Unsur Cuaca dan Iklim 05


Arah, Kekuatan dan Kecepatan Gerakan Angin

Atmosfer

= – = – =

Angin adalah gerakan udara dari satu tempat ke tempat lain yang terjadi karena terjadinya perbedaan tekanan udara. Pergerakan angin meliputi pergerakan secara horisontal, vertikal dan tak beraturan. Angin dalam kehidupan sehari-hari memberikan manfaat yang menguntungkan bagi manusia seperti mengeringkan pakaian yang dijemur, melakukan pelayaran menggunakan perahu yang memanfaatkan tenaga angin sebagai pendorong layar perahu hingga dapat dimanfaatkan sebagai kincir yang menghasilkan tenaga listrik.

Namun di sisi yang lain, angin juga menyimpan bahaya yang justru berpotensi menimbulkan bencana yang merugikan kehidupan terutama bagi manusia. Angin yang bertiup kencang dapat memporak-porandakan apapun yang dilewatinya. Pohon-pohon bertumbangan, prasarana sarana umum mengalami kerusakan hingga rumah-rumah tempat tinggal rusak dan roboh.

Terdapat beberapa hal pokok yang berkaitan dengan sifat angin, yaitu arah angin, kekuatan dan kecepatan angin. Penjelasan dari ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :

1. Arah Angin

Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin yang bertiup tidak bergerak lurus, tetapi mengalami pembelokan arah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

    • Gradient barometrik
    • Makin besar gradient barometrik, makin besar pula kekuatannya. Angin yang besar kekuatannya, makin sulit berbelok arah.
    • Rotasi bumi
    • Rotasi bumi dengan bentuk bumi yang bulat, menyebabkan pembelokan arah angin. Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0° (nol) . Makin ke arah kutub, pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai 90°.
    • Kekuatan yang menahan (rintangan)
    • Bentuk permukaan bumi dapat berfungsi kekuatan yang menahan dapat membelokkan arah angin. Sebagai contoh, pada saat melalui gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke kanan, atau ke atas.

2. Kekuatan dan Kecepatan Angin

Kekuatan dan kecepatan angin yang bertiup di permukaan bumi dipengaruhi beberapa faktor antara lain sebagai berikut :

    • Gradien Barometer
    • Gerakan angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara dua tempat. Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka angin yang bertiup pun akan semakin kencang atau kuat. Sebagaimana bunyi dalam hukum Stevenson kekuatan angin yang bertiup berbanding lurus dengan gradien barometernya. Semakin besar gradien barometernya, semakin kuat angin yang bertiup”.Gradien barometer adalah perbedaan tekanan udara antara dua isobar pada tiap jarak lurus 15 meridian atau 111 km.Contoh soal :.
    • Relief Permukaan Bumi
    • Relief yang tidak rata menjadi penghambat bagi aliran atau tiupan angin. Di daerah perbukitan aliran angin terhambat bukit-bukit, sehingga bertiup dengan kecepatan lebih lambat dibanding di daerah dataran.
      .
    • Ketinggian Tempat
    • Angin bertiup di tempat yang rendah karena tekanan udaranya tinggi, sedangkan di tempat yang tinggi tiupan udara menjadi lebih cepat karena tekanan udaranya rendah. Tiupan angin yang kita rasakan pada saat kita berada di atas rumah 2 lantai dengan di atas gedung berlantai 20 tentu akan berbeda.
      .
    • Letak Lintang
    • Letak lintang berkaitan dengan posisi Matahari. Di daerah lintang rendah banyak mendapatkan sinar Matahari, sehingga lebih panas dibandingkan di daerah lintang tinggi. Dan sebaliknya, di daerah lintang tinggi lebih sedikit mendapatkan sinar Matahari sehingga suhu udaranya pun lebih dingin dibanding daerah lintang rendah. Perbedaan panas ini menimbulkan sistem angin utama di Bumi. Selain itu, atmosfer juga ikut berotasi dengan Bumi. Molekul-molekul udara bergerak ke arah timur sesuai arah rotasi Bumi. Gerakan ini disebut gerakan linier. Bentuk Bumi yang bulat menyebabkan kecepatan linier tertinggi di daerah ekuator (letak lintang rendah) dan makin kecil ke arah kutub (letak lintang tinggi).
      .
    • Panjang Siang dan Malam
    • Kecepatan angin pada waktu siang dan malam berbeda. Angin bertiup lebih cepat siang hari dibanding malam hari. Suhu udara akibat pemanasan oleh matahari pada siang hari menyebabkan tekanan udara menjadi rendah sehingga banyak terjadi pergerakan angin kencang yang datang dari daerah bertekanan tinggi. Sedangkan suhu udara pada malam hari akan menurun dan dingin sehingga tekanan udara menjadi tinggi. Panjang siang dan malam pada beberapa daerah tidak sama sehingga menyebabkan tekanan udara maksimum dan minimum berubah-ubah. Akibatnya, arah aliran udara tidak tetap atau tidak menentu.
      .

Skala Kecepatan Angin

Berapa besar kecepatan angin bertiup dapat diukur dengan menggunakan alat pengukur kecepatan angin yang disebut Anemometer. Pada saat tertiup angin, maka baling-baling atau mangkuk yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai dengan arah mata angin. Semakin besar kecepatan angin meniup, maka semakin cepat pula perputaran dari baling-baling tersebut. Berdasarkan jumlah perputaran per detiknya, maka akan diketahui jumlah dari kecepatan anginnya. Pada anemometer terdapat bagian alat pencacah yang berfungsi menghitung jumlah kecepatan angin. Hasilnya akan dicatat, kemudian akan disesuaikan dengan Skala Beaufort C.

.

Sumber Tulisan :

  1. Daldjoeni, N. 2014. Pokok-pokok Klimatologi. Yogyakarta : Ombak
  2. Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius
  3. Heriawan, Nandang. 2006. Cuaca dan Iklim. Tasikmalaya : Prodi FKIP Universitas Siliwangi
  4. Siswanto, Eko. 2015. Ekologi Sosial. Yogyakarta : Ombak
  5. Soedomo, Mustikahadi. 2001. Pencemaran Udara. Bandung : ITB Press
  6. Wardhana, Wisnu Aryo. 2010. Dampak Pemanasan Global. Yogyakarta : Andi Offset.

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.