Budaya Nasional


Budaya Daerah Pembentuk Budaya Nasional

Persebaran Kebudayaan Indonesia

= – = – =

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan keragaman budaya. Keragaman budaya yang membentang dari daerah paling timur hingga barat dan daerah paling utara hingga paling selatan telah membentuk identitas negara Indonesia. Dengan kata lain, kebudayaan nasional Indonesia terbentuk dari gabungan budaya-budaya daerah di seluruh Indonesia. Budaya daerah mengalami asimilasi dan akulturasi dengan daerah lain kemudian mulai tumbuh dan terus berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan masyarakat Indonesia.

Indonesia sebagai negara dengan keragaman aneka macam budaya, maka daerah satu dengan yang lain memang berbeda. Perbedaan ini banyak ditemukan di berbagai unsur-unsur budaya yang ada, tetapi dengan menyatukan perbedaan tersebut maka akan dapat terbentuk budaya nasional yang kuat yang bisa berlaku di semua daerah di Indonesa. Walaupun tidak semuanya dan juga tidak mengesampingkan budaya daerah yang ada.

Semboyan “Bhineka Tunggal Ika” adalah salah satu bentuk perwujudan dari perpaduan budaya-budaya daerah yang membentuk budaya nasional Indonesia. Pemuda-pemuda dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dengan latar belakang budaya yang berbeda dalam pertemuan pemuda bertajuk Sumpah Pemuda bersatu padu membulatkan tekat menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir tentang kesatuan tanah air, bangsa dan bahasa yaitu Indonesia.

Kebudayaan daerah dan nasional dibentuk oleh tujuh unsur budaya yang sama yaitu meliputi sistem bahasa, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem organisasi sosial/masyarakat, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian, sistem religi (kepercayaan keagamaan) dan sistem kesenian. Sistem-sistem ini membentuk kebudayaan daerah atau kebudayaan nasional yang memiliki ciri khas yang membedakan dengan kebudayaan nasional dari negara lain.

Beberapa bentuk unsur budaya daerah yang membentuk budaya nasional Indonesia misalnya :

Sistem Bahasa

Sistem bahasa yang menjadi unsur budaya nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Hal ini berawal dari peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.  Pada perisitiwa bersejarah tersebut menghasilkan tiga putusan tentang penyamaan pola pikir dalam menjunjung dan memperjuangkan Indonesia, salah satunya adalah penyamaan tentang penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Pencetusan dalam sumpah pemuda ini menjadi cikal bakal Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia terbentuk dari sumbangsih beberapa bahasa daerah yang ada di Indonesia. Bentuk sumbangsihnya adalah adanya kosakata-kosakata Bahasa Indonesia yang merupakan serapan atau berasal dari bahasa daerah.

Beberapa contoh kosakata bahasa daerah yang menjadi kosakata umum yang juga digunakan secara nasional dapat dilihat pada gambar di atas. Tidak semua bahasa daerah menyumbang kosakata untuk perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Hal ini dapat dimaklumi karena begitu banyaknya bahasa daerah yang ada. Berdasarkan data dari kemendikbud diketahui bahasa daerah di wilayah Indonesia ada 718 bahasa. Data tersebut masih merupakan bahasa daerah secara umum, belum dibedakan lagi berdasarkan dialek daerah tertentu. Faktor mayoritas bahasa berdasarkan suku dengan jumlah penduduk terbesar juga mempengaruhi banyaknya kata serapan yang digunakan.

.

Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Dalam usahanya untuk melanjutkan kelangsungan dan mempertahankan hidup, manusia membuat berbagai macam alat bantu. Alat bantu ini sering juga disebut dengan peralatan hidup yaitu peralatan-peralatan yang dibuat untuk mendukung aktivitas kehidupan sehari-hari. Peralatan hidup dibuat dengan menggunakan teknologi tertentu baik sederhana hingga canggih. Sistem peralatan hidup hasil budaya masyarakat pada masa dahulu tentu masih memiliki teknologi yang sederhana. Seiring dengan dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, teknologi juga berkembang menjadi lebih maju. Pada budaya daerah secara tradisional memiliki delapan macam sistem peralatan hidup yaitu alat-alat produktif (alat pertukangan, pertanian dll), senjata, wadah, alat menyalakan api, makanan minuman dan obat-obatan, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung atau rumah, alat-alat transportasi.

Sistem peralatan hidup dan teknologi pada budaya nasional Indonesia mengadopsi berbagai sistem peralatan hidup yang berasal dari budaya daerah. Beberapa contoh sistem peralatan hidup budaya daerah yang menjadi identitas Indonesia berkaitan dengan budaya nasional misalnya :
Alat-alat produktif untuk kegiatan pertanian di daerah-daerah Indonesia memiliki banyak kesamaan seperti cangkul, pacul dan arit. Garu/luku atau alat untuk membajak tanah juga menjadi ciri khas kegiatan pengolahan tanah di banyak lahan pertanian di Indonesia.
Senjata tradisional di wilayah Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam. Salah satu senjata yang banyak dimiliki oleh berbagai daerah/provinsi dan menjadi identitas Indonesia adalah Keris. Selain itu juga terdapat beberapa jenis tombak, pedang dan pisau kecil.
Wadah atau alat yang digunakan sebagai tempat penyimpanan berbagai bahan makanan, air, benih di daerah-daerah di Indonesia banyak dan berbagai jenis. Wadah tersebut dapat terbuat dari bahan kayu, kaca, logam dan tanah. Salah satu wadah dari bahan tanah yang banyak terdapat di daerah-daerah dan banyak digunakan hingga sekarang adalah teko cor dan gelas/cangkir gerabah.
Alat menyalakan api tradisional yang banyak dilakukan oleh suku-suku pedalaman atau keperluan survival di wilayah Indonesia adalah sabut kelapa dan kayu.

Makanan, minuman dan obat-obatan daerah yang menjadi ciri khas Indonesia ada banyak. Sedikitnya ada empat makanan khas Indonesia yaitu Sate, Nasi Goreng, Soto dan Nasi Kuning/Nasi Tumpeng. Minuman khas Indonesia misalnya Cendol dan Sekoteng. Obat-obatan khas Indonesia misalnya adalah berbagai ramuan Jamu tradisional
Pakaian adat yang dimiliki oleh Indonesia juga beragam. Setiap wilayah memiliki pakaian adat yang khas. Dari sekian banyak pakaian adat daerah, pakaian yang bersifat umum dan banyak dipakai sehari-hari serta menjadi identitas budaya nasional Indonesia adalah Batik.
Tempat berlindung/rumah tinggal. Setiap provinsi di Indonesia memiliki rumah adat dengan bentuk yang beragam. Dari sekian banyak rumah adat ada beberapa rumah adat yang menonjol dan menjadi identitas budaya nasional Indonesia misalnya Rumah Gadang, Rumah Panjang dan Joglo.
Alat transportasi. Alat transportasi digunakan sebagai media untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Beberapa alat transportasi tradisional yang menjadi identitas budaya nasional Indonesia misalnya adalah Andong, Becak, Gerobak, dan Bajaj/Bemo.

.

Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan merupakan unsur budaya yang luas batasannya. Dalam kajian antropologi sistem pengetahuan adalah bagaimana manusia menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk bertahan hidup. Bentuk pengetahuan dapat bersifat abstrak maupun konkret. Pengetahuan yang bersifat abstrak misalnya pengetahuan tentang astronomi tradisional, pengetahuan cuaca dan iklim tahunan sebagai pedoman untuk melakukan musim tanam dan panen seperti pranoto mongso. Nelayan yang berlayar ke laut untuk mencari ikan dilakukan pada malam hari dengan memanfaatkan angin darat, kemudian kembali ke laut dengan memanfaatkan angin laut. Model kegiatan pelayaran nelayan dan pranoto mongso ini menjadi ciri khas kegiatan penduduk Indonesia berdasarkan sistem pengetahuan yang berlaku.

Unsur budaya secara konkret akan banyak berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi. Berbagai hasil karya teknologi dan peralatan hidup dibuat berdasarkan pengetahuan yang diperoleh secara empiris oleh penduduk untuk membantu mempermudah kegiatan sehari-hari.

.

Sistem Organisasi Sosial/Masyarakat

Sistem kemasyakatan dan organisasi sosial di Indonesia memiliki perbedaan antara wilayah satu dengan yang lain. Sebagai contoh misalnya pada paham garis keturunan yang berlaku di suatu wilayah. Masyarakat Batak Sumatra Utara menerapkan paham patrilineal yang menganut garis keturunan dari ayah, sedangkan masyarakat Minang menganut garis keturunan dari ibu (matrilineal).

Bentuk kegiatan organisasi sosial di Indonesia banyak yang bersifat paguyuban. Bentuk ini menjadi salah satu identitas budaya nasional Indonesia. Selain itu budaya Indonesia yang berkaitan dengan kegiatan kemasyarakatan yang membudaya di seluruh wilayah Indonesia adalah Gotong Royong. Gotong royong menurut KBBI adalah bekerja bersama-sama dengan saling tolong menolong dan bantu membantu. Kegiatan gotong-royong ini merupakan tradisi yang sudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak jama dulu. Pada proses pelaksanaannya orang-orang yang terlibat dalam kegiatan ini tidak mengharapkan upah, semuanya dilandasi oleh rasa iklhas membantu sesama.

Gotong royong memiliki istilah yang berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia. Bentuk kegiatannyapun berbeda, dapat berupa gotong royong dalam bertani, membangun rumah, mengelola hutan, memasak dalam kegiatan adat dan lain-lain. Beberapa contoh istilah gotong royong beberapa daerah di Indonesia dikutip dari opini.id antara lain sebagai berikut :

    1. Ngacau Gelamai (Bengkulu)
    2. Alak Tau (Suku Dayak Rinduang Banua, Kalimantan Selatan)
    3. Marsialapari (Mandailing, Sumatra Utara)
    4. Nugal (Kalimantan Barat)
    5. Ngayah (Bali)
    6. Gemohing (NTT)
    7. Song-Osong Lombhung (Madura)
    8. Sambatan dan Grebuhan (Gunungkidul, DIY)
    9. Gugur Gunung (Jateng dan DIY)
    10. Mappalette Bola (Bugis Sulawesi Selatan)
    11. Liliuran (Sukabumi Jawa Barat)
    12. Nyambungan-nyambungan (Suku Baduy Banten)
    13. Alang Tulung (Gayo Aceh)
    14. Mapalus (MInahasa Sulawesi Utara)
    15. Kuriakan (Subang, Jawa Barat)
    16. Batobo (Riau)
    17. Ammossi (Bulukumba, Sulawesi Selatan)
    18. Masohi (Maluku)
    19. Helem Foi Kenambai Umbai (Papua)
    20. Sabilulungan (Sunda, Jawa Barat)

.

Sistem Mata Pencaharian

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat merupakan kajian dalam kebudayaan. Banyak mata pencaharian penduduk di suatu wilayah akan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam sekitarnya. Sistem mata pencaharian dalam budaya tradisional terbagi dalam beberapa bentuk antara lain berburu dan meramu, beternak dan bercocok tanam.

Indonesia sebagai negara dengan kondisi geologi dan geomorfologi yang mendukung untuk kegiatan pertanian menjadikannya sebagai negara agraris, yaitu negara dengan mayoritas penduduknya di bidang pertanian serta berbagai kegiatan ekonomi bertumpu pada kegiatan dan hasil-hasil pertanian. Mayoritas mata pencaharian penduduk di bidang pertanian ini menjadikan ciri khas dan identitas budaya nasional Indonesia menurut sistem mata pencaharian.

.

Sistem Religi (Kepercayaan)

Sistem religi dalam unsur budaya meliputi keagamaan, keyakinan, sistem upacara keagaman dan umat yang menganut religi tersebut. Pemerintah Indonesia secara hukum mengakui enam agama di Indonesia yaitu Islam, Budha, Hindu, Katolik, Konghucu, Kristen. Keenam agama tersebut menjadi identitas budaya nasional Indonesia.

Selain enam agam yang diakui, pemerintah Indonesia juga mengakui adanya pengahayat aliran kepercayaan. Aliran kepercayaan adalah paham yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, tetapi tidak termasuk atau tidak berdasarkan ajaran salah satu dari agama resmi yang diakui pemerintah. Namun dalam perkembangannya juga banyak penghayat aliran kepercayaan ini yang menjadi penganut agama tersebut. Beberapa aliran kepercayaan yang banyak penganutnya di Indonesia antara lain Kejawen (Jawa), Sunda Wiwitan (Banten), Parmalin (Batak), Marapu (Sumba), Kaharingan (Kalimantan), Aluk Todolo (Tana Toraja) dan Buhun (Jawa Barat)

.

Sistem Kesenian

Budaya-budaya daerah di Indonesia memiliki kekayaan seni yang tinggi. Bentuk seni yang di hasilkan meliputi seni musik, seni rupa, seni gerak dan seni pertunjukan. Berbagai hasil karya seni ini menjadi identitas budaya Indonesia yang khas. Beberapa contoh hasil kesenian tersebut misalnya adalah :

    1. Hasil seni rupa misalnya ukiran-ukiran/relief di dinding batu Candi Borobudur, seni patung suku Asmat.
    2. Hasil seni musik misalnya lagu-lagu/tembang macapat, alat-alat musik seperti gamelan, angklung, dan sasando.
    3. Hasil seni gerak atau seni tari seperti tari pendet, legong, kecak dari Bali. Tari Serimpi Jogjakarta, Tari Perang Papua, Tari perang Dayak, Tari Saman Aceh dan Tari Piring Sumatra Barat.
    4. Hasil seni pertunjukan/drama seperti wayang (wayang golek, wayak kulit, wayang orang), ludruk, ketoprak dll.

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.