Klasifikasi Kota Secara Umum Yang Sering Digunakan
Pola Keruangan Kota
= – = – =
Pada saat kalian berkunjung dari kota satu ke kota lain, jika yang kalian lihat adalah hiruk-pikuknya suasana maka kalian akan berpendapat secara umum kota itu sama antara satu dengan lainnya. Tetapi jika kalian mempelajari lebih jauh pada hal-hal yang lain misalnya seperti seberapa besar jumlah penduduk penduduknya, bagaimana bangunan-bangunan yang ada, bagaimana penataan ruangnya atau struktur tata kotanya, dan beberapa hal lain maka akan kita dapati bahwa antara kota satu dengan yang lain akan memiliki perbedaan.
Setiap kota memiliki ciri yang membuatnya berbeda satu sama lain. Ada kota yang sedikit memiliki gedung-gedung besar bertingkat meskipun penduduknya besar. Ada kota yang penduduknya sedang tetapi memiliki bangunan-bangunan pencakar langit. Ada kota yang mempertahankan bangunan-bangunan kuno peninggalan sejarah masa lalu. Ada kota yang penduduknya sangat padat, bangunan-bangunan pencakar langit banyak dan aktivitas kehidupan yang begitu dinamis di dalamnya. Banyaknya hal yang membedakan ini akan lebih mudah jika kita pelajari dalam klasifikasi kota berikut ini.
Sistem klasifikasi kota dapat didasarkan atas beberapa faktor, seperti berdasarkan jumlah penduduk, fungsi, dan luas kota. Sistem penggolongan kota yang dilakukan oleh sebuah negara tidak selalu sama dengan negara lainnya. Hal ini sangat berhubungan dengan tingkat kemajuan pembangunan yang telah dicapai dan jumlah penduduk negara yang bersangkutan. Selain itu, dikenal juga istilahistilah yang berhubungan dengan penggolongan kota, seperti city (kota), town (kota kecil), dan urban (wilayah perkotaan). Oleh karena itu, untuk dapat mengklasifikasikan kota diperlukan standar yang cukup valid dan representatif.
Secara umum, sistem klasifikasi kota yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
A. Kota-Kota di Indonesia Berdasarkan Sejarah Pertumbuhannya
1. Perkembangan Kota dari Pusat Perdagangan
Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari pusat perdagangan adalah Jakarta, Pontianak, Bagansiapiapi, Samarinda, Palembang, Jambi, dan Banjarmasin. Kota-kota tersebut berada di pinggir sungai atau pantai dengan ujuan mempermudah pemasaran dan tukar menukar barang dagangan.
2. Perkembangan Kota dari Pusat Perkebunan
Usaha perkebunan memerlukan tanah yang luas dan cukup subur dengan curah hujan dan iklim yang sesuai dengan tanamannya. Di samping itu, usaha perkebunan banyak memerlu kan tenaga kerja. Oleh karena itu, daerah perkebunan selalu didatangi tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya bertempat tinggal di daerah sekitar perkebunan. Banyaknya penduduk di sekitar perkebunan akhirnya berkembang menjadi desa dan jika erkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota. Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari pusat perkebunan, antara lain Pematangsiantar, Bengkulu, Lampung, Bogor, Sabang, dan Bandung.
3. Perkembangan Kota dari Pusat Pertambangan
Selain perkebunan, usaha pertambangan juga banyak memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu, daerah pertambangan juga banyak didatangi tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya juga bertempat tinggal di daerah sekitar ertambangan. Banyaknya penduduk di sekitar pertambangan berkembang menjadi desa dan akhirnya jika perkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota. Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari pusat pertambangan, antara lain Plaju, Dumai, Langkat, Tarakan, Kutai, Bontang, Ombilin, Sawahlunto, Tanjung Enim, Bukit Asam, Wonokromo, dan Cepu.
4. Perkembangan Kota dari Pusat Administrasi Pemerintahan
Perkembangan kota dari pusat administrasi pemerintahan kemajuannya banyak bergantung pada campur tangan para penguasa atau pemerintah, seperti kota Jakarta dan Yogyakarta.
.
B. Klasifikasi Kota Berdasarkan Jumlah Penduduknya
Berdasarkan jumlah penduduknya, kota dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu sebagai berikut :
- Kota kecil, yaitu kota yang berpenduduk antara 20.000–100.000 jiwa.
- Kota besar, yaitu kota yang berpenduduk antara 100.000–1.000.000 jiwa.
- Kota metropolitan, yaitu kota yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 jiwa.
- Kota megalopolis dan Ekumenopolis. Istilah megalopolis berasal dari seorang geograf bernama Gottmann untuk menyebutkan gabungan raksasa metropolis-metropolis, seperti yang terdapat di Amerika Serikat, Eropa Barat Laut, dan Jepang. Penggabungan itu didefinisikan sebagai situasi konsentrasi penduduk yang erjumlah lebih dari 25 juta jiwa yang berdesak-desakan di kota untuk mencari kehidupan di perkotaan. Megalopolis di Amerika Serikat panjangnya mencapai 650 km (dari Washington ke Boston), di Eropa Barat Laut mencapai 825 km (dari London ke Hamburg), dan di Jepang mencapai 480 km (dari Tokyo ke Osaka).
.
= – = – =
Untuk memahami artikel di atas dalam bentuk presentasi video dapat anda klik icon menuju link Youtube berikut ini.
C. Klasifikasi Kota Berdasarkan Perkembangan Bentuk dan Persebaran Bangunannya
- Stadia Infantile, yaitu tidak ada pemisah antara toko dan rumah.
- Stadia Juvenile, yaitu ada pemisah antara toko dan rumah, bentuk rumah kuno diganti menjadi rumah baru.
- Stadia Mature, yaitu timbulnya area-area baru, seperti kawasan industri, kawasan perdagangan, serta perumahan-perumahan yang sudah diatur penyusunannya.
- Stadia Senile, yaitu kemunduran pada zona masing-masing karena kurangnya
pemeliharaan.
.
D. Klasifikasi Kota Berdasarkan Kualitas Perkembangannya
Dilihat dari kualitas perkembangannya, tahapan kota dapat dibedakan menjadi enam tingkatan, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap Eopolis
yaitu tahap perkembangan desa yang sudah teratur sehingga organisasi masyarakat penghuni daerah tersebut sudah mulai memperlihatkan ciri-ciri perkotaan. Tahapan ini merupakan peralihan dari pola kehidupan desa tradisional ke arah kehidupan kota.
2. Tahap Polis
yaitu tahapan suatu daerah kota yang masih bercirikan sifat-sifat agraris atau berorientasi pada sektor pertanian. Sebagian besar kota-kota di Indonesia masih berada pada tahapan ini.
3. Tahap Metropolis
merupakan kelanjutan dari tahap polis. Tahap ini ditandai oleh sebagian besar orientasi kehidupan ekonomi penduduknya mengarah ke sektor industri. Kota-kota di Indonesia yang berada pada tahap metropolis antara lain Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.
4. Tahap Megalopolis
yaitu suatu wilayah perkotaan yang ukurannya sangat besar, biasanya terdiri atas beberapa kota metropolis yang menjadi satu membentuk jalur perkotaan. Contohnya antara lain jalur Megalopolis Boston-Washington (BOSWASH) di wilayah Amerika Serikat bagian timur, Randstaad di Belanda (mulai dari Doordrecht-Arnhem), dan jalur Ruhr di Jerman sepanjang Sungai Rhein.
5. Tahap Tyranopolis
yaitu tahapan kota yang kehidupannya sudah dikuasai oleh tirani, kemacetan, kekacauan pelayanan, kejahatan, dan kriminalitas.
6. Tahap Nekropolis
yaitu tahapan perkembangan kota yang menuju ke arah kota mati.
pada tahap nekropolis ini suatu kota mengalami kehancuran dan mulai ditinggalkan penduduknya.
= – = – =
Untuk memahami artikel di atas dalam bentuk presentasi video dapat anda klik icon menuju link Youtube berikut ini.
= – = – =
Terimakasih atas kunjungannya.
Mohon kritik dan sarannya
Selamat belajar. Semoga bermanfaat.