Menentukan lokasi dengan menggunakan metode arah dan arah = RESECTION Oleh : Andi Hidayat — Pada saat mendaki gunung kita akan melewati jalur-jalur dengan topografi yang bervariasi, kadang kita akan melewati lembah, cekungan, tepi jurang, igir-igir, puncak dan lain-lain. Setelah mencapai suatu tempat tertentu kadang kita bingung dengan posisi kita, karena posisi kita berdiri di lapangan belum kita ketahui di peta topografi yang kita bawa. … Lanjutkan membaca Membaca Peta – Menentukan Lokasi Menggunakan Metode Resection
Menggunakan selisih derajat garis lintang dan bujur untuk menghitung jarak dan mencari skala peta.
Oleh : Andi Hidayat
——
Jarak lurus yang kita baca pada peta dapat kita amati secara langsung pada jarak antar 2 kota obyek, misalnya antara 2 kota. Selain itu kita menghitung jarak lurus pada peta dengan memanfaatkan garis lintang dan bujur. Selisihderajat dua garis lintang atau dua garis bujur dapat memberikan informasi jarak yang ingin kita ketahui.
Bumimemiliki diameter 12.756 km, dan keliling +- 40.000 km. Lingkar bumi sebesar 3600 garis bujur berarti setiap 10 adalah +- 111 km. Artinya setiap 10 garis bujur/lintang pada peta mewakili jarak sebesar 111 km sebenarnya di permukaan bumi
Penggunaan skala peta untuk menentukan jarak antar obyek.
Oleh : Andi Hidayat
Peta merupakan gambaran bumi atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu. Bumi yang sangat luas atau wilayah RT/RW di suatu desa bisa diperkecil wilayahnya dan dipindahkan dalam bidang datar seperti media kertas atau papan. Pemindahan ke dalam bidang datar ini menggunakan skala. Skala pada peta adalah perbandingan jarak antara di peta dengan dengan jarak sebenarnya di lapangan. Secara sederhana dari prinsip skala adalah dengan membandingkan 2 obyek yang sama baik pada peta maupun pada kondisi sebenarnya.
Jika sebuah peta memiliki skala 1 : 50.000 itu artinya setiap 1 cm di peta adalah 50.000 cm di lapangan, atau setiap 1 cm di peta sama dengan 0,5 km sebenarnya. Skala merupakan komponen peta yang wajib disertakan dalam setiap membuat peta karena dengan membaca skala pada peta maka pengguna dapat memperkirakan jarak antar wilayah. Seorang wisatawan dapat memperkirakan jarak antara obyek wisata satu ke obyek wisata yang lain. Begitu pula seorang pecinta alam yang sedang melakukan pendakian di gunung, dia bisa memperkirakan jarak antara satu pos ke pos peristirahatan berikutnya.
Dalam memperkirakan jarak sebenarnya antara 2 obyek pada peta, kita dapat menghitung 2 hal yaitu :
Peta merupakan sarana bantu yang kita gunakan untuk mempelajari lokasi suatu wilayah. Postingan sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa pada peta terdapat beberapa informasi yang bisa kita dapatkan dan kita baca. Salah satu faktor yang dapat kita baca pada peta adalah ARAH.
Membaca arah pada peta merupakan pekerjaan yang mudah, kita hanya tinggal memperhatikan komponen wajib pada suatu peta yaitu orientasi/penunjuk arah. Orientasi/penunjuk arah merupakan komponen peta yang dapat kita amatai dari bentuknya yang bervariasi, tetapi pada dasarnya sama. Lambang orientasi/penunjuk arah pada peta umumnya berupa tanda dengan gambar 4 sudut bintang yang setiap sudutnya menginformasikan arah. Pada umumnya yang tertulis adalah arah Utara.
Peta sebagai alat untuk menyampaikan informasi keruangan merupakan media yang sangat penting bagi para penggunanya, terutama bagi mereka yang bekerja di luar ruang. Bagi seorang pendaki gunung misalnya, peta merupakan media dapat digunakan sebagai media untuk pengenalan medan. Dalam kegiatan menggunakan peta untuk pengenalan medan, maka seorang pendaki gunung akan melakukan dua kegiatan yang berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yaitu kegiatan membaca dan menafsir peta. Pendaki tersebut jika hanya hanya membaca peta tanpa berusaha menafsirkan informasi yang berada di dalamnya maka peta tersebut tidak akan memberikan informasi seperti yang diharapkan.
Membaca dan menafsirkan peta pada hakekatnya mempelajari/menganli medan melalui berbagai simbol-simbol yang ada pada peta. Berdasarkan simbol-simbol yang telah di analisis maka akan diperoleh kesimpulan. Dari kesimpulan tersebut dapat diberikan penafsiran yang berhubungan dengan ubsur-unsur gografis lainnya.
Luas wilayah pada peta dapat kita hitung dengan menggunakan metode balok dan grid (kotak). Kedua metode tersebut pada prinsipnya sama, yaitu memperkirakan luas peta dengan membuat kotak atau balok yang kemudian dihitung luasnya berdasarkan perbandingan skala. Hasil perhitungan kedua metode tersebut tidak mutlak benar, hal ini karena ada wilayah pada peta yang menjadi hilang atau bertambah. Sebagai contoh pada metode kotak jika wilayah pada peta yang terpotong kotak bujur sangkar daerah yang ada kurang dari separuh maka daerah itu dihilangkan (dihitung 0 ), sedangkan jika daerahnya tergambar separuh atau lebih maka akan dihitung 1. Perhitungan dengan cara tersebut dapat menyebabkan luas peta bisa menjadi lebih sempit atau justru lebih luas dari luas sebenarnya.
Untuk meminimalisasi kesalahan perhitungan pada metode grid dan balok yang bersifat manual, maka luas pada peta dapat kita ukur dengan menggunakan alat bantu pengukur luas peta yang biasa disebut PLANIMETER.