Jenis Tanah 02


Klasifikasi Jenis Tanah Menurut USDA

Pedosfer

= – = – =

Jenis tanah di Indonesia yang dikenal dan banyak digunakan di bidang pertanian dan ilmu pengetahuan antara lain tanah kapur, tanah aluvial, tanah laterit, tanah podzol, tanah mergel, tanah pasir, tanah gambut, tanah litosol, tanah latosol dan tanah vulkanik. Penamaan jenis tanah tersebut digunakan dalam pemetaan tanah dan memudahkan pengguna informasi pertanahan di Indonesia, karena beberapa nama tanahnya menggunakan kata yang familiar.

Sedangkan penamaan jenis tanah yang umum dan digunakan di dunia adalah klasifikasi yang dikeluarkan oleh United States Departement of Agriculture (USDA) pada tahun 1970. USDA mengklasifikasi terdapat 12 orde jenis tanah di bumi dengan menambahkan akhiran sol pada setiap nama tanah.  Sol merupakan penyingkatan kata solum yang berarti tanah dalam bahasa Latin. Adapun duabelas (12) jenis tanah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Alfisols (aluminium iron soil)

Alfisols merupakan tanah yang kaya akan bahan organik, besi, air alumunium, dan struktur tanahnya berlapis-lapis. Merupakan tanah yang berkembang pada daerah hutan dan sabana. Ciri-ciri tanah alfisols adalah:

    • warnanya abu-abu
    • mengandung lapisan tanah liat atau lempung
    • tanahnya subur dan sangat baik untuk kegiatan pertanian

2. Andisols

Andisols merupakan tanah yang berasal dari endapan abu vulkanik gunung api. Penyebaran tanah ini hanya terdapat di sekitar lereng-lereng gunung berapi aktif. Ciri-ciri tanah andisols adalah :

    • berwarna coklat bercampur hitam
    • mengandung banyak mineral tanah
    • sangat baik bagi kegiatan pertanian

3. Aridisols (dry soil)

Aridisols merupakan tanah kering yang terbentuk di gurun dan semi gurun (di daerah beriklim kering atau daerah bayangan hujan) dengan struktur tanah berlapis-lapis. Ciri-ciri tanah aridisols adalah:

    • berwarna kemerah-merahan
    • terdapat lapisan kapur di bawah permukaannya
    • kandungan air dan bahan organik sedikit
    • vegetasi di tanah tersebut sedikit
    • digunakan untuk padang rumput.

4. Entisols (recent soil)

Entisols merupakan tanah baru, yaitu tanah yang sangat muda dan banyak Gelisols

ditemukan pada daerah beriklim sangat kering atau daerah beriklim dingin. Tanah ini belum atau sedikit mengalami perkembangan horison sehingga tidak berlapis. Ciri-ciri tanah entisols adalah:

    • terdapat di dataran banjir dari sungai-sungai dan bukit-bukit pasir
    • kandungan bahan organik sedikit
    • tanahnya subur.

5. Gelisols

Gelisols merupakan tanah dengan ciri-ciri sebagai berikut :

    • lapisan top soil merupakan bahan organik
    • lapisan subsoil mengalami pembekuan
    • banyak ditemukan di daerah lintang tinggi atau di wilayah tundra

.

.

6. Histosols (organic soil)

Histosols adalah tanah yang mengandung bahan tumbuh-tumbuhan yang sudah membusuk dan air. Tanah ini bersifat jenuh air dan menciptakan kondisi anaerob dan menyebabkan terjadinya akumulasi bahan organik. Ciri-ciri tanah histosols
adalah:

    • terdapat di bekas danau, rawa, daerah berpaya yang selalu dipenuhi tumbuh-tumbuhan dan lumpur
    • tanahnya subur
    • dapat dijadikan tanah pertanian yang baik bila dilengkapi dengan pengairan atau drainase yang baik
    • di Indonesia terdapat di pantai Kalimantan dan pantai timur Sumatera.

7. Inceptisols (beginning soil)

Inceptisols merupakan tanah muda, yaitu tanah yang agak lebih tua dari entisols. Tanah ini mulai mengalami perkembangan pada tiap horisonnya sehingga perbedaan tiap lapisan mulai terlihat jelas. Ciri-ciri tanah inceptisols adalah:

    • terdapat di daerah tundra atau dingin
    • tanah tersebut asam dan banyak mengandung bahan organik
    • digunakan untuk pertanian atau tanaman rumput untuk ternak

8. Mollisols (Soft Soil)

Mollisols adalah tanah halus, yaitu tanah halus kering, berwarna coklat, merah, dan hitam. Tanah ini berkembang pada daerah padang rumput. Tops soilnya berwarna gelap dan kaya akan humus. Ciri-ciri tanah mollisols adalah:

    • mengandung banyak bahan organik dan air
    • struktur tanahnya berlapis
    • terdapat di daerah semi arida
    • tanahnya paling subur, baik untuk pertanian
    • baik untuk pertumbuhan rumput ternak.

9. Oxisols

Oxisols merupakan tanah purbakala, yaitu tanah yang mengandung banyak oksigen, banyak tanah liat, tetapi bahan organiknya sedikit. Ciri-ciri tanah oxisols
adalah:

    • warnanya kemerah-merahan
    • tidak cocok untuk pertanian
    • terdapat di daerah iklim panas dan tropik dengan curah hujan yang banyak
    • mineral tanah didominasi oleh besi dan aluminium

10. Spodosols (Ashy Soil)

Spodosols adalah tanah tua, yaitu tanah yang berlapis, mengandung silika, aluminium, besi, dan bahan organik. Ciri-ciri tanah spodosols adalah:

    • berwarna abu-abu atau kemerahan
    • terdapat di daerah beriklim sejuk hingga dingin
    • di daerah humida, misal di hutan konifer dengan tingkat keasaman tinggi
    • tanahnya bersifat asam sehingga kurang mampu menahan air
    • cenderung tidak subur dan tidak cocok untuk pertanian.

.

.

11. Ultisols / last (Ultimate Soil)

Ultisols, yaitu tanah yang sudah mengalami perkembangan masa tua (terakhir). Tanah ini mengalami pencucian di daerah yang basah dan hangat. Ciri-ciri tanah ultisols adalah:

    • terdiri dari lapisan tanah liat, alumunium, dan bahan organik
    • terdapat di daerah beriklim tropik yang lembab
    • terbentuk pada daerah dengan batuan induk yang sudah tua
    • tidak baik untuk pertanian, kecuali kalau dipupuk

12. Vertisols (Turned Soil)

Vertisols yaitu tanah yang menjadi matang, dengan lapisan yang tebal (dalam). Ciri-ciri tanah vertisols adalah:

    • mengandung tanah liat, kapur, dan bahan organik
    • terdapat di daerah beriklim panas dengan musim basah dan kering
    • baik untuk pertanian apalagi kalau dipupuk.

Sumber Tulisan

  1. Arsyad, Sitanala. 2008. Penyelamatan Tanah, Air dan Lingkungan. Bogor : Yayasan Obor Indonesia dan Crespent Press.
  2. Banowati, Eva dan Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta : Ombak
  3. Putuhuru, Ferad. 2015. Geologi Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan. Yogyakarta : Ombak
  4. Sutanto, Rahman. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Kanisius

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.