Analisis-analisis Pendekatan Keruangan

Tema-tema Analisis Keruangan Dalam Mengkaji Fenomena Geosfer Menggunakan Pendekatan Keruangan

oleh : Andi Hidayat

= – = – =

Pendekatan keruangan atau spatial approach merupakan pendekatan khas ilmu Geografi dalam mengkaji fenomena geosfer di permukaan bumi. Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui persebaran dalam penggunaan ruang yang telah ada dan bagaimana penyediaan ruang akan dirancang.
Suatu fenomena geosfer yang terjadi di permukaan bumi pada saat dikaji menggunakan pendekatan keruangan maka dapat menggunakan sembilan matra atau tema analisis keruangan yang meliputi pola, struktur, proses, interaksi, keterkaitan, organisasi, trend, perbandingan dan sinergisme keruangan.

Pendekatan keruangan menurut profesor Hadi Sabari Yunus (2008) merupakan pendekatan yang menekankan analisisnya pada eksistensi ruang (space) sebagai wadah untuk mengakomodasi kegiatan manusia dalam menjelaskan fenomena geosfer.

Lanjutkan membaca “Analisis-analisis Pendekatan Keruangan”

Tsunami Jepang 3

Belajar Dari Tsunami Jepang

Suretno

Ada yang mengatakan, bahwa masyarakat Jepang sangat memahami tsunami. Setuju atau tidak dengan pernyataan tersebut masyarakat Jepang memang banyak dibekali pengetahuan tentang tsunami. Lebih dari itu pengalaman dan semangat manusia Jepang memang tidak diragukan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan tsunami. Hingga sejarah mengatakan, bahwa kata tsunami diambil dari bahasa mereka (Jepang).

Dan melihat tayangan di TV serta foto dari beberapa media, masyarakat Jepang masih dengan tenangnya menghadapi gempa 8,9 SR yang diikuti dengan tsunami. Mereka berpegangan benda untuk menyeimbangkan badan agar tidak jatuh. Ada yang memegangi meja dan berdoa. Beraninya … mereka masih di dalam ruangan. Tentu tak seberani seperti itu jika bekal tentang gempa – tsunami tidak dimilikinya.

Tentu tidak semua seperti itu, disana pasti masih ada pula yang panik dan berlarian keluar. Dan sampai pukul 17.00 wite berita itu diturunkan terdapat delapan korban tewas. Disusul sekitar 200 orang yang terjebak di kereta (Berita pulul 22.45 wite. Dan ratusan ditempat-tempat lain. Wah … ini tidak jauh berbeda dengan tsunami Aceh yang merenggut kurang lebih 250 ribu jiwa. Dan melihat jejak yang ditinggalkan, bangunan di Jepang banyak pula yang tidak utuh. Sama pula di Aceh, banyak sekali bangunan yang tersapu tsunami.

Coba perhatikan foto udara dibawah ini!

Lanjutkan membaca “Tsunami Jepang 3”

Tsunami Jepang 2

LAPORAN TSUNAMI JEPANG

Budi Setiyarso

Tsunami Jepang

Tsunami Jepang

Pada tanggal 11 Maret 2011 02:46 waktu setempat (05:46 Universal Time, atau UTC), gempa berkekuatan 8,9 terjadi di lepas pantai timur Jepang, di 38.3 derajat Lintang Utara dan 142,4 derajat Bujur Timur. Pusat gempa berada 130 kilometer (80 mil) timur Sendai, dan 373 kilometer (231 mil) timur laut Tokyo. Pada pengukuran awal akan ditegaskan bahwa ini merupakan gempa kelima terbesar di dunia sejak tahun 1900 dan terburuk dalam sejarah Jepang.

Peta di bawah ini menunjukkan lokasi gempa bumi 11 Maret, serta foreshocks (garis titik-titik) dan gempa susulan (garis solid). Ukuran masing-masing lingkaran merupakan besarnya gempa yang terkait atau shock. Peta tersebut juga mencakup data elevasi tanah dari NASA Shuttle Radar Misi Topografi dan data batimetri laut dari British Oceanographic Data Center.

Lanjutkan membaca “Tsunami Jepang 2”

Tsunami Jepang 1

PREDIKSI ALIRAN GELOMBANG TSUNAMI JEPANG

Budi Setiyarso

Tsunami

Tsunami

Berita 1 : Gempa bumi berkekuatan 8,8 SR terjadi di lepas pantai di Jepang timur laut, Jumat (11/3/2011). Gempa tersebut menguncang bangunan-bangunan di Ibu Kota Tokyo, menyebabkan banyak orang terluka, serta setidaknya satu kebakaran dan memicu peringatan tsunami hingga ketinggian 10 meter (Kompas.com).

Berita 2 : Gempa berkekuatan 8,6 SR mengguncang Jepang. Gempa mengakibatkan tsunami dan diperkirakan menuju Indonesia Timur pada petang nanti (Metro TV)

Panik???

Jangan dulu, kita cek kebenaran berita di atas. Buka Google Earth aktifkan real time earth quake, maka akan tampil gambaran lokasi kejadian gempa beserta magnitudenya sebagai berikut ini :

Lanjutkan membaca “Tsunami Jepang 1”

Software Pembelajaran Geografi

STELLARIUM DI KOMPUTERMU

Nur Samsu *

Satu lagi program yang mantap untuk dimiliki yaitu stellarium. Stellarium adalah program planetarium gratis di komputer.

Program ini dapatmenunjukkan langit secara realistis dalam bentuk 3 dimensi, nyaris sama dengan apa yang kita lihat langsung, baik itu dengan teropong maupun teleskop. Penggunaanya pun sangat mudah, tinggal masukkan koordinat, atau nama oobjek anda akan terbang ketempat tersebut.

Stellarium mempunyai cukup banyak fitur yang dapat kita gunakan untuk menjelajahi alam semesta, antara lain :
 Lanjutkan membaca "Software Pembelajaran Geografi"

Pengenalan Lokasi Negara-negara di Dunia Memanfaatkan Aplikasi Enigeo

Bulan Desember tahun lalu saya menerima majalah komputer edisi Januari hasil berlangganan yang sudah berjalan sekitar 2 tahun. Berhubung pada bulan itu kegiatan lumayan banyak, saya hanya sempat membaca berita utama dan kolomnya Zatni Arbi. Baru beberapa hari yang lalu akhirnya saya membaca edisi tersebut, karena pertengahan bulan Januari kemarin sudah tersusul oleh datangnya edisi bulan Februari jadilah saya membaca edisi itu dulu baru kemudian edisi Januari. Setelah membaca hampir seluruh berita yang ada, kemudian saya beralih ke halaman belakang di bagian katalog DVD yang berisi bonus berbagai macam aplikasi dan data dari majalah. Setelah membaca beberapa katalog free software akhirnya mata saya tertuju ada sebuah software dengan nama Enigeo. Saat sekilas membaca nama software tersebut otak saya langsung mengkaitkan kata geo dengan mata pelajaran yang saya berikan ke siswa, Geography.

Setelah saya baca lebih lanjut ternyata pikiran saya tidak salah. Software bonus yang disertakan dalam DVD majalah ini adalah software yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran geografi. Terutama pembelajaran untuk pengenalan lokas negara-negara di dunia.

Lanjutkan membaca “Pengenalan Lokasi Negara-negara di Dunia Memanfaatkan Aplikasi Enigeo”