Dinamika Antroposfer


Kehidupan Manusia Sebagai Objek Material dan Ruang Lingkup Geografi

oleh : Andi Hidayat

= – = – =

Bumi sebagai kajian utama dalam ilmu geografi memiliki objek material yang dikaji meliputi lithosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer dan antroposfer. Dari objek material tersebut ada dua garis besar yang dapat diambil yaitu objek material yang berkaitan dengan kondisi fisik alam (atmosfer, lithosfer dan hidrosfer) dan objek material yang berkaitan dengan aktifitas makhluk hidup yang ada di planet ini (biosfer/flora-fauna dan antroposfer/manusia). Dalam kaitannya dengan aktifitas makhluk hidup, dadang muncul pertanyaan yang berkaitan dengan biosfer dan antroposfer. Flora-fauna dan manusia sama-sama makhluk hidup, tetapi mengapa dalam objek material ilmu geografi terjadi pemisahan kajian antara flora-fauna (biosfer) dengan manusia (antroposfer)? Mengapa manusia tidak masuk dalam objek biosfer? Bukankan manusia itu makhluk hidup? Ada siswa yang mengajukan pertanyaan seperti itu dan saat pertanyaan itu saya kembalikan kepada siswa-siswa lain di kelas maka kemudian mulailah terjadi diskusi yang menarik. Mereka mengajukan argumen-argumennya, menjawab dengan menggunakan berbagai sudut pandang dari disiplin ilmu yang berbeda-beda. Kemudian pada saat mereka saya minta menganalisis dari sisi pengaruhnya terhadap alam, hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan alam barulah mereka mulai menemukan garis besar mengapa objek material biosfer dan antroposfer tidak dijadikan satu.

Jika kita membahas bagaimana pengaruh aktifitas mahkluk hidup terhadap alam, maka keberlangsungan kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh alam dan tidak mempengaruhi alam secara langsung. Sedangkan keberlangsungan hidup manusia tidak hanya dipengaruhi oleh alam tetapi juga bagaimana manusia itu sendiri bisa mempengaruhi alam sekitarnya.

Sebagai contoh dari pengaruh manusia terhadap alam misalnya sebuah lereng gunung yang pada awalnya tidak begitu produktif bisa diubah oleh manusia menjadi produktif dengan memanfaatkan kemampuan menusia untuk “merubah” wajah alam

Pengaruh yang diberikan oleh manusia kepada perubahan alam tidak hanya hal-hal yang bersifat positif dan mendukung keberlangsungan hidup manusia, tetapi kadang kala juga aktifitas kurang menghargai alam yang berdampak pada kerusakan alam. Sebagai contoh aktifitas penebangan hutan secara liar justru pada akhirnya memberikan dampak pada perubahan alam yang bersifat negatif. Kemampuan alam menjadi menurun dan akhirnya muncullah berbagai macam bencana alam yang pada akhirnya dapat membahayakan kehidupan manusia.

Beberapa aktifitas manusia di atas dapat menjadi contoh mengapa bidang kehidupan manusia disendirikan dalam kajian objek material geografi yaitu Antroposfer.

Antroposfer berasal dari kata anthropos (manusia) dan sphaira (lingkungan). Artinya : antroposfer adalah lingkungan kehidupan bagian dari bumi yang dihuni manusia.

Lingkungan di bumi yang menjadi wilayah keberlangsungan hidup manusia tidak seluas wilayah untuk flora dan fauna yang mencakup wilayah daratan dan perairan. Wilayah dalam arti yang benar-benar dapat ditinggali oleh manusia secara permanen adalah wilayah daratan. Itupun hanya sampai pada ketinggian tertentu karena semakin tinggi suatu tempat makan akan terjadi penurunan suhu udara, terjadi perbedaan tekanan udara yang memperngaruhi kemampuan manusia untuk bisa bertahan hidup dalam waktu yang lama.

Kajian antroposfer sebagai objek material dalam ilmu geografi termasuk dalam ruang lingkup geografi manusia, kajian geografi yang membahas aspek keruangan yang dijadikan sebagai tempat terjadinya aneka aktifitas manusia. Kajian antroposfer yang dibahas dalam ruang lingkup geografi manusia ini meliputi kajian keruangan yang digunakan untuk mempelajari :

  1. Aktifitas ekonomi manusia, meliputi bidang industri, pertanian, perdagangan, transportasi, komunikasi, jasa dan kegiatan ekonomi lainnya.
  2. Perkembangan permukiman di suatu wilayah yang ada di seluruh permukaan bumi
  3. Pertumbuhan/perkembangan penduduk baik secara kuantitas maupun kualitas
  4. Aspek keruangan pemerintah atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional, pemerintah atau kenegaraan di permukaan bumi.
  5. Hubungan sosial dengan struktur keruangan, permasalahan mengenai kesehatan dan perlindungan, kriminalitas dan kemiskinan, dan variasi pergerakan sosial.

.

Sumber Tulisan :

  1. Mantra, Ida Bagus. 2011. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
  2. Ruhimat, Mamat. 2016. Geografi Penduduk. Yogyakarta : Ombak
  3. Siswono, Eko. 2015. Demografi. Yogyakarta : Ombak
  4. Wesnawa, I Gede Astra. 2015. Geografi Permukiman. Yogyakarta : Graha Ilmu
  5. Yunus, HS. 1982. Geografi Permukiman dan Beberapa Masalah Permukiman di Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.