Promortalitas


Faktor Yang Mempertinggi Jumlah Kematian

Oleh : Andi Hidayat

= – = – =

Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah memiliki kecenderungan untuk bertambah. Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang bersifat menambah jumlah penduduk dan faktor yang bersifat mengurangi jumlah penduduk. Faktor  yang bersifat mengurangi adalah tinggi rendahnya angka kematian dan dan angka migrasi keluar.

Kematian merupakan faktor alami yang berpengaruh terhadap berkurangnya jumlah penduduk di suatu wilayah. Jika jumlah kematian di suatu wilayah tinggi maka bisa dipastikan pertumbuhan penduduk alami di wilayah tersebut akan berjalan lambat. Sebaliknya jika jumlah kematian rendah maka bisa dipastikan  pertumbuhan penduduk alami di wilayah itu cenderung meningkat pesat.

Banyak sedikitnya jumlah kematian di suatu wilayah diperngaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor Promortalitas (mempertinggi jumlah kematian) dan faktor Antimortalitas (menghambat jumlah kematian)

Baca juga : Pronatalitas, Antinatalitas, Antimortalitas.

Pada posting ini akan dibahas faktor promortalitas, yaitu faktor-faktor yang mempertinggi jumlah kematian penduduk di suatu wilayah, antara lain :

(1) Tingkat Kesehatan Masyarakat Rendah

Tingginya jumlah kematian di suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh faktor rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Rendahnya tingkat kesehatan disebabkan pula oleh rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat, misalnya :

    • tidak pernah/jarang berolahraga dan tidak menjaga pola istirahat yang cukup
    • asupan makanan yang sembarangan, tidak sehat, kekurangan gizi dan makanan yang berpotensi menyebabkan obesitas
    • kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menurunkan kualitas kesehatan misalnya kebiasaan minum minuman keras, merokok, dan pemakaian obat-obatan terlarang (narkotika).

(2) Prasarana Sarana Kesehatan Yang Tidak Memadai

Ketersediaan prasarana sarana kesehatan akan menunjang tingkat kesehatan penduduk. Jika ketersediaan prasarana sarana kesehatan rendah maka berpotensi menyebabkan tingginya jumlah kematian.

Beberapa faktor kurang memadainya prasarana sarana kesehatan misalnya :

    • sedikitnya jumlah rumah sakit dan pusat-pusat pelayanan kesehatan lainnya
    • profesionalisme tenaga medis rendah
    • tingkat pelayanan kesehatan rendah
    • kualitas dan kwantitas obat-obatan  rendah
    • alat-alat kesehatan yang kurang baik kualitasnya
    • sarana pendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit seperti ketersediaan mobil ambulance, dipan, kursi roda dll

(3) Lingkungan Yang Kotor dan Tidak Terawat

Kondisi lingkungan di sekitar tempat tinggal dan tempat kerja yang buruk, kotor, tidak sehat dan tidak terawat dapat berpengaruh pada kesehatan penduduk.

Lingkungan yang tidak sehat akan banyak ditinggali oleh kuman, bakteri maupun virus yang dapat membahayakan kesehatan penduduk. Jika bibit penyakit yang ditimbulkan oleh kuman dan virus tersebut menyebar tentu dapat menjangkiti penduduk yang tinggal di lingkungan tersebut dan dapat menyebabakan penduduk menderita penyakit yang berpotensi menyebabkan kematian. Misal wabah disentri, muntaber, deman berdarah dll.

(4) Peperangan dan Konflik Sosial

Peperangan yang terjadi di suatu negara dengan negara lain, atau perang antara pemerintah dengan pemberontak tentu menyebabkan korban jiwa berjatuhan baik pada pihak pelaku perang maupun korban jiwa pada rakyat yang tidak berdosa.

Konflik sosial yang terjadi di masyarakat seperti konflik antar etnis, tawuran antar suku, tawuran antar kampung, tawuran antar supporter klub olaharaga hingga tawuran antar pelajar juga berpotensi menyebabkan korban jiwa berjatuhan meskipun tidak sebesar peperangan.

(5) Bunuh Diri dan Pembunuhan

Ada banyak faktor yang menyebabkan orang melakukan bunuh diri. Salah satu faktor yang paling banyak menyebabkan bunuh diri adalah tekanan psikis dan ekonomi seperti terjerat hutang, kemiskinan, tidak tentram hidupnya, putus asa dan putus cinta (patah hati)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah menerbitkan penelitiannya tentang perkiraan tingkat bunuh diri. Penelitian selesai dilakukan tahun 2016 dengan sedikit penyempurnaan terakhir tahun 2018. Dari beberapa tahun sebelumnya, terlihat peningkatan angka bunuh diri di Indonesia.
WHO menuliskan perkiraan ini per 100 ribu orang. Pada tahun 2000 ada 5,9 pria dari 100 ribu pria melakukan bunuh diri. Pada 2010, angkanya turun sedikit menjadi 5,6. Pada 2015, angkanya kembali turun menjadi 5,3. Pada 2016, angka itu kembali turun menjadi 5,2.  (sumber : Detik.com)

Bila dirata-rata dari kedua jenis kelamin, tingkat bunuh diri di Indonesia pada tahun 2000 adalah 4,3. Angka itu turun menjadi 4 pada 2010. Pada 2015 angka itu menjadi 3,7. Terakhir pada 2016, tingkat bunuh diri Indonesia tetap pada angka 3,7. Dengan angka 3,7 itu, Indonesia berada di peringkat 159 dalam hal tingkat bunuh diri di dunia. Negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di dunia adalah Guyana dengan angka 30,2. Disusul di peringkat kedua ada Lesotho dengan tingkat bunuh diri 28,9. Di ranking ke-3, ada Rusia dengan tingkat bunuh diri 25,5.

(6) Kecelakaan Transportasi dan Kecelakaan Industri

Prasarana sarana transportasi sedianya merupakan media perhubungan penduduk untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, namun jika terjadi human error, kerusakan pada prasarana sarana tranportasi itu sendiri dan kondisi alam yang tidak bersahabat maka dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan yang dapat menyebabkan jatuhnya korban jiwa akibat kecelakaan transportasi.

Beberapa kecelakaan transportasi yang menyebabkan banyaknya korban jiwa misalnya (sumber : bacaterus.com)

    • Kecelakaan pesawat KLM Royal Dutch Airlines 4805 dan Pan American World Airways 1736 di Bandar Udara Internasional Los Rodeos di Tenerife Kepulauan Canary Spanyol yang menyebabkan meninggalnya 600 penumpang di kedua pesawat tersebut
    • Tabrakan Kereta Api 255 jurusan Rangkasbitung-Jakarta dengan Kereta Api Ekspress 220 jurusan Merak-Tanah Abang di wilayah Bintaro pada tanggal 19 Oktober 1987 yang menyebabkan 156 orang meninggal dan puluhan orang mengalami luka-luka.
    • Kecelakaan lalulintas di terowongan Mount-Blanc Italia pada pada 24 Maret 1999 menyebabkan korban jiwa sebanyak 40 orang meninggal
    • Tenggelamnya Kapal Titanic pada 14 April 1912 akibat menabrak gunung es di Samudera Atlantik menyebabkan korban jiwa sebanyak 1517 penumpang meninggal.

Selain kecelakaan di bidang transportasi ada juga kecelakaan di bidang industri yang mengakibatkan terjadinya korban jiwa antara lain peristiwa Chernobyl di Ukraina dan ledakan pabrik pestisida Union Carbride di Madya Pradesh India.

Peristiwa ledakan raktor Nuklir di PLTN Chernobyl pada tanggal 26 April 1986 ini merupakan kecelakaan industri terburuk dan terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah manusia. Hampir seluruh penduduk Ukraina diungsikan dan perekonomian Rusia lumpuh beberapa tahun. Sekitar 336.000 penduduk di sekitar wilayah Chernobyl diungsikan dan sebagian besar dari mereka telah terpapar oleh radioaktif yang menyebabkan mereka mengalami gangguan kesehatan hingga saat ini.

(7) Bencana Alam

Aktifitas alam dalam peristiwa pembentukan bumi memberikan banyak manfaat bagi kelangsungan hidup manusia , tetapi di sisi lain juga memberikan bahaya yang mengancam keselamatan dan bahkan merenggut nyawa manusia. Bahaya yang ditimbulkan oleh aktifitas alam itu bias disebut dengan Bencana Alam.

Beberapa peristiwa bencana alam yang banyak merenggut korban manusia misalnya adalah :

    • Gempa bumi Haiyuan, yang terletak di Republik Cina, mengalami bencana gempa bumi pada tahun 1920 yang menghancurkan kota dengan guncangan sekitar 7,8 skala ritcher dengan angka kematian 273.400 orang.
    • Gempa Bumi dan Tsunami di Samudera Hindia pada tahun 2004 yang terjadi di 14 negara yang menyebabkan korban jiwa kurang lebih 280.000 orang meninggal. dari 14 negara tersebut Indonesia, India dan Srilanka adalah negara yang mengalami dampak paling parah dari tsunami.
    • Ledakan Gunung Tambora sebagai letusan gunung api terbesar yang pernah dicatat oleh manusia, berada di level 7 (atau “super-kolosal”) pada Volcanic Explosivity Index (VEI) atau index pengukuran tingkat ledakan sebuah gunung api, ini juga berarti peringkat kedua tertinggi dalam indeks. Gunung berapi yang sampai saat ini masih aktif merupakan salah satu puncak tertinggi di kepulauan Indonesia. Tercatat letusan Gunung Tambora mencapai puncaknya pada April 1815, ketika itu gunung ini meledak begitu kerasnya hingga terdengar di Pulau Sumatera yang berjarak lebih dari 1.900 kilometer jauhnya. Korban tewas dari letusan diperkirakan mencapai 71.000 orang, dan awan abu yang pekat terus menghujani pulau-pulau terjauh di Indonesia.

.

Sumber Tulisan :

  1. Mantra, Ida Bagus. 2011. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
  2. Ruhimat, Mamat. 2016. Geografi Penduduk. Yogyakarta : Ombak
  3. Siswono, Eko. 2015. Demografi. Yogyakarta : Ombak
  4. Wesnawa, I Gede Astra. 2015. Geografi Permukiman. Yogyakarta : Graha Ilmu
  5. Yunus, HS. 1982. Geografi Permukiman dan Beberapa Masalah Permukiman di Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.