Pengawetan Tanah


Usaha-usaha Untuk Mengawetkan Kesuburan Tanah

Pedosfer

= – = – =

Lahan tanah banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan budidaya terutama di bidang pertanian dan perkebunan. Dengan pengolahan yang baik lahan tersebut dapat menghasilkan produktivitas panen yang tinggi sehinga dapat memberikan kesejahteraan pada petani. Agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi maka tanah perlu dijaga kesuburannya. Kesuburan tanah dapat berkurang karena berbagai hal seperti pengolahan yang kurang baik, penggunaan bahan-bahan berbahaya bagi tanah, hingga faktor tenaga eksogen yang bersifat merusak yaitu erosi.

Erosi merupakan salah satu faktor yang paling sering menyebabkan kesuburan tanah menjadi berkurang. Erosi dapat berupa erosi oleh angin, air, gletser maupun gaya gravitasi. Erosi yang paling berpengaruh terhadap penurunan kesuburan tanah di Indonesia adalah erosi air. Untuk menjaga agar keseburan tanah tetap terjaga maka dapat dilakukan usaha-usaha pengawetan berikut ini :

1. Metode Vegetatif

Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain sebagai berikut:

    • Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant. Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu atau kotoran di udara lapisan bawah.
    • Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil kayunya.
    • .
    • Contour Strip Cropping, yaitu menanami lahan searah dengan garis kontur dengan jenis tanaman yang berbeda pada setiap larikannya. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan dengan kemiringan 3 – 8%.
    • .
    • Buffering, yaitu menanam lahan dengan tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya adalah sebagai penutup tanah untuk menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi, dan memperkaya bahan organik tanah.
    • .
    • Croprotation, yaitu penanaman tanaman secara bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tetap terpelihara. Sebagai contoh setelah ditanami padi maka tahap penanaman berikutnya misalnya menanami kacang-kacangan.
    • .
    • Windbreak, yaitu penanaman tanaman permanen di sekeliling lahan pertanian pada wilayah yang sering berangin kencang. Tujuannya adalah untuk melindungi permukaan tanah bagian atas dari tiupan angin.
    • .

2. Metode Mekanik

Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off), menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak. Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik, antara lain sebagai berikut:

    • Contour Village, yaitu pengolahan tanah sejajar dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar resapan air.
    • Contour Plowing, yaitu bagian dari pengolahan tanah dengan cara membajak lahan yang akan ditanami searah garis kontur.
    • Tanggul/guludan, yaitu dalam pembuatan tanggul atau guludan yang sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija.
    • Terrassering, yaitu membuat teras-teras pada lahan miring dengan lereng yang panjang dalam bentuk berundak-undak. Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi erosi.
    • Saluran Drainase. Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai.
    • Saluran Irigasi. Pada daerah pertanian yang memiliki sumber daya air yang cukup bahkan lebih, pembangunan irigasi teknis yang baik dapat membuat kesuburan tanah lebih terjaga sehingga produktivitas hasil pertanian juga lebih baik.
    • .

3. Metode Kimia

Metode Kimia adalah usaha mengawetkan kesuburan tanah dengan menggunakan media bahan kimia yang ditaburkan pada lahan pertanian yang akan atau sedang dibudidayakan, bentuk penggunaannya adalah:

    • Untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan sehingga infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (surface run off) tetap kecil. Bahan-bahan kimia yang digunakan misalnya adalah Soil Conditioner, bitumen dan krillium.
    • Pemberian pupuk pada lahan pertanian sebelum maupun pada saat budidaya. Tujuan dari pemupukan ada dua yaitu untuk menambah kandungan unsur hara dalam tanah misalnya dengan menggunakan pupuk urea dan untuk menambah kandungan organik tanah dengan menggunakan pupuk kandang/kompos.
    • .

Penggunaan metode-metode pengawetan tanah di atas tak lain untuk menjaga agar kesuburan tanah tetap terjaga sehingga produktivitasnya juga akan tetap menghasilkan panen yang melimpah sesuai harapan.

Sumber Tulisan

  1. Arsyad, Sitanala. 2008. Penyelamatan Tanah, Air dan Lingkungan. Bogor : Yayasan Obor Indonesia dan Crespent Press.
  2. Banowati, Eva dan Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta : Ombak
  3. Putuhuru, Ferad. 2015. Geologi Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan. Yogyakarta : Ombak
  4. Sutanto, Rahman. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Kanisius

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.