Terbentuknya Bumi


Teori Terbentuknya Permukaan Bumi

= – = – =

.

Bumi merupakan planet yang memiliki variasi bentuk permukaan yang kasar. Hal ini dapat dibuktikan dari adanya daerah-daerah yang tinggi hingga rendah. Ada beberapa tempat cenderung datar dan di tempat lain merupakan daerah pegunungan dan perbukitan. Adanya lembah, jurang, puncak gunung, lereng, ledok laut, ambang laut hingga palung laut menunjukkan bahwa bentuk permukaan bumi begitu bervariasi.
Terbentuknya variasi permukaan bumi yang beraneka ini pertama kali disebabkan oleh faktor aktifitas alam yang selalu terjadi dari waktu ke waktu. Adanya proses alam di dalam bumi maupun proses alam di luar permukaan bumi semakin menyebabkan variasi perubahan bentuk permukaan bumi.

Lalu bagaiman proses pembentukan bumi tersebut?
Secara garis besar ada 5 teori yang pernah dikemukan oleh ilmuwan tentang terjadinya bumi atau permukaan bumi, antara lain teori kontraksi, teori dua benua, teori pengapungan benua, teori konveksi dan teori tektonik lempeng.
Bagaimana teori-teori tersebut menjelaskan pembentukan permukaan bumi dapat dibaca pada ulasan berikut ini :

1. Teori Kontraksi (Contraction Theory)

Teori ini dikemukakan kali pertama oleh Descrates (1596–1650). Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses pendinginan sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran. Descartes menggambarkan bumi seperti buah apel yang semakin-lama semakin mengkerut.

Teori Kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Keduanya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah.

.

2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)

Teori Laurasia-Gondwana pertama kali dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi.


Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga pada akhirnya terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.

.

3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)

Teori pengapungan benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912 dalam bukunya The Origin of Continent and Ocean. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar disebut Pangea dan dikelilingi oleh perairan yang disebut samudera Thetys. Menurutnya benua tersebut kemudian terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator.


Alfred Wegener menyakini tentang adanya pergeseran benua melalui beberapa bukti otentik, antara lain :

a. Bukti Biologi

      • Adanya kesamaan fosil yang ditemukan di berbagai benua yang sekarang terpisahkan oleh lautan
      • Mesosaurus yaitu reptil kecil zama Perm ditemukan di Afrika Selatan dan Brazil
      • Tumbuhan yang hidup di zaman karbon ditemukan di India dan Antartika

b. Bukti Geologi

      • Adanya kesamaan jenis, formasi, dan umur batuan di Afrika Selatan dan Brazil
      • Adanya pemekaran lantai samudera Atlantik
      • Adanya kesamaan bentuk garis pantai Afrika Bagian barat dan Amerika bagian timur
      • Greenland bergerak menjauhi Eropa

c. Bukti Klimatologi

      • Bukti zaman es ditemukan di wilayah tropis Brazil dan India bagian Tengah
      • Batubara yang terbentuk di wilayah hangat atau humid ditemukan di lapisan es antartika

.

4. Teori Konveksi (Convection Theory)

Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.

Bukti dari adanya kebenaran Teori Konveksi yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi. Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.

.

5. Teori Tektonik Lempeng (Tectonic Plate Theory)

Teori tektonik lempeng disampaikan oleh Tozo WIlso pada tahun 1968 sebagai penyempurnaan dari teori Continental Drift. Teori ini dikembangkan untuk memberikan penjelasan mengenai bukti-bukti adanya pergerakan tektonik lempeng di bawah permukaan bumi. Menurut teori tektonik lempeng lapisan terluar permukaan bumi terbuat dari lempengan tipis dan keras. Masing-masing lempeng bergerak relatif satu sama lain dan terus bergerak sampai sekarang.

Bukti pergerakan lempeng tersebut dapat diamati dari adanya fenomena geologi seperti gempa, tsunami, terbentuknya samudera , benua dan pegunungan . Berdasarkan teori ini hingga saat ini terdapat beberapa lempeng tektonik yang masih bergerak secara dinamis yaitu :

a. Lempeng Afrika

b. Lempeng Antartika

c. Lempeng Australia (Australia dan India)

d. Lempeng Erusia (Asia dan Eropa)

e. Lempeng Amerika Utara (Amerika Utara dan Siberia Timur)

f. Lempeng Amerika Selatan

g. Lempeng Pasifik

Selain beberapa lempeng mayor seperti tersebut di atas, juga terdapat lempeng minor seperti lempeng Filipina, lempeng Juan De Fuca, lempeng Cocos, lempeng Karibia, lempeng Nazca, lempeng Scotia, lempeng India dan lempeng Arab.

.

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.