengan kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah sumber air artesis.

.

3. Pemanfaatan Air Tanah

Dibandingkan dengan keseluruhan air yang ada di bumi, air tanah berjumlah sangat sedikit.  Namun demikian air tanah memiliki nilai tinggi dan sangat penting bagi kehidupan karena beberapa hal sebagai berikut :

    • merupakan bagian yang penting dalam siklus hidrologi
    • membasahkan tanah dan sekaligus mengikat butir-butir tanah yang satu dengan yang lain
    • menyediakan kebutuhan air bagi tumbuh-tumbuhan.
    • merupakan persediaan air bersih secara alami.

Bagi manusia, air tanah merupakan persediaan air bersih secara alami yang harganya relatif lebih murah daripada air bersih buatan. Air tanah memiliki berbagai kegunaan bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut :

    • Untuk keperluan rumah tangga, seperti untuk minum, memasak makanan, dan mencuci.
    • Untuk keperluan industri, misalnya industri tekstil dan industri farmasi.
    • Untuk keperluan pertanian, misalnya pengairan sawah.

.

4. Pengelolaan Ketersediaan Air Tanah

Air tanah banyak digunakan oleh manusia untuk untuk berbagai keperluan, antara lain untuk keperluan rumah tangga, industri dan pertanian. Penggunaan yang terus menerus tersebut dapat memberikan dampak pada turunnya muka air tanah. Hal ini semakin diperparah dengan pembuatan sumur-sumur pompa (sumur bor) untuk mengambil air dalam jumlah yang lebih besar. Pada kondisi tersebut menyebabkan pengeluaran air tanah yang tidak seimbang dengan penambahannya, secara alamiah akan menyebabkan terjadinya tanah amblas (subsidence). Penyedotan air tanah secara besar-besaran juga akan menurunkan tingkat permukaan air tanah dalam, terutama pada musim kering (kemarau).

Untuk menjaga agar kelestarian air tanah di lingkungan kita tetap terjamin
maka perlu dilakukan hal-hal berikut :

    • Penggunaan air tanah yang berlebih-lebihan oleh pengusaha untuk keperluan industri harus dicegah karena akan mempercepat penurunan volume air tanah.
    • Kepadatan penduduk dan permukiman yang berlebihan juga harus dicegah karena berkaitan dengan membesarnya konsumsi air tanah.
    • Peraturan yang ditetapkan pemerintah agar ditaati dalam pemanfaatan
      air tanah (tawar) di daerah pantai supaya tidak terjadi perluasan.
    • Perusakan hutan dan lahan penghijauan harus dicegah agar tidak menimbulkan ketimpangan tata air.
    • Konversi atau perubahan penggunaan lahan dalam suatu daerah aliran sungai harus diperhitungkan dampak dan manfaatnya.
    • Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) diperketat, khususnya terhadap air tanah, terhadap rencana pembangunan.
    • Pembuangan/kontaminasi limbah terhadap air tanah agar dihindarkan, baik limbah domestik (dari masyarakat) maupun limbah industri.
    • Membuat sumur resapan khususnya di kota-kota yang padat pemukimannya.

.

Sumber Tulisan :

  1. Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.
  2. Erwin Irawan, Dasapta. 2015. Hidrogeologi Umum. Yogyakarta : Penerbit Ombak
  3. Sosrodarsono, S dan K. Takeda. 1987. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya Paramita.
  4. Supirin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi Ofset.

.

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.