Menentukan Waktu Gelombang Primer dan Sekunder Tercatat Di Stasiun Pengamatan Gempa
Oleh : Andi Hidayat
= – = – =
Menentukan jarak episentrum dari stasiun pengamatan dapat dihitung menggunakan rumus Laska. Pada postingan sebelumnya telah saya tulis cara contoh cara perhitungan penghitungan jarak episentrum menggunakan rumus tersebut. Pada prinsipnya penentuan jarak episentrum dari stasiun pengamatan gempa ini menggunakan selisih waktu antara gelombang primer dengan gelombang sekunder yang tercatat/terekam oleh alat pencatat gempa.
Stasiun pencatat gempa dengan alat-alat yang tersedia telah memiliki data kapan gelombang primer dan sekunder terekam, sehingga jarak episentrum dari stasiun tersebut cepat diketahui.
Pada materi pembelajaran kelas X tentang gempa juga mengenalkan rumus ini kepada siswa dan soal yang berkaitan dengan rumus Laska juga sering muncul dalam penilaian-peniliaian. Soal-soal tersebut sesuai dengan rumus Laska adalah soal yang menanyakan berapa jarak episentrum dari stasiun pengamat gempa. Tetapi pada beberapa soal pernah saya temui ada yang menanyak kapan gelombang primer atau kapan gelombang sekunder terekam oleh alat.Sebenarnya stasiun pengamat gempa pasti telah memiliki data kapan gelombang primer dan sekunder tercatat sehingga tidak perlu dihitung lagi.
Soal yang menanyakan kapan gelombang primer atau gelombang sekunder terekam oleh stasiun pengamatan gempa ini tujuan lebih untuk dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam menganalisis dan menerapkan perhitungan menggunakan konsep persamaan.
Untuk mengetahui kapan gelombang primer tercatat oleh stasiun pengamatan gempa dapat menggunakan rumus berikut ini :
Contoh soal :
Stasiun pengamatan gempa merekam gelombang sekunder pada pukul 10:08′.45″ WIB. Jika jarak episentrum gempa dengan stasiun tersebut adalah 1.500 km, maka pada pukul berapakah gelombang primer gempa tercatat di stasiun tersebut?
Jawab :
P = S – (1′ + (∆/1.000))
P = 10:08.’45” – (1′ + (1.500/1.000))
P = 10:08′.45″ – (1′ + 1,5′)
P = 10:08′.45″ – 2,5′ ==>(pecahan menit kemudia diubah ke detik)
P = 10:08’45” – 2′.30″
P = 10:06′.15″ WIB
Jadi gelombang primer tercatat di stasiun gempa pada pukul 10:06′.15″ WIB
Sedangkan untuk mengetahui kapan gelombang sekunder tercatat oleh stasiun pengamatan gempa dapat menggunakan rumus berikut ini :
Contoh soal :
Stasiun pengamatan gempa merekam gelombang primer pada pukul 10:06′.15″ WIB. Jika jarak episentrum gempa dengan stasiun tersebut adalah 1.500 km, maka pada pukul berapakah gelombang sekunder gempa tercatat di stasiun tersebut?
Jawab :
S = P + (1′ + (∆/1.000))
S = 10:06′.15″ + (1′ + (1.500/1.000))
S = 10:06′.15″ + (1′ + 1,5′)
S = 10:06′.15″ + 2,5′ ==>(pecahan menit kemudian diubah ke detik)
S = 10:06′.15″ + 2′.30″
S = 10:08′.45″ WIB
Jadi gelombang sekunder tercatat di stasiun gempa pada pukul 10:08′.45″ WIB
Sumber Tulisan
- Putuhuru, Ferad. 2015. Geologi Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
- Mulyaningsih, Sri. 2010. Pengantar Geologi Lingkungan. Yogyakarta : Panduan
- Noor, Djauhari. 2010. Geomorfologi. Bogor : Universitas Pakuan
- Soetoto. 2013. Geologi Dasar. Yogyakarta : Penerbit Ombak
- Sunaedi, Nedi. 2002. Geomorfologi Umum. Tasikmalaya : Prodi FKIP Universitas Siliwangi
= – = – =
Terimakasih atas kunjungannya.
Mohon kritik dan sarannya
Selamat belajar. Semoga bermanfaat.