Arsip Tag: Pedhosfer

Kemampuan Lahan

Klasifikasi Kemampuan Lahan Menurut USDA

Pedosfer

= – = – =

Tanah merupakan tubuh alam bagian atas yang menutupi permukaan bumi. Tanah merupakan media tumbuhnya tanaman. Tanaman yang tumbuh dapat berupa tanaman alami maupun tanaman budidaya. Tanaman alami adalah tanaman yang tumbuh secara alami tanpa ada campur tangan manusia, sedangkan tanaman budidaya merupakan tanaman yang tumbuh karena ada faktor peran manusia dalam pengolahannya agar tanaman tersebut dapat tumbuh, berkembang dan memberikan manfaat bagi manusia. Tanaman budidaya misalnya adalah tanaman-tanaman pertanian seperti padi dan palawija, serta tanaman perkebunan seperti kopi, teh, karet dan lain-lain.

Memanfaatkan tanah di suatu tempat identik dengan kegiatan pengolahan lahan. Lahan dan tanah dari segi makna merupakan wujud yang berbeda, tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan. Tanah lebih menunjuk pada struktur fisik permukaan bumi sedangkan lahan lebih ke konsep pemanfaatan dan pengelolaannya.

Lahan maupun tanah memiliki kualitas dan daya dukung untuk menopang kehidupan yang ada di atasnya. Lahan yang dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dapat menjadi sumber yang mendukung kelangsungan hidupnya. Dalam pemanfaatan lahan untuk pertanian dikenal adanya istilah kemampuan atau kesesuaian lahan. Lahan memiliki kemampuan atau kesesuaian pemanfaatan yang berbeda berdasarkan mudah tidaknya tanah di lahan tersebut menjadi rusak jika diusahakan untuk kegiatan pertanian. Hal tersebut merupakan sifat dan faktor pembatas penentuan kelas kemampuan lahan.

Baca lebih lanjut

Pengawetan Tanah

Usaha-usaha Untuk Mengawetkan Kesuburan Tanah

Pedosfer

= – = – =

Lahan tanah banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan budidaya terutama di bidang pertanian dan perkebunan. Dengan pengolahan yang baik lahan tersebut dapat menghasilkan produktivitas panen yang tinggi sehinga dapat memberikan kesejahteraan pada petani. Agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi maka tanah perlu dijaga kesuburannya. Kesuburan tanah dapat berkurang karena berbagai hal seperti pengolahan yang kurang baik, penggunaan bahan-bahan berbahaya bagi tanah, hingga faktor tenaga eksogen yang bersifat merusak yaitu erosi.

Erosi merupakan salah satu faktor yang paling sering menyebabkan kesuburan tanah menjadi berkurang. Erosi dapat berupa erosi oleh angin, air, gletser maupun gaya gravitasi. Erosi yang paling berpengaruh terhadap penurunan kesuburan tanah di Indonesia adalah erosi air. Untuk menjaga agar keseburan tanah tetap terjaga maka dapat dilakukan usaha-usaha pengawetan berikut ini :

Baca lebih lanjut

Potensi Lahan 02

Lahan Kritis dan Usaha-usaha Perbaikannya

Pedosfer

= – = -=

Setiap jenis tanah memiliki daya dukung yang berbeda-beda dibandingkan dengan jenis tanah yang lain. Perbedaan daya dukung tersebut tentu juga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kehidupan manusia. Sebagai contoh ada suatu lahan pertanian memiliki jenis tanah dengan kesuburan yang tinggi dan cocok untuk kegiatan pertanian sehingga dengan pengelolaan yang baik dapat menghasilkan produktivitas hasil panen yang tinggi. Namun ada pula lahan pertanian yang memiliki jenis tanah dengan tingkat kesuburan rendah sehingga menghasilkan panen yang lebih sedikit bahkan sangat sedikit daripada tanah yang subur tadi.

Lahan kritis sering disebut dengan lahan yang tidak produktif karena meski sudah dikelola tetap saja produktivitas lahannya rendah. Jika ditanami pun hasilnya akan lebih kecil daripada modal yang dikeluarkan. Keadaan tersebut membuat petani enggan mengusahakan tanah-tanah di lahan kritis tersebut. Biasanya lahan kritis ini merupakan lahan tandus, gundul, dan tidak dapat digunakan untuk usaha pertanian karena tingkat kesuburannya sangat rendah.

Suatu lahan kritis pada awalnya dapat berasal dari lahan yang memang memiliki kesuburan rendah. Namun ada juga yang berasal dari lahan potensial yang karena beberapa hal berubah menjadi lahan kritis. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi suatu lahan menjadi lahan kritis adalah sebagai berikut :

Baca lebih lanjut

Potensi Lahan 01

Lahan Potensial dan Bentuk-bentuk Ideal Pemanfaatannya

Pedosfer

= – = – =

Lahan potensial merupakan lahan yang memiliki potensi besar jika dimanfaatkan. Dikatakan potensial karena lahan tersebut merupakan lahan subur yang sebenarnya dapat dimanfaatkan, tetapi belum dimanfaatkan atau belum diolah, padahal jika diolah akan memberikan nilai ekonomi yang tinggi. Selain itu, juga mempunyai daya dukung terhadap kebutuhan manusia. Dari keadaan tersebut dapat diartikan bahwa lahan potensial merupakan aset yang dapat digunakan sebagai modal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, harus ditangani dan dikelola secara bijaksana. Lahan potensial yang belum digarap sering disebut dengan istilah lahan tidur.

Lahan potensial tersebar di tiga wilayah utama daratan, yaitu di daerah pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi. Lahan-lahan di wilayah pantai didominasi oleh tanah aluvial (tanah hasil pengendapan). Wilayah dataran rendah dihitung mulai dari dataran pantai sampai ketinggian 300 m dpl. Pada curah hujan yang sesuai dengan kawasan ini merupakan daerah subur seperti pada dataran aluvial. Wilayah dataran tinggi dihitung mulai dari ketinggian 500 m dpl sampai ke atas merupakan wilayah yang berkontur, berbukit-bukit sampai daerah pegunungan. Bagi daerah-daerah tanah tinggi yang dipengaruhi oleh gunung api, kondisi lahannya didominasi oleh tanah vulkanik yang subur yang kandungan mineral haranya cukup tinggi.

Baca lebih lanjut