Wordsquare sebagai model alternatif Teka Teki Silang dalam kegiatan pembelajaran Geografi
Oleh : Andi Hidayat
Beberapa waktu lalu saya menuliskan postingan tentang Teka Teki Silang yang dapat digunakan sebagai media dalam kegiatan pembelajaran Geografi. Alhamdulillah postingan tersebut mendapat respon yang cukup banyak dari para pembaca blog saya. Ada cukup banyak komentar yang mendowload materi TTS yang saya unggah di postingan tersebut dan menanyakan kunci jawabannya.
Sebelum menggunakan aplikasi Eclipse Crossword dahulu saya sering membuat Teka Teki Silang secara manual dengan menggunakan “buku strimin” atau membuat tabel di Microsoft Word dengan jumlah kolom dan baris yang banyak. Dengan membuat susunan tabel menjadi kotak-kotak bujursangkar kecil saya mulai mengutak-atik jawaban di tabel. Setelah selesai menyusun jawaban baru kemudian mulai menyusun pertanyaannya. Suatu aktifitas yang memakan waktu cukup lama dan membuat boring dalam membuat TTS, sampai akhirnya saya menemukan aplikasi Eclipse Crossword tersebut.
Setelah membuat TTS dengan aplikasi tersebut maka tabel kotak yang biasa saya buat di Microsoft Word tersebut tidak terpakai lagi. Pada suatu waktu saya membuka file powerpoint tentang model-model pembelajaran yang dapat saya dapat dari workshop pembelajaran yang pernah saya ikuti. Dari file yang saya buka tersebut ada salah satu model pembelajaran yang membuat saya jadi teringat dengan tabel TTS yang pernah saya buat di Microsoft Word. Model pembelajaran tersebut adalah Wordsquare.
Metode Pembelajaran Word Square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi Teka-Teki Silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/teks penyamar atau pengecoh. Model pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran. Tinggal bagaimana Guru dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif. Tujuan huruf/teks pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis.
Kemiripan kotak-kotak Wordsquare dengan TTS ini yang membuat saya membuka kembali file TTS yang pernah saya buat di Microsoft Word dulu. Dengan menggunakan file-file lama untuk TTS itu kemudian saya mulai membuat Wordquare. Lebih menyenangkan menuliskan jawaban untuk Wordsquare di tabel ini daripada saat menuliskan jawaban untuk TTS. Jika untuk TTS saya harus mengaitkan jawaban satu dengan lainnya dan harus berpikir cukup keras maka untuk Wordsquare ini saya cukup mengisikan jawaban baik secara horisontal, vertikal maupun diagonal. Jika ada jawaban yang memotong jawaban lain cukup dengan menempatkan kata yang memiliki huruf yang sama. Selain itu memasukkan teks-teks atau huruf pengecoh yang menyamarkan jawaban juga cukup mengasyikkan.
Dari berbagai sumber di internet saya memperoleh pemahaman tentang model pembelajaran dengan Wordsquare ini. Secara garis besar Wordsquare merupakan pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya dan bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Model ini merupakan kegiatan pembelajaran dengan cara guru membagikan lembar kerja/lembar kegiatan sebagai alat ukur untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang baru saja diajarkan. Instrument utama model ini adalah lembar kegiatan atau kerja berupa pertanyaan atau kalimat yang perlu dicari jawabannya pada susunan huruf acak pada kolom yang telah disediakan.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Wordsquare ini adalah sebagai berikut :
- Guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
- Guru memberikan lembar kerja Worsquare yang telah dipersiapkan
- Siswa membaca soal yang ada di bagian bawah dan kemudian mencari jawaban di dalam kotak-kotak Wordsquare.
- Siswa mengarsir jawaban yang telah ditemukan di dalam kotak Wordsquare dengan menggunakan pensil, pulpen atau stabillo. Jawaban yang tertulis dalam kotak Wordsquare dapat berupa teks/kata vertikal, horisontal maupun diagonal.
- Guru memberikan poin pada setiap jawaban.
Beberapa soal dalam bentuk Wordsquare yang pernah saya buat antara lain :
- BIOSFER
- FLORA INDONESIA
- PERSEBARAN FLORA FAUNA DAN BIOMA
- PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA
- KEARIFAN LOKAL DALAM BUDAYA NASIONAL
- SUKU BANGSA 1
- SUKU BANGSA 2
- PENGINDERAAN JAUH
- INDUSTRI 1
- INDUSTRI 2
- KEARIFAN LOKAL
- PETA dan PEMETAAN
- BARANG TAMBANG
- SDA TANAH AIR
- SDA UDARA SOAL
- SEBARAN BARANG TAMBANG
- SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
Sebagaimana model-model pembelajaran yang lain, Wordsquare memiliki kelebihan maupun kekurangan.
Beberapa kelebihan Wordsquare antara lain :
- Mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, dengan pemberian soal wordsquare siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih tentang materi pelajaran yang telah disampaikan. Pada saat siswa membaca soal dan telah mengetahui jawabannya maka tugas siswa berikutnya adalah menemukan jawaban di kotak Wordsquare. Proses dalam menemukan jawaban inilah yang kemudian dapat membuat siswa memasukkan jawaban tersebut ke dalam memori otaknya sampai jawaban ditemukan sehingga pemahaman akan materi dapat mengendap lama.
- Melatih siswa untuk disiplin, berusaha mencari jawaban dalam bentuk jawaban horisontal, vertikal dan diagonal dapat menumbuhkan sikap disiplin siswa.
- Dapat melatih sikap teliti dan kritis, mengamati teks/huruf dalam kotak Wordsquare membutuhkan ketelitian mata dan sikap kritis terhadap susunan kata yang merupakan jawaban dari pertanyaan/soal.
- Merangsang siswa untuk berpikir efektif, jawaban yang paling tepat yang tersedia di dalam kotak Wordsquare membuat siswa menjadi berpikir lebih efektif.
Sedangkan beberapa kekurangannya antara lain :
- Mematikan kreatifitas siswa, siswa hanya terpusatkan perhatiannya pada guru karena tinggal menerima materi pelajaran yang telah disampaikan guru.
- Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya, karena soal dan jawaban sudah tersedia di lembar kerja.
Adanya kekurangan di model ini tentu menjadi tantangan bagi guru untuk meminimalisirnya. Salah satu cara yang saya berikan kepada siswa adalah dengan memberikan format tabel wordsquare kosong kepada siswa dan meminta mereka membuat sendiri daftar pertanyaan dan jawabannya. Dengan membuat sendiri tentu potensi dan kreatifitas siswa dapat menjadi lebih berkembang. Hasil karya mereka itu dikumpulkan untuk dikoreksi layak tidak dan benar salahnya, kemudian dapat digunakan untuk dikerjakan oleh siswa lain dalam kelas yang sama atau kelas yang berbeda.
——
Terimakasih atas kunjungannya.
Selamat belajar. Semoga bermanfaat.
trimakasih banyak pak andi…saya guru geografi SMAN I LENGKONG Sukabumi..
sama-sama bu
semoga bermanfaat
Mantap pak Andi…