Unsur Cuaca dan Iklim 05


Macam-macam Angin

Atmosfer

= – = – =

Angin adalah gerakan udara yang disebabkan adanya perbedaan suhu, yang selanjutnya mengakibatkan perubahan tekanan. Tekanan udara naik jika suhunya rendah dan turun jika suhunya tinggi. Angin bertiup dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Jarak tempuh pergerakan angin tidak selalu sama. Ada angin yang bergerak secara terus-menerus pada wilayah yang luas, ada pula angin yang bergerak hanya di wilayah yang sempit.

Pergerakan angin secara umum dikategorikan dalam dua kelompok utama :

  1. Angin Umum, adalah gerakan massa udara yang senantiasa berembus sepanjang tahun dan meliputi wilayah yang luas, misalnya Angin Passat dan Angin Muson
  2. Angin Lokal, adalah jenis angin yang hanya berhembus di wilayah-wilayah dan waktu-waktu tertentu saja. Contoh angin lokal misalnya angin darat-angin laut dan angin gunung-angin lembah.

Beberapa angin umum yang berhembus di wilayah yang luas di permukaan bumi adalah sebagai berikut :

1. Angin Passat (Trade Wind)

Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Angin ini berasal dari daerah maksimum subtropik menuju ke daerah minimum ekuator. Sesuai dengan hukum Buys Ballot yaitu karena pengaruh gaya Corriolis (rotasi bumi), dibelah bumi utara berbelok ke arah kanan dan di belahan bumi selatan bergerak ke arah kiri. Angin passat yang datangnya dari arah timur laut (di daerah iklim tropika di belahan bumi utara) disebut angin passat timur, sedangkan angin passat yang bertiup dari arah tenggara disebut angin passat tenggara. Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antartropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).

2. Angin Anti Passat

Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin anti passat. Di belahan bumi Utara disebut angin anti passat barat daya dan di belahan bumi selatan disebut angin anti passat barat laut. Pada daerah sekitar lintang 20° – 30° LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin kering. Angin kering menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuklah gurun, misal gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia. Di daerah subtropik (30°–40° LU/LS) terdapat daerah teduh subtropik yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10° LU-10° LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah teduh ekuator atau daerah doldrum.

3. Angin Barat (Westerlies)

Angin Barat adalah angin yang selalu berembus dari arah barat sepanjang tahun pada daerah garis lintang 35°LU–60°LU dan 35°LS–60°LS. Angin barat yang lebih stabil dan teratur adalah di daerah 40°LS–60°LS, karena daerah ini letaknya lebih luas sehingga udaranya relatif merata.
Pengaruh Angin Barat di belahan bumi utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh Angin Barat ini sangat besar, terutama pada daerah 60° LS. Di sini bertiup Angin Barat yang sangat kencang dan  leh pelaut-pelaut disebut
roaring forties.

4. Angin Timur Kutub (Polar Easterlies)

Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Kemudian dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum  subpolar (60° LU/LS). Angin ini disebut angin Timur. Angin Timur bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.

5. Angin Muson (Monsun)

Angin Muson adalah angin yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.

Pada April–Oktober di Asia mengalami tekanan udara minimum sedangkan di Afrika Selatan dan Australia mengalami tekanan udara maksimum. Pada saat itu mengalir angin musim dari afrika bagian selatan dan Australia menuju ke Asia.
Bagi kawasan Indonesia angin tersebut merupakan angin musim tenggara atau timur yang tidak membawa hujan, karena tidak melewati lautan yang luas. Akan tetapi untuk daerah bagian selatan yaitu Pulau Seram dan Pantai Timur Sulawesi Selatan pada saat itu turun hujan. Hanya saja persebarannya tidak merata di setiap wilayah. Semakin ke timur curah hujan semakin berkurang karena kandungan uap airnya semakin sedikit. Angin musim ini diberi nama angin Muson Barat.

Pada Oktober–April matahari terdapat di belahan bumi selatan. Di Afrika Selatan dan Australia mengalami tekanan udara minimum, sedangkan di Asia mengalami tekanan udara maksimum. Angin berembus dari Asia ke Afrika Selatan dan Australia. Angin itu merupakan angin yang banyak membawa uap air dari Samudera Pasifik sehingga bagi Indonesia saat itu turun hujan. Oleh karena tidak melewati lautan yang luas maka angin ini tidak banyak mengandung uap air. Oleh karena itu pada umumnya di Indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat Sumatra, Sulawesi Tenggara, dan pantai Selatan Papua. Angin musim ini diberi nama angin Muson Timur.

.

Sedangkan beberapa contoh angin lokal yang berhembus di wilayah yang sempit di permukaan bumi dan bersifat temporal adalah sebagai berikut :

1. Angin Darat dan Angin Laut

Angin laut adalah angin yang bertiup dari laut menuju daratan pada siang hari. Pada siang hari, daratan lebih cepat panas daripada laut sehingga suhu di darat tinggi dan mengakibatkan tekanannya rendah atau minimum (-). Sebaliknya, di laut suhunya rendah mengakibatkan tekanan udara yang tinggi atau maksimum (+). Akibatnya angin bertiup dari laut ke darat.

Science poster design for land and sea breeze illustration

Angin darat adalah angin yang bertiup dari darat menuju laut pada malam hari. Pada malam hari, daratan lebih cepat melepaskan panas daripada laut. Di darat suhunya menjadi rendah tekanan menjadi tinggi atau maksimum (+). Sebaliknya, di laut lama melepaskan panas sehingga suhunya lebih tinggi dibandingkan di darat. Akibatnya, di laut mempunyai tekanan rendah atau minimum. Oleh karena itu angin bertiup dari darat ke laut.

2. Angin Gunung dan Angin Lembah

Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah ke lereng gunung pada siang hari. Hal ini terjadi karena pada siang hari bagian atas lereng gunung lebih dahulu menerima panas sehingga suhunya menjadi tinggi dan tekanan menjadi gunung rendah atau minimum. Oleh karena itu, bertiuplah angin dari lembah ke gunung. Angin ini bermanfaat karena dapat menyejukkan udara lereng gunung pada siang hari.

Angin gunung adalah angin yang bertiup dari lereng gunung menuju lembah pada  alam hari. Hal ini terjadi karena pada malam hari tanpa penyinaran matahari, puncak gunung menjadi relatif lebih dingin dibandingkan lembah. Suhu di lereng gunung menjadi rendah dan tekanan udara menjadi tinggi atau maksimum (+), sedangkan di lembah tekanannya rendah atau minimum maka bertiuplah angin dari lereng gunung ke lembah. Angin ini bermanfaat bagi orang yang bertempat tinggal di lembah karena pada malam hari tidak begitu panas.

3. Angin Fohn

Angin fohn disebut juga angin jatuh, yaitu angin kering yang bergerak menuruni lereng pegunungan. Dilihat dari proses terjadinya, angin jatuh sebenarnya hampir sama dengan angin gunung. Faktor yang membedakan antara angin jatuh dan angin gunung terletak pada sifat-sifatnya.

Angin yang naik ke pegunungan (angin orografik) setelah sampai di puncak akan mengandung uap air dan mengakibatkan kondensasi sehingga terbentuklah awan-awan di lereng gunung. Awan tersebut dapat mengakibatkan hujan yang disebut hujan orografik.
Setelah melewati puncak di lereng bersebelahan anginnya bersifat kering dan panas karena anginnya hanya sedikit sekali mengandung uap air. Di lereng tersebut tidak turun hujan, disebut
daerah bayangan hujan.

Contoh angin turun kering dan panas, yaitu:

    1. Fohn, bertiup di Lereng Pegunungan Alpen Utara (Swiss)
    2. Chinook di sebelah timur Pegunungan Batu (Rocky Mountains), Amerika
    3. Sirocco, bertiup di pantai barat Halia (Italia), yaitu angin dari Sahara
    4. Khamsin, bertiup di Mesir dengan anginnya yang panas berdebu bertiup dari selatan atau tenggara dan merusak tumbuh-tumbuhan yang dilaluinya.

Tipe angin tersebut di Indonesia memiliki nama yang berbeda-beda di beberapa tempat, antara lain :

    1. Bohorok, bertiup di Deli (Sumatera Utara)
    2. Brubu, di Makassar (Sulawesi Selatan)
    3. Wambrau, di Pulau Biak (Irian Jaya)
    4. Kumbang, di Cirebon (Jawa Barat)
    5. Gending, di Pasuruan (Jawa Timur)

Selain angin turun kering dan panas, ada pula angin turun kering, tetapi dingin. Angin ini adalah angin panas, tetapi angin turun ini masih lebih dingin daripada udara di tempat yang didatanginya. Oleh karena itu, angin tersebut menjadi angin turun yang dingin.

Contoh angin turun kering, tetapi dingin adalah:

    1. Bora di Pantai Istria dan Dalmatia, berasal dari Plateau Karst Balkan (Dataran Tinggi Kapur Balkan)
    2. Bora di Pantai Utara Laut Hitam (dekat Nowozseisk) yang berasal dari Pegunungan Kaukasus melalui Marhot-Pass (Celah Marhot) dengan kecepatan angin 40 mil/detik
    3. Mistral, terdapat di Pantai Laut Tengah, dan Perancis Selatan, kecepatannya 35 mil/detik
    4. Norte di Spanyol, berasal dari Pegunungan Pyrenia
    5. Bise, di sebelah selatan Kaki Pegunungan Yura
    6. Kossava, di lembah Sungai Donau, bertiup dari Pegunungan Servia
    7. Tramontana, bertiup dari Pegunungan Alpen menuju ke selatan

.

4. Angin Siklon – Anti Siklon

Berikut ini macam-macam angin siklon dan antisiklon :

    1. Angin siklon adalah angin yang berputar dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum dengan arah ke dalam.
    2. Angin antisiklon adalah angin yang berputar dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum dengan arah ke luar.
    3. Angin siklon di belahan bumi utara adalah angin yang berputar ke dalam dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum dengan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam.
    4. Angin antisiklon di belahan bumi utara adalah angin yang berputar dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum searah dengan arah jarum jam.
    5. Angin siklon di belahan bumi selatan adalah angin yang berputar ke dalam dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum searah dengan jarum jam.
    6. Angin antisiklon di belahan bumi selatan adalah angin yang berputar dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum berlawanan dengan arah jarum jam.

.

Sumber Tulisan :

  1. Daldjoeni, N. 2014. Pokok-pokok Klimatologi. Yogyakarta : Ombak
  2. Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius
  3. Heriawan, Nandang. 2006. Cuaca dan Iklim. Tasikmalaya : Prodi FKIP Universitas Siliwangi
  4. Siswanto, Eko. 2015. Ekologi Sosial. Yogyakarta : Ombak
  5. Soedomo, Mustikahadi. 2001. Pencemaran Udara. Bandung : ITB Press
  6. Wardhana, Wisnu Aryo. 2010. Dampak Pemanasan Global. Yogyakarta : Andi Offset.

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.