Pendekatan Keruangan 01


Pendekatan Topik Dalam Mempelajari Fenomena Geografi Secara Keruangan

Pengetahuan Dasar Geografi

= – = – =

Untuk mempelajari suatu fenomena/gejala/peristiwa geosfer baik peristiwa alam maupun non alam, Geografi memiliki 3 macam pendekatan yang berciri khas Geografi yaitu pendekatan Keruangan (Spatial Approach), pendekatan Lingkungan (Ecologycal Approach), dan pendekatan Kewilayahan/Kompleks Wilayah (Regional Complex).
Ketiga pendekatan tersebut dapat digunakan secara terpadu dalam mengkaji permasalahan Geografi atau dalam kondisi tertentu cukup menggunakan salah satu saja.
Salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam mengkaji fenomena alam/non alam secara Geografis adalah pendekatan Keruangan. Pendekatan Keruangan adalah pendekatan yang digunakan untuk mengetahui persebaran dalam penggunaan ruang yang telah ada dan bagaimana penyediaan ruang akan dirancang

Pendekatan Keruangan sendiri masih memiliki 3 jenis pendekatan yaitu pendekatan Topik, pendekatan Aktifitas dan pendekatan Regional.
Pendekatan Topikal mengkaji masalah/fenomena geografi tertentu yang menjadi pusat perhatian. Pendekatan Aktifitas mengkaji fenomena geografi yang terjadi dari berbagai aktifitas alam/non alam yang terjadi. Pendekatan Regional mengkaji suatu fenomena Geografi dengan menekankan pada region sebagai ruang tempat gejala itu terjadi.

Baca Juga : Pendekatan GeografiPendekatan Keruangan-TopikalPendekatan Keruangan-Aktifitas ManusiaPendekatan Keruangan-RegionalPendekatan Lingkungan, Pendekatan Kewilayahan.

Pada posting kali ini akan dicontohkan tentang penggunakan pendekatan Topikal sebagai sub pendekatan Keruangan dalam mengkaji fenomena Geografi. Beberapa hal yang akan dikaji dalam pendekatan topikal ini misalnya adalah :

  • sebab fenomena geografi tersebut terjadi
  • apa media penyebaran fenomena geografi yang terjadi
  • bagaimana proses penyebaran fenomena geografi yang terjadi
  • bagaimana intensitas penyebaran fenomena geografi yang terjadi
  • interelasinya dengan fenomena di sekitarnya
  • bagaimana tindakan yang diambil oleh pihak-pihak yang berwenang menangani permasalahan tersebut

Berdasarkan pengertiannya pendekatan topikal digunakan untuk mengkaji masalah/fenomena geografi dari topik tertentu yang menjadi pusat perhatian.

Contoh topik yang menjadi pusat perhatian misalnya adalah Kasus Wabah Penyakit Antraks yang terjadi di Gunungkidul pada akhir tahun 2019 – awal tahun 2020.

  • Sebab Wabah Penyakit Antraks. Kasus Wabah penyakit antraks adalah wabah penyakit yang terjadi di kecamatan Ponjong dan kecamatan Semanu kabupaten Gunungkidul. Wabah penyakit ini disebabkan oleh mikroba/bakteri antraks (Bacillus Anthracis) yang terdapat di dalam tanah. Pada pertengahan Desember 2019 ada sembilan hewan ternak milik penduduk di Desa Gombang Kecamatan Ponjong yang mati mendadak, terdiri dari 6 kambing dan 3 sapi.

  • Media Penyebabaran Wabah Penyakit Antraks. Wabah penyakit antraks ini berasal dari bakteri antraks yang terdapat pada hewan herbifora berkaki empat yang banyak dipelihara penduduk seperti sapi dan kambing. Sapi dan kambing tersebut menjadi media penyebaran penyakit antraks setelah diperjualbelikan di pasar hewan di kecamatan Ponjong dan Semanu. Dari beberapa laporan disebutkan beberapa hewan ternak yang mati mendadak tersebut juga dijual.

  • Proses Penyebaran Wabah Penyakit Antraks. Penyakit ini menyebar di dua kecamatan yaitu Ponjong dan Semanu yang secara geografis wilayahnya berdekatan. Proses penyebaran berikutnya terjadi karena daging hewan ternak yang terinfeksi bakteri antraks tersebut dikonsumsi oleh penduduk. Selain itu sapi dan kambing yang di dalam tubuhnya terdapat bakteri antraks, karena ketidaktahuan tetap dipelihara oleh penduduk.

  • Intensitas Penyebaran Wabah Penyakit Antraks. Intensitas penyebaran penyakit yang disebabkan oleh bakteri antraks ini cukup cepat, karena selain menyebar lewat daging yang dikonsumsi ternyata cara penyebaran juga dari berbagai media, antara lain :
    • terpapar hewan yang terinfeksi
    • terpapar dari produk yang terinfeksi bakteri seperti wol atau kulit.
    • menghirup spora, biasanya terjadi selama pemrosesan produk hewan yang terkontaminasi (antraks pernafasan)

  • Interelasi Dengan Fenomena Di Sekitarnya. Gejala yang ditimbulkan oleh bakteri antraks antara lain :
    • Atraks kulit, Antraks kulit adalah antraks yang terjadi melalui kontak dengan kulit. Jika kulit mengalami kontak dengan antraks, seseorang akan mengalami benjolan atau luka kulit yang kecil dan gatal. Biasanya, gejala ini terlihat seperti gigitan serangga. Luka tersebut dengan cepat akan berubah menjadi lepuh. Luka menjadi borok kulit dengan warna hitam di tengahnya dan tidak menyebabkan sakit. Gejala ini biasanya berkembang dalam satu hingga lima hari setelah paparan.
    • Antraks pernafasan, Orang yang menghirup antraks biasanya mengalami gejala dalam satu minggu. Akan tetapi, gejala dapat berkembang dengan cepat selama dua hari setelah paparan dan hingga 45 hari setelah paparan. Gejala antraks pernapasan dapat termasuk gejala pilek, radang tenggorokan, demam, nyeri otot, batuk, napas pendek, kelelahan, gemetar, menggigil, dan muntah.
    • Antraks pencernaan, Gejala antraks pencernaan biasanya berkembang dalam waktu seminggu setelah paparan. Adapun gejala antraks pencernaan di antaranya adalah demam, kehilangan nafsu makan, mual, sakit perut parah, pembengkakan pada leher, hingga diare berdarah.

Wabah penyakit antraks yang menyebabkan kematian ternak dan bahkan penduduk ini berhubungan dengan timbulnya gejala-baru di daerah Ponjong dan Semanu yaitu menurunnya produksi daging dan berimbas pada turunnya kegiatan ekonomi masyarakat yang menjual produk-produk dari daging sapi atau kambing. Misalnya menurunnya pendapatan para pedagang Bakso, Sate, Gulai dan makanan lain yang menggunakan daging sapi dan kambing

  • Penanganan Wabah Penyakit Antraks. Berdasarkan hasil penelitian dari Balai Besar Penelitian Veteriner (BBVET), ternak dan tanah di wilayah Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Gunungkidul positif antraks.  Dari seluruh temuan warga yang terpapar antraks di wilayah tersebut, dugaan gejala klinis terjadi pada 87 orang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, 27 warga dinyatakan positif antraks. Sebagai bentuk penanganan agar bakteri ini tidak menyebar maka pemerintah :
    • memberikan antibiotik kepada warga yang terindikasi terjangkit oleh bakteri antraks tersebut selama 60 hari
    • segera mengubur hewan-hewan ternak yang mati mendadak sesuai dengan prosedur keamanan dan kesehatan

Wabah penyakit merupakan salah satu fenomena geografi yang akan selalu berkaitan dengan penyebaran secara keruangan sehingga sering menjadi pusat perhatian dalam pemberitaan. Karena menjadi pusat perhatian, maka pendekatan secara Keruangan yang dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan Topik.

======================================

Contoh lain tentang wabah penyakit yang dapat dikaji dengan sub pendekatan keruangan, yaitu pendekatan topik adalah Kasus Pandemi Covid-19 yang menjadi pusat perhatian sejak awal tahun 2020.

  • Penyebab Pandemi Covids-19. Pandemi Covid-19 disebabkan oleh virus Corona (Coronavirus), yaitu sekumpulan virus dari subfamili Orthocoronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Covid-19 dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia (termasuk manusia).

  • Media Penyebaran Covid-19, Virus Korona atau Covid-19 menyebar ke manusia melalui media benda mati. Media benda mati ini dapat berupa benda-benda padat yang terpapar Covid-19, dapat juga berupa benda cair. Selain itu media penyebaran juga dalam bentuk kontak langsung manusia ke manusia. Ilustrasi penyebaran dapat dilihat pada gambar berikut :

  • Proses Penyebaran Covid-19. Proses penyebaran Covid-19 diduga dimulai dari penyebaran Asal mula penyebaran Covids-19 diduga berasal dari pasar hewan di daerah Wuhan China. Banyaknya hewan-hewan ekstreme yang dijual untuk dikonsumsi, serta faktor sanitasi yang rendah menyebabkan pasar tersebut menjadi tempat berkembang biak Covid-19. Salah satu dugaan awal merebaknya Covid-19 dimulai dari riwayat penderita pertama yang mengkonsumsi kelelawar. Dari penderita pertama ini kemudian diketahui Covid-19 mulai menyebar ke seluruh Wuhan.

  • Intensitas Penyebaran Covid-19. Intensitas penyebaran Covid-19 ini bersifat pandemi, dalam waktu yang relatif cepat Covid-19 menyebar dari Wuhan ke wilayah-wilayah lain di China dan kemudian berdampak lebih besar yaitu menyebar ke negara-negara sekitarnya di Asia dan dengan cepat pula menyebar ke benua-benua lain.

  • Interelasi Covid-19 dengan fenomena-fenomena lain di sekitarnya. Penyebaran Covid-19 yang begitu cepat dan menakutkan menyebabkan timbulnya fenomena lain, misalnya runtuhnya kegiatan perekonomian yang ditandai dengan sepinya jalan-jalan, pusat-pusat perbelanjaan. Contoh di Eropa misalnya kompetisi-kompetisi berbagai cabang olahraga diberhentikan sampai kondisi dianggap memungkinkan dan aman.

Cabang sepakbola pada awal merebaknya Covid-19 di Eropa tetap menyelenggarakan pertandingan dengan penonton, karena penyebaran mulai intens kemudian mulai menggelar pertandingan tanpa penonton sampai akhirnya kegiatan/kompetisi dihentikan sama sekali. Contoh di Indonesia berkaitan dengan penyebaran Covid-19 misalnya adalah program Sensus Penduduk 2020 yang sedianya akan dilaksanakan secara Online maupun terjun langsung ke lapangan kemungkinan hanya akan dilaksanakan secara online. Kemungkinan lain adalah diundurnya kegiatan tersebut.

  • Tindakan dunia dan negara-negara.

WHO sebagai badan PBB yang mengurusi permasalahan kesehatan di dunia tentu segera berupaya untuk menangani pandemi Covid-19, salah satunya adalah dengan mengupayakan riset tentang virus tersebut dan mencoba untuk menemukan vaksin agar agar dapat menyembuhkan penderita yang terpapar.

Protection, Prevention of Coronavirus Covid-19

Pemerintah di beberapa negara dengan kasus Covid-19 yang cukup tinggi kemudian mulai mengambil kebijakan-kebijakan dalam menangani penyebaran virus ini, antara lain dengan :

    • Menggalakkan pola hidup sehat kepada seluruh penduduk, dimulai dari membiasakan mencuci tangan sesering mungkin, segera ganti baju setelah dari aktifitas di luar rumah, mengkonsumsi makanan sehat, menjaga kondisi tubuh, berolahraga, menggunakan masker dan anjuran-anjuran kesehatan yang lain.
    • Menerapkan social distancing / physical distancing kepada penduduk. Misalnya dalam bentuk menjaga jarak saat kontak dengan orang lain, tetap memakai masker, pada lembaga-lembaga ekonomi dan pemerintahan menerapkan program Work From Home atau beraktifitas di rumah.
    • Pada wilayah-wilayah yang memiliki tingkat kerawanan yang tinggi mulai menerapkan Lock Down atau menutup akses bagi pendatang yang mau berkunjung ke wilayah tersebut.

= – = – =

Untuk memahami pendekatan topik dalam bentuk presentasi video dapat anda klik icon menuju link Youtube berikut ini.

Sumber Tulisan

  1. Daldjoeni, N. 1982. Pengantar Geografi. Bandung : Alumni
  2. Hermawan, Iwan. 2009. Geografi Sebuah Pengantar. Bandung : Private Publishing
  3. Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni
  4. Sya, Ahman. 2011. Pengantar Geografi. Bandung : LPPM Bina Sarana Informatika
  5. Suharyono dan Moch. Amien. 2013. Pengantar Filsafat Geografi : Yogyakarta : Ombak
  6. Yunus, H.S. 2008. Konsep Dan Pendekatan Geografi : Memaknai Hakekat Keilmuannya. Disampaikan dalam sarasehan Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Geografi Indonesia. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.