Daerah Aliran Sungai
Hidrosfer
= – = – =
Sungai adalah massa air tawar yang mengalir secara alamiah mulai dari sumber air sampai ke muara. Sumber air sungai umumnya berasal dari mata air yang keluar dari dalam tanah melalui celah-celah atau retakan batuan. Selain dari resapan air hujan sumber air sungai dapat pula berupa pencairan es atau gletser. Adapun badan-badan air yang dapat berfungsi sebagai muara sungai antara lain laut, danau, atau sungai lain.
Sungai terbentuk dari sejumlah aliran-aliran air yang berasal dari mata air, pencairan gletsyer, atau sumber air lain dari dalam gunung. Aliran air tersebut menjadi anak sungai dan kemudian bergabung dengan aliran lain menjadi sebuah sistem sungai. Sistem yang terbentuk dari gabungan aliran-aliran anak sungai ini disebut dengan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Daerah Aliran Sungai (drainage area/riverbasin) adalah keseluruhan wilayah yang airnya mengalir pada sungai induk/sungai utama bersama dengan anak-anak sungainya jika terjadi hujan. Dengan perkataan lain, daerah aliran sungai yaitu wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam wilayah air sungai. Beberapa contoh DAS misalnya sungai Bengawan Solo dengan anak-anak sungainya disebut daerah aliran sungai Bengawan Solo. Antara satu daerah aliran sungai dengan daerah aliran sungai yang lain biasanya dibatasi jalur punggungan berupa perbukitan atau pegunungan.
DAS merupakan daerah yang memiliki fungsi sebagai daerah penangkapan air hujan (catchment area). Banyak sedikitnya air sungai bergantung luas tidaknya daerah aliran, besar sedikitnya curah hujan di DAS tersebut dan kondisi lingkungan di sekitar DAS. Untuk melestarikan suatu kawasan DAS agar memiliki kemampuan menangkap atau menyimpan air yang lebih besar, maka DAS tersebut harus dijaga kondisi lingkungannya, terutama keberadaan vegetasi di kawasan DAS. Penjagaan kondisi lingkungan di sekitar DAS tentu dimaksudkan agar persediaan air sebagai kebutuhan vital manusia tetap dapat terpenuhi dengan kualitas baik.
Kondisi Das di sebagian besar sungai di Indonesia pada saat ini cukup mengkhawatirkan dan berada pada kondisi kritis. Beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut antara lain :
- Degradasi lahan dan hutan
Degradasi lahan adalah proses perubahan lingkungan biofisik akibat aktifitas manusia di suatu lahan. Perubahan ini lebih ke arah penurunan kualitas lahan dan berdampak pada turunnya kemampuan daya dukung lahan sehingga membuat lingkungan menjadi rusak. Begitu pula pada degradasi hutan, semakin sedikitnya jumlah vegetasi dapat menyebabkan penurunan kemampuan hutan sebagai media yang banyak mambantu tanah dalam menyimpan air lebih lama. - Bencana banjir dan kekeringan
Kerusakan yang terjadi pada DAS menyebabkan terjadinya bencana seperti banjir dan kekeringan. Semakin sedikitnya jumlah vegetasi di kawasan DAS membuat proses infiltrasi air lebih lambat sehingga laju air di permukaan menjadi lebih besar. Pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya banjir yang kemudian semakin merusak kawasan DAS tersebut. Sedangkan pada musim kemarau DAS dapat mengalami kekeringan karena sedikitnya air. - Tanah longsor, erosi dan sedimentasi sungai
Sedikitnya vegetasi di sekitar DAS dapat menyebabkan terjadinya erosi tebing sungai bahkan tanah longsor. Tanah hasil erosi atau dari longsoran kemudian terbawa oleh aliran sungai dan mengendap di daerah sungai yang cenderung datar dan beraliran lambat. Pengendapan tersebut menyebabkan terjadinya pedangkalan sungai. Pada musim hujan dengan curah hujan tinggi sungai yang semakin dangkal menjadi tidak mampu menampung air hujan sehingga meluap dan menenggelamkan DAS. - Pencemaran air dan tanah oleh kegiatan industri
Kegiatan manusia sehari-hari banyak yang menghasilkan limbah baik kegiatan rumah hingga kegiatan industri. Limbah yang dihasilkan ini pada beberapa kasus karena dibuang ke sungai tanpa pengolahan lebih dulu menyebabkan terjadinya pencemaran di sepanjang aliran sungai yang dilewati. Pencemaran sungai ini tentu membahayakan vegetasi besar dan tanaman pertanian dan permukiman di sekitar DAS terutama di pinggir sungai.
Fungsi DAS yang begitu penting sebagai pengatur ketersediaan air bagi makhluk hidup harus kita lestarikan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian DAS antara lain :
- Tidak membuang sampah atau limbah industri ke aliran sungai.
- Melakukan penghijauan di sepanjang aliran sungai, terutama di kawasan hulu
- Hindari mendirikan bangunan permanen di sepanjang tepi sungai
- Membersihkan saluran-saluran air secara bergotong royong.
- Melakukan pengerukan lumpur sungai secara berkala untuk menghindari terjadinta pendangkalan
Dengan melakukan tindakan-tindakan di atas maka kelestarian DAS tetap terjadi dan air tanah yang tersimpan di kawasan DAS tetap dapat memenuhi kebutuhan manusia baik dari segi kualitas maupun kuantitas airnya.
.
Sumber Tulisan :
Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.
Erwin Irawan, Dasapta. 2015. Hidrogeologi Umum. Yogyakarta : Penerbit Ombak
Sosrodarsono, S dan K. Takeda. 1987. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya Paramita.
= – = – =
Terimakasih atas kunjungannya.
Mohon kritik dan sarannya
Selamat belajar. Semoga bermanfaat.
