Kekuatan Gempa Dalam Skala Mercalli
Oleh : Andi Hidayat
= – = – =
Indonesia merupakan salah satu negara yang sering mengalami gempa bumi. Hampir setiap saat dalam rentang waktu pendek selalu terjadi gempa di banyak tempat di wilayah Indonesia, terutama pada daerah-daerah yang rawan gempa. Disebut daerah rawan gempa karena wilayah tersebut terdapat pada wilayah pertemuan lempeng tektonik.
Namun meskipun sering terjadi gempa tidak semuanya bisa kita rasakan, tidak semua gempa yang terjadi akan menyebabkan kerusakan atau bencana yang membuat korban jiwa dan kerugian. Hal tersebut karena gempa yang terjadi tidak selalu memiliki kekuatan yang sama, pada satu gempa hanya memiliki kekuatan kecil dan pada gempa lain memiliki kekuatan yang besar.
Seberapa besar kekuatan gempa yang terjadi disebut dengan skala gempa. Salah satu skala gempa yang dijadikan acuan oleh ahli-ahli geofisika adalah Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) atau lebih sering disebut skala Mercalli saja.
Skala Mercalli menurut BMKG adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain. Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
Penjelasan dari BMKG mengenai Skala MMI sebagai berikut.
a. Skala I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
b. Skala II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
c. Skala III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
d. Skala IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
e. Skala V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
f. Skala VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
g. Skala VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
h. Skala VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
i. Skala IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
j. Skala X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
k. Skala XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
l. Skala XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
Skala MMI dalam bentuk poster keluaran BMKG dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Selain poster di atas, BMKG juga merilis skala intensitas gempa versi BMKG dengan mendasarkan pada skala Mercalli.
Skala intensitas menurut BMKG di atas menggunakan petunjuk warna untuk membedakan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa.
Sumber Tulisan
- Putuhuru, Ferad. 2015. Geologi Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
- Mulyaningsih, Sri. 2010. Pengantar Geologi Lingkungan. Yogyakarta : Panduan
- Noor, Djauhari. 2010. Geomorfologi. Bogor : Universitas Pakuan
- Soetoto. 2013. Geologi Dasar. Yogyakarta : Penerbit Ombak
- Sunaedi, Nedi. 2002. Geomorfologi Umum. Tasikmalaya : Prodi FKIP Universitas Siliwangi
- Website BMKG
= – = – =
Terimakasih atas kunjungannya.
Mohon kritik dan sarannya
Selamat belajar. Semoga bermanfaat.