Material-material Hasil Aktifitas Gunung Api
Oleh : Andi Hidayat
= – = – =
Gunung api baik pada saat aktif, istirahat maupun mati akan mengeluarkan beberapa material. Material-material hasil aktifitas gunung api tersebut dapat berupa benda padat, cair maupun gas. Material-material tersebut dapat memberikan kerugian yang besar bagi manusia terutama pada saat letusan terjadi. Tetapi di sisi lain dapat juga memberikan keuntungan yang besar pula dalam berbagai sendi kehidupan manusia.
Bentuk-bentuk material yang dikeluarkan hasil dari aktifitas gunung api antara lain :
a. Material Padat (Eflata)
Berupa material letusan gunung api berwujud padat. Ada dua macam yaitu eflata autogen dan eflata alogen. Eflata autogen berupa material padat yang berasal dari dapur magma yang terbawa bersama lava yang keluar saat letusan terjadi, sedangkan eflata alogen berupa material padat yang berasal dari material di sekitar kawah yang ikut terlontar saat letusan. Material padat hasil letusan meliputi:
-
- Bom, merupakan metrial padat berupa bongkahan batu-batu yang besar. Material seperti ini sering di manfaat sebagai bahan bangunan sebgai pondasinya.
-
- Lapili, merupakan material padat berupa batu-batu kerikil yang lebih kecil. Material ini juga bangyak di manfaatkan sebagai bahan bangunan
-
- Tuff atau sering di kenal dengan istilah ash atau abu vulkanik. Berwujud butiran halus yang banyak mengandung silika. Abu vulkanik berbahaya dapat menggangu pernafasan dan infeksi saluran pernafasan namun bagi pertania material ini sangat baik untuk menyuburkan lahan pertanian karena banyak mengandung unsur hara.
b. Material Cair (Efusiva)
Hasil letusan gunung api dalam bentuk cair berupa lahar, yang terdiri atas lahar letusan dan lahar hujan
-
- Lahar Letusan, yaitu lava atau magma yang meleleh keluar dari kawah menuju permukaan/lereng. Lava yang meleleh dan kemudian bersinggungan dengan udara lalu membeku menjadi batuan basaltik.
-
- Lahar Hujan, yaitu lava yang bercampur dengan material lain yang ada di sekitar gunung berapi dan terbawa menuju ke lereng oleh air hujan. Lahar hujan yang terjadi beberapa waktu setelah gunung api meletus kadang masih panas dan bersuhu tinggi. Jika lahar hujan yang menuju lereng terjadi pada saat gunung tidak meletus maka cenderung sudah dingin. Meski demikian lahar hujan baik panas maupun dingin jika terbawa oleh air hujan sampai ke lereng dapat berbahaya bagi penduduk yang tinggal di dekat jalur lahar hujan karena dapat menyebabkan terjadinya banjir lahar.
c. Material Gas (Ekshalasi)
-
- Mofet (CO2), berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun.Gas CO2 atau karbondiosida yang dikeluarkan kawah gunung api bersifat konsentrasi dengan permukaan bumi. Gas ini sangat dianjurkan untuk dihindari karena bisa mematikan. Kawah gunung api yang secara periodik mengeluarkan mofet seperti kawah sinila di dataran tinggi Dieng Jawa Tengah.
-
- Fumarol (H2O), berupa uap air yang panas
-
- Solfatar (H2S), merupakan gas belerang, berbahaya jika terlalu pekat karena dapat meninmbulkan keracunan
-
- Awan panas, merupakan asap yang keluar saat gunung api meletus dengan temperatur yang tinggi dan daya luncur menuruni lereng hingga mencapai 200 km/jam
Sumber Tulisan
- Putuhuru, Ferad. 2015. Geologi Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
- Mulyaningsih, Sri. 2010. Pengantar Geologi Lingkungan. Yogyakarta : Panduan
- Noor, Djauhari. 2010. Geomorfologi. Bogor : Universitas Pakuan
- Soetoto. 2013. Geologi Dasar. Yogyakarta : Penerbit Ombak
- Sunaedi, Nedi. 2002. Geomorfologi Umum. Tasikmalaya : Prodi FKIP Universitas Siliwangi
= – = – =
Terimakasih atas kunjungannya.
Mohon kritik dan sarannya
Selamat belajar. Semoga bermanfaat.