Ciri-ciri Fisik dan Non Fisik Suatu Kota
Pola Keruangan Kota
= – = – =
Kota pada dasarnya terbentuk dari wilayah perdesaan yang mengalami perkembangan yang pesat di segala sendi kehidupannya. Pesatnya angka pertumbuhan penduduk yang ditandai dengan penambahan jumlah penduduk dengan cepat. Cepatnya penambahan jumlah penduduk tersebut dipengaruhi oleh faktor demografi seperti angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah. Selain itu faktor migrasi penduduk pendatang yang masuk juga menyebabkan wilayah menjadi semakin bertambah penduduknya. Banyak hal yang mempengaruhi besarnya jumlah pendatang dari tempat lain yang masuk ke suatu wilayah kota, misalnya faktor lapangan kerja yang ditawarkan kota hingga sarana-prasarana fisik yang menarik minat orang untuk datang.
Perkembangan atau perubahan suatu desa menjadi kota menyebabkan ciri-ciri kehidupan yang khas suatu desa menjadi hilang dan berganti dengan ciri-ciri yang baru. Ada banyak ciri-ciri alam maupun ciri-ciri sosial yang berganti baru dan menyebabkan kota menjadi memiliki perbedaan yang mencolok dengan desa.
Ciri-ciri kota dikelompokkan dalam dua kelompok yang ciri-ciri fisik dan ciri-ciri nonfisik. Beberapa ciri-ciri kota tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Ciri-ciri Fisik Kota
- Memiliki gedung pusat pemerintahan. Pusat pemerintahan di suatu kota akan ditandai dengan adanya gedung-gedung pemerintahan yang besar dan tinggi. Bangunan pemerintahan dibangun tidak hanya 1 lantai tetapi bisa 2 lantai bahkan lebih.
- Kota-kota di pulau Jawa biasanya memiliki alun-alun di dekat pusat pemerintahannya. Kota-kota di Jawa kebanyakan berasal dari pusat pemerintahan kerajaan atau di bawahnya. Setiap pusat kota memiliki alun-alun yang pada masa lampau memiliki banyak fungsi.
- Memiliki banyak sarana perekonomian, baik pasar tradisional hingga pasar modern. Selain pasar juga banyak ditemukan kawasan pertokoan yang bermunculan di berbagai tempat lain.
- Memiliki lahan tempat parkir. Begitu banyaknya kendaraan yang melintas setiap hari di kota. Kendaraan-kendaraan tersebut digunakan oleh penduduk untuk mempermudah aktifitasnya sehari-sehari. Pada akhirnya dengan semakin banyaknya kendaraan maka dibutuhkan lahan untuk parkir kendaraan tersebut. Pada kebanyakan kota di Indonesia, setiap ruas jalan besar dan padat kegiatan ekonomi pada bagian tepinya dimanfaatkan sebagai tempat parkir. Pada beberapa kasus hal ini menyebabkan terjadinya kemacetan dan kesemrawutan lalulintas sehingga kemudian muncul lahan-lahan khusus untuk parkir.
- Memiliki prasarana-sarana umum seperti sarana kesehatan, sarana olahraga, taman kota hingga tempat-tempat hiburan. Salah satu daya tarik kota yang menyebabkan kota semakin ramai dan bertambah banyak penduduknya adalah kelengkapan prasarana sarana yang tersedia. Semakin banyak prasarana sarana umum di suatu kita akan mencirikan besar jumlah penduduknya.
- Banyak terdapat kompleks perumahan yang berbeda-beda seperti perumahan umum dengan rumah-rumah sederhana dan seragam, perumahan elit dengan bangunan indah dan mewah hingga kawasan kumuh dengan bangunan semi permanen dan rawan kesehatan lingkungan.
2. Ciri-ciri Nonfisik Kota
- Latar belakang penduduk bersifat heterogen. Heterogenitas penduduk ini terjadi karena kota banyak didatangi oleh penduduk dari berbagai daerah. Perbedaan karakter, budaya, hingga kebiasaan hidup sehari-hari bertemu dan bercampur dalam satu wilayah.
- Hubungan sosial bersifat gesselschaft (patembayan). Latar belakang budaya yang berbeda dan tidak memiliki ikatan darah menyebabkan komunikasi dan hubungan yang dilakukan lebih mengarah pada dorongan mencari keuntungan.
- Norma/adat tidak lagi mengikat. Norma-norma yang berasal dari hukum adat, di daerah perkotaan tidak berlaku lagi atau tidak mengikat karena penduduk kota tidak bersifat homogen. Adat yang dibawa oleh pendatang tidak sama dengan adat penduduk lokal maupun pendatang dari daerah yang berbeda sehingga dalam kehidupan sehari-hari berbagai aktifitas penduduk kota tidak lagi terikat oleh adat.
Jika kemudian ada beberapa penduduk yang melaksanakan upacara misalnya upacara pernikahan dengan adat tertentu biasanya lebih ke masalah pelestarian tradisi.
- Pola berfikir rasional. Penduduk di perkotaan lebih banyak mengedepankan pola berfikir rasional daripada menekankan pada intuisi atau perasaan. Dalam menentukan keputusan akan lebih banyak melihat faktor sesuai rasio.
- Cenderung mudah egois dan individualistik. Kehidupan yang keras dan tingkat persaingan yang tinggi di berbagai bidang membuat penduduk kota memiliki kecenderungan mementingkan dirinya sendiri lebih dulu dalam menentukan suatu keputusan.
Komunikasi yang dipengaruhi oleh tehnologi maju kadang juga membuat kepekaan sosial penduduk menjadi lebih rendah.
- Adanya segregasi keruangan, yaitu pemisahan yang menimbulkan kelompok atau kompleks tertentu. Pemisahan ini berawal dari kesamaan nasib. Seseorang yang memiliki kekayaan tinggi cenderung akan berhubungan dengan orang lain yang memiliki kekayaan yang sama. Orang yang serba kekurangan juga cenderung akan hidup mengelompok bersama.
Secara sosial kondisi ini menyebabkan terjadinya pengelompokan-pengelompokan dan secara fisik bentuk pengelompokan ini dapat dilihat dari bermunculannya kompleks-kompleks permukiman yang sesuai dengan status sosial ekonomi penduduknya seperti perumahan elit, perumahan umum, perumahan sederhana hingga kawasan kumuh.
= – = – =
Untuk memahami artikel di atas dalam bentuk presentasi video dapat anda klik icon menuju link Youtube berikut ini.
= – = – =
Terimakasih atas kunjungannya.
Mohon kritik dan sarannya
Selamat belajar. Semoga bermanfaat.