Pengaruh Suhu Udara Terhadap Kondisi Iklim Dan Cuaca
Atmosfer
= – = – =
Kondisi udara yang terdapat di atmosfer bersifat dinamis dan akan berubah-ubah dari waktu ke waktu. Pada suatu waktu kita akan merasakan udara di sekitar kita terasa dingin sehingga kita akan mengenakan pakaian tebal untuk mengatasi hawa dingin tersebut. Makan makanan yang panas dan minuman panas seperti jahe kadang juga kita lakukan untuk mengusir rasa dingin yang menyerang tubuh kita dan menyebabkan kedinginan.
Sebaliknya pada saat kondisi udara di sekitar kita terasa panas tentu akan membuat tubuh kita terasa gerah dan berkeringat. Kondisi yang demikian juga akan membuat kita memiliki pakaian yang tentu berbeda dengan pakaian yang kita gunakan pada saat kondisi udara dingin. Kita akan memilih pakaian tipis untuk mengatasi rasa gerah. Mengkonsumsi minuman dingin terkadang juga menjadi pilihan untuk menghilangkan gerah yang kira rasakan.
Panas bumi bersumber dari matahari. Tingkat dan derajat panas matahari diukur dengan menggunakan alat termometer. Suhu udara di bumi semakin naik ke atmosfer semakin turun, dengan teori setiap kita naik 100 m suhu akan turun 1°C (udara dalam keadaan kering). Secara horizontal, suhu di berbagai tempat di permukaan bumi tidak sama. Dengan menggunakan peta isoterm perbandingan suhu satu tempat dengan tempat yang lain akan mudah dilihat. Garis isoterm adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan suhu rata-rata yang sama.
Perubahan suhu sepanjang hari dapat diketahui dengan melihat catatan suhu pada termograf dan termometer. Suhu tertinggi biasa terjadi pada pukul satu atau dua siang, sedangkan suhu terendah biasa terjadi pukul empat atau lima pagi. Dari rata-rata derajat panas sepanjang harinya didapatkan suhu harian. Dalam satu bulan terdapat catatan suhu harian yang tidak sama setiap harinya. Dari catatan suhu harian selama satu bulan kemudian diambil rata-rata dan dihasilkan suhu bulanan. Suhu bulanan juga tidak sama setiap bulannya.
Tempat-tempat di permukiman Bumi memiliki suhu udara yang berbeda-beda dan bersifat menyebar. Suhu permukaan Bumi menyebar secara horizontal dan vertikal. Persebaran secara horizontal menunjukkan suhu udara tertinggi terdapat di daerah tropis (ekuator) dan semakin ke arah kutub suhu udara semakin dingin. Sedang persebaran secara vertikal menunjukkan, semakin tinggi tempat, maka suhu udara semakin dingin.
Perbedaan suhu udara di banyak tempat dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :
1. Letak lintang.
Letak lintang berpengaruh terhadap perbedaan suhu di setiap wilayah. Hal ini berkaitan dengan 2 hal, antara lain :
-
- Lamanya penyinaran matahari ke permukaan bumi. Daerah tropis cenderung mendapatkan sinar matahari yang lama di bandingkan dengan daerah subtropis, daerah sedang hingga daerah dingin. Semakin lama penyinaran maka semakin banyak panas yang diserap oleh atmosfer sehingga menyebabkan suhu menjadi naik
- Sudut datang sinar matahari. Daerah tropis mendapatkan sinar matahari dalam sudut besar dan cenderung dalam posisi tegak lurus. Hal ini membuat permukaan bumi dapat menerima dan menyerap panas secara maksimal
2. Ketinggian tempat.
Semakin naik ketinggian suatu wilayah maka suhu akan turun. Setiap ketinggian naik 100 meter maka suhu akan turun sebesar 0,6o C. Bagi pecinta alam yang terbiasa mendaki gunung sudah pasti akan merasakan hawa dingin akan semakin menusuk manakala mereka semakin mendaki menuju ke atas.
3. Jenis permukaan.
Jenis permukaan dapat berupa perairan atau daratan. Wilayah perairan cenderung lambat mengalami perubahan suhu karena sifat perairan yang didominasi benda cair lambat menerima panas dan lambat pula dalam melepas panas. Wilayah daratan cenderung cepat mengalami perubahan suhu karena sifat daratan yang didominasi oleh benda padat cenderung cepat menyerap panas dan cenderung cepat pula dalam melepas panas.
4. Kelembaban udara.
Udara yang mengandung banyak uap air akan membuat suhu menjadi dingin karena panas sinar matahari akan diserap oleh uap air yang ada. Sedangkan udara yang kering akan membuat suhu makin panas karena panas matahari hanya sedikit yang diserap oleh atmosfer dan lebih banyak diterima oleh permukaan bumi.
5. Tutupan awan di angkasa.
Semakin banyak awan yang menutupi langit membuat sinar matahari tidak mampu mencapai permukaan bumi karena terhalang dan diserap oleh awan. Kondisi ini membuat suhu udara di dekat permukaan bumi menjadi lebih dingin. Begitu pula saat awan hanya sedikit menutupi langit atau bahkan tidak ada, maka kondisi suhu udara di dekat permukaan bumi menjadi lebih panas karena sinar matahari diterima dan diserap oleh permikaan bumi dalam jumlah yang lebih banyak.
6. Arus samudra.
Arus laut yang terdapat di samudera ada dua jenis yaitu, arus laut yang bersifat panas dan arus laut yang bersifat dingin. Arus laut panas berasal dari perairan laut di sekitar katulistiwa, sedangkan arus laut dingin berasal dari perairan laut di sekitar daerah kutub. Air laut panas yang mengalir menuju perairan laut yang dingin akan menghangatkan perairan tersebut dan menjaga agar tidak membeku. Air laut dingin mengalir menuju perairan yang panas akan mendinginkan perairan tersebut. Wilayah perairan laut panas yang tidak dilewati oleh arus laut akan menerima panas secara terus menerus pada siang hari sehingga suhu air akan tinggi, hal ini berdampak pada suhu udara di atas perairan laut tersebut.
7. Jarak dari laut.
Ketinggian suatu wilayah diukur dari permukaan laut. Daerah tepi pantai merupakan daerah di atas permukaan laut yang paling rendah. Sebagai wilayah paling rendah dari permukaan laut maka daerah tepi pantai memiliki suhu udara yang lebih tinggi dari pada suhu udara di daerah pegunungan. Berdasarkan model perubahan suhu Lapse Rate dinyatakan bahwa setiap naik pada ketinggian tertentu suhu udara akan mengalami penurunan dalam nilai tertentu pula. Di daerah tropis semakin naik 100 meter suhu akan turun 0,6o Celcius. Maka semakin suatu wilayah dekat dengan laut suhu udara cenderung lebih tinggi dibanding dengan wilayah yang semakin jauh dari laut.
Sumber Tulisan :
- Daldjoeni, N. 2014. Pokok-pokok Klimatologi. Yogyakarta : Ombak
- Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius
- Heriawan, Nandang. 2006. Cuaca dan Iklim. Tasikmalaya : Prodi FKIP Universitas Siliwangi
- Siswanto, Eko. 2015. Ekologi Sosial. Yogyakarta : Ombak
- Soedomo, Mustikahadi. 2001. Pencemaran Udara. Bandung : ITB Press
- Wardhana, Wisnu Aryo. 2010. Dampak Pemanasan Global. Yogyakarta : Andi Offset.
= – = – =
Terimakasih atas kunjungannya.
Mohon kritik dan sarannya
Selamat belajar. Semoga bermanfaat.