Tenaga Eksogen – Pelapukan


Bentuk-bentuk Pelapukan (Weathering) Yang Mengubah Bentuk Muka Bumi

Oleh : Andi Hidayat

= – = – =

Permukaan bumi yang bervariasi dipengaruhi oleh dua tenaga pembentuk muka bumi yaitu tenaga Endogen dan tenaga Eksogen. Kedua tenaga ini memiliki peran yang berbeda dalam membentuk pemukaan bumi.

Sebuah gunung yang selalu aktif mengeluarkan material padat dan kemudian membeku saat bersinggungan dengan kondisi iklim tentu dapat berpotensi membuat gunung tersebut bertambah tinggi, tetapi pada kenyataannya gunung tersebut tidak mengalami pertambahan ketinggian.

Tenaga Eksogen adalah tenaga pembentuk permukaan bumi yang berasal dari luar bumi. Tenaga ini bersifat merusak/merombak (destruktif) bentuk-bentuk muka bumi yang dihasilkan oleh tenaga endogen. Proses-proses alam yang berhubungan dengan tenaga Eksogen adalah pelapukan (weathering), erosi (erosion), pengendapan (sedimentation), gerakan massa batuan (mass wathing) dan proses ekstrterestrial (extraterrestrial process).

Pada posting kali ini akan dibahas mengenai pelapukan (weathering) :

Pelapukan adalah proses hancurnya batuan pada lapisan tanah dalam jangka waktu lama. Pelapukan merupakan proses alami hancurnya batuan tertentu menjadi berbagai jenis tanah.
Proses pelapukan tergantung kepada beberapa sebab, misalnya susunan dan bahan pembentuk batuan, temperatur dan cuaca di sekitar batuan, serta kelebatan tumbuhan yang ada di sekitar batuan.

Berdasarkan pemyebabnya, pelapukan dikategorikan dalam tiga (3) macam, yaitu :

a. Pelapukan Kimia (Chemical Weathering)

Pelapukan kimia merupakan peristiwa hancurnya massa batuan yang terjadi karena adanya reaksi kimia antara senyawa kimia dalam batuan dengansenyawa kimia benda lainnya, misalnya air.  Reaksi kimia ini menyebabkan batuan melapuk mengalami perubahan struktur kimia.

Pada gambar di atas sebuah batuan memiliki partikel yang merupakan batuan keras (hard rock) dan ada partikel yang merupakan batuan lembut (regolith) yang memiliki senyawa kimia. Batuan yang lembut tersebut memiliki kemampuan menyerap air yang lebih besar dibanding batuan keras. Pada saat terjadi hujan, air hujan yang mengandung asam karbonat meresap ke dalam batuan lembut dan kemudian terjadi reaksi kimia dan menghancurkan struktur batuannya.

Batuan lembut hancur dan melapuk kemudia luruh ke bawah bersama air hujan berikutnya dan meninggalkan bentuk rongga-rongga seperti pada gambar di atas.
Pelapukan kimia banyak terjadi di daerah basah dengan kelembaban tinggi (humid) terutama di daerah tropis seperti Indonesia.

b. Pelapukan Fisika/Mekanik (Physical/Mechanical Weatrhering)

Pelapukan Fisika/Mekanik adalah proses melapuknya atau hancurnya massa batuan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil karena adanya pengaruh suhu dan tekanan. Contoh dari pelapukan mekanik in misalnya adalah proses abrasi pada pantai dan pecahnya batuan karena kristalisasi es.

Contoh pada gambar di atas misalnya sebuah batu yang cekung terisi oleh air dan air tersebut masuk ke dalam celah-celah kecil di rongga batu tersebut. Karena perubahan suhu misalnya penurunan suhu lingkungan sekitar, air yang terdapat di celah-celah menjadi membeku. Air yang membeku membuat bobotnya lebih berat dan mengembang lebih besar sehingga menekan celah-celah batuan menjadi lebih lebar. Perubahan suhu dengan amplitudo besar menyebabkan air mencair – membeku – mengembang terus menerus menyebabkan keretakan semakin lebar dan pada proses akhirnya membuat batu tersebut menjadi hancur/pecah.

Pelapukan fisika/mekanik banyak terjadi di daerah gurun yang memiliki amplitudo suhu harian yang besar. Perbandingan suhu pada siang hari yang panas bisa mencapai 40 – 50 derajat Celsius sedangkan pada malam hari suhu turun drastis bahkan bisa mencapai 0 derajat membuat batu menjadi cepat lapuk dan pecah.

c. Pelapukan Biologi (Biologycal Weathering)

Pelapukan biologis adalah proses hancurnya massa batuan karena pengaruh aktifitas organisme (makhluk hidup). Contoh aktifitas organisme dalam pelapukan biologis ini misalnya hewan-hewan kecil yang membuat lubang pada batuan untuk sarang dan akar-akar tumbuhan yang hidup di atas batuan.

Tumbuhan akan berkembang semakin besar dan kokoh jika mendapatkan nutrisi yang cukup serta memiliki akar yang kokoh. Kokohnya akar tumbuhan ini dapat berdampak pada batuan yang ada di sekitarnya. Sebagai contoh pada gambar di atas, akar tumbuhan tersebut menyusup ke bawah lapisan batuan dengan cara mengeluarkan senyawa kimia dan menekan celah batuan yang akhirny membuat batuan menjadi lapuk dan pecah.

Jika mengamati bagaimana cara kerja akar tumbuhan tersebut membuat lapuk batuan dapat dikatakan bahwa pelapukan biologi adalah gabungan dari pelapukan kimia dan pelapukan  fisika/mekanik. Pelapukan biologi pada akhinya akan menghasilkan perubahan dari hancurnya partikel batuan menjadi tanah.

Sumber Tulisan

  1. Sukri Banuwa, Irwan. 2013. Erosi. Jakarta : Kencana Prenadamedia
  2. Putuhuru, Ferad. 2015. Geologi Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan. Yogyakarta : Penerbit Ombak.
  3. Mulyaningsih, Sri. 2010. Pengantar Geologi Lingkungan. Yogyakarta : Panduan
  4. Noor, Djauhari. 2010. Geomorfologi. Bogor : Universitas Pakuan
  5. Soetoto. 2013. Geologi Dasar. Yogyakarta : Penerbit Ombak
  6. Sunaedi, Nedi. 2002. Geomorfologi Umum. Tasikmalaya : Prodi FKIP Universitas Siliwangi

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.