Guru Geografi Berbagi 07


Mendesain Kelas Alam Sebagai Ruang Belajar

Risnani, M.Pd.

Guru Geografi SMAN 1 Torjun Sampang

= – = – =

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala geosfer yang terjadi di permukaan bumi. Geosfer merupakan lapisan alam yang terdiri atas lithosfer (lapisan batuan), atmosfer (lapisan udara), hidrosfer (lapisan perairan), biosfer (lapisan kehidupan flora dan fauna) serta antroposfer (lapisan kehidupan manusia).
Atmosfer, hidrosfer dan lithosfer merupakan lapisan bumi yang bersifat fisik dan merupakan benda mati (abiotik) pembentuk lingkungan alam, sedangkan biosfer dan antroposfer adalah lapisan bumi yang merupakan makhluk hidup.
Berbagai gejala atau fenomena yang terjadi pada lapisan atmosfer, hidrosfer dan lithosfer dapat dengan mudah ditemukan dan dipelajari secara langsung, begitu pula dengan fenomena persebaran flora dan fauna. Aktivitas manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan alam maupun lingkungan sosial juga banyak terjadi secara langsung di alam sehingga untuk mempelajarinya akan lebih mudah dipahami jika melakukan observasi secara langsung di lapangan.

Menurut ibu Risnani, guru Geografi yang mengajar di SMAN 1 Trojun Sampang Pulau Madura, mengatakan bahwa alam adalah guru terbaik bagi siswa. Beliau berpendapat bahwa alam menyuguhkan kenyataan pemandangan yang tidak terbatas, kesegaran udara, kenyamanan suasana sehingga alam dapat menjadi kelas yang istimewa bagi siswa dalam belajar geografi. Dari berbagai faktor yang telah disebutkan di atas menjadi salah satu sebab siswa dapat betah berlama-lama belajar di luar kelas.

Lebih lanjut ibu guru hebat nan inspiratif ini mengatakan bahwa kelas alam merupakan salah satu cara memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan konteks kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan pembelajaran di alam diharapkan siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang dapat diterapkan dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Ibu Risnani mencontohkan permasalahan yang terjadi di daerah Sampang adanya peristiwa abrasi pantai, rusaknya tambak ikan, rusaknya tambak garam, dan sedikitnya hasil tangkapan ikan. Untuk mengatasi hal tersebut maka beliau mengajak siswa terjun langsung dalam penanaman mangrove. Sebuah kegiatan pembelajaran yang tidak hanya bertujuan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran dan memahami berbagai macam kerusakan alam, tetapi lebih pada menumbuhkan dan membentuk kesadaran siswa akan usaha-usaha pelestarian lingkungan. Jadi yang diharapkan  dalam pembelajaran dengan kelas alam sebagai ruang belajar adalah adanya perbaikan kualitas hidup siswa dan lingkungannya.

Untuk mendesain kelas alam sebagai ruang belajar, ibu Risnani melakukan beberapa langkah sebagai berikut :

  1. Identifikasi kelas alam; identifikasi yang dilakukan adalah dengan mengamati tempat-tempat yang layak untuk dijadikan kelas alam sebagai tempat pembelajaran. Terutama kelayakan dari aspek kesesuaian materi ajar, kenyamanan, kemenarikan dan kelengkapan sarana untuk digunakan sebagai tempat belajar.
  2. Mendesain dan mengelola kelas alam; kegiatan yang dilakukan adalah dengan menggali informasi terhadap nelayan dan masyarakat setempat terkait hasil tangkapan ikan, kondisi pantai dll. Dari informasi yang diperoleh bisa digunakan sebagai bahan diskusi dalam pembelajaran nanti. Karena ruang belajar ini harus aman dan nyaman, maka pihak sekolah meminta ijin kepada warga sekitar, nelayan dan kepala desa bahwa pantai Osong-osong di Gulbung akan dijadikan tempat pembelajaran geografi. Selain itu juga menggali informasi terkait mangrove dengan kelompok mangrove dan berdiskusi dengan dinas perikanan dalam hal cara pembibitan mangrove.
  3. Memanfaatkan dan mengugunakan kelas alam secara rutin; setelah sekolah memiliki dan mengelola kelas selanjutnya digunakan secara rutin, agar kelas tersebut benar-benar termanfaat secara optimal. Dengan seringnya kegiatan pembelajaran kelas alam, maka kelas alam semakin terawat.
  4. Menggunakan kelas alam sebagai pusat kegiatan belajar; pemanfaatan ini tidak hanya dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran saja, tetapi juga sebagai kegiatan bermain, ekstrakurikuler dll.

Adapun contoh penerapan kelas alam sebagai ruang belajar pada pembelajaran geografi di SMAN 1 Torjun adalah pada materi pelestarian laut, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

  1. Siswa dibagi kelompok dan mereka membahas permasalahan riil yang terjadi di pantai sampang. Seperti rusaknya mangrove, terjadinya abrasi, kotornya area pantai, sedikitnya hasil tangkapan nelayan dan sebagainya (data dari masyarakat setempat)
  2. Siswa mengkomunikasikan hasil diskusinya tentang penyebab dan solusi yang ditawarkan.
  3. Di luar jam pelajaran siswa melakukan persiapan/ preparetion. Langkah ini meliputi persiapan yang berkaitan menggali dan menganalisis permasalahan yang ada di pantai sampan. siswa melakukan pengamatan langsung, melakukan interview/wawancara dengan warga sekitar dan para nelayan. Dari hasil kegiatan inilah siswa menyususun rencana-rencana pelaksanaan program kegiatan/ action
  4. Action; langkah ini merupakan kegiatan melaksanakan program yang sudah disusun sebelumnya. Dalam kegiatan ini program siswa berbeda-beda. Ada yang melakukan penanaman mangrove, membersihakn pantai dan belajar dengan nelayan tentang kearifan local nelayan Madura yaitu ”onjem”
  5. Refleksi; langkah ini merupakan kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilaksanakan. Dan Siswa mengkomunikasikan kendala-kendala dan pengalaman yang diperoleh selama melaksanakan kegiatannya.

Dalam pembelajaran kontektual seperti ini dibutuhkan jenis penilaian yang menggambarkan kemampuan nyata dari siswa, sehingga penilaian dilakukan secara tepat dan akurat. Untuk itu penilaiannya menggunakan teknik penilaian kecakapan siswa. Antara lain dengan pengamatan langsung, rekaman aktivitas siswa, portopolio, rubric, dll. Untuk penilaian prestasi bisa dengan penilan dengan kegiatan laporan, pekerjaan rumah, kuis, karya siswa, cara mengkomunikasikan hasil pekerjaannya, tes tulis dll. Yang terpenting adalah, apakah siswa belajar? Apa yang sedang dipelajari siswa? Bagaimana mereka mempelajari hal tersebut? Bagaimana mereka kerjasama dan banyak lagi pertanyaan yang bisa dimunculkan untuk benar-benar melihat hasil belajar siswa.

Geografi akan lebih mudah dipahami jika langsung terjun ke lapangan atau pembelajaran di alam. Sebuah pemikiran yang sederhana dari bu Risnani, tetapi dengan memasukkan ide-ide hebat untuk mendukung kegiatan tersebut maka pembelajaran yang dilakukannya menjadi sebuah pembelajaran yang bermakna, memberi arti lebih bagi siswa.

Jika ingin lebih lanjut mengetahui bagaimana kegiatan-kegiatan pembelajaran yang luar biasa dari bu Risnani, silahkan klik Channel beliau di link youtube Risnani Geografi.

Teruslah berkarya bu!
Tetap Semangat!
Geografi Bisa!

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.