Variasi Bentuk Permukaan Bumi Dalam Kajian Ilmu Geografi
Oleh : Andi Hidayat
= – = – =
Pada saat kita melakukan perjalanan ke suatu tempat, misalnya perjalanan wisata alam bersama teman satu kelas atau sekolah maka kita sering mendapati bahwa dalam perjalanan kita akan melewati jalan yang beraneka macam. Bukan selalu jalan yang tidak selalu datar dan lurus. Kadangkala kita akan melewati jalan yang berbelok-belok, jalan yang naik turun sehingga sopir kendaraan yang kita tumpangi akan berhati-hati dalam menyetir agar keselamatan kita tetap terjaga. Pada saat jalan naik sopir akan memainkan pedal gas agar kendaraan bisa sampai ke atas, pada saat melewati turunan sopir akan sering menginjak pedal rem dan pada saat jalan berkelok-kelok sopir akan memainkan setir kemudinya sebaik mungkin agar laju kendaraan tetap sesuai pada jalur jalannya.
Dari pengalaman tersebut dapat kita amati bahwa bentuk permukaan bumi pada satu tempat dengan tempat lain tidak sama. Ada tempat yang datar, ada yang merupakan daerah tinggi dan bergunung. Bentuk permukaan bumi yang tidak sama dan bervariasi ini menjadi salah satu konsep essensial dalam kajian ilmu Geografi yaitu konsep morfologi.
Konsep morfologi merupakan konsep geografi yang berkaitan dengan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen yang bersifat membangun/membentuk (konstruktif) permukaan bumi dan tenaga eksogen yang bersifat merusak/mengubah bentuk muka bumi hasil tenaga endogen (destruktif).
Baca juga : Konsep-konsep Essensial Geografi, Konsep Lokasi, Konsep Jarak, Konsep Keterjangkauan, Konsep Morfologi, Konsep Pola, Konsep Aglomerasi, Konsep Nilai Guna, Konsep Diferensiasi Area, Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi) dan Konsep Interaksi Interdependensi.
Bentuk permukaan bumi dikaji lebih detail pada kajian Geomorfologi yang merupakan cabang ilmu Geografi. Geomorfologi membahas tentang bentuk lahan di permukaan bumi baik darat maupun laut dengan menekankan pada asal mula terbentuknya, serta perkembangannya yang akan datang dan hubungannya dengan lingkungannya (Verstappen, 1983)
Bentuk-bentuk permukaan bumi dalam skala kecil terdiri dari :
1. Bentuk muka bumi di daratan
Daratan merupakan bentuk muka bumi yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup terutama manusia dan hewan serta tumbuhan darat. Karena merupakan tempat tinggal manusia bentuk permukaan bumi yang ada di daratan dapat dilihat secara langsung oleh manusia. Daratan disimbolkan dengan warna kuning. Bentuk muka bumi di daratan secara umum berupa gunung, pegunungan, bukit atau perbukitan dan lembah.
2. Bentuk muka bumi di dasar laut
Bentuk permukaan bumi di dasar laut merupakan bentuk muka bumi yang tertutup oleh perairan yang luas dan dalam sehingga kita tidak bisa melihat secara langsung. Dengan bantuan teknologi penginderaan jauh permukaan bumi di dasar laut bisa direkam bentuknya dan disimpulkan memiliki kemiripan dengan daratan. Bentuk permukaan bumi di dasar laut secara umum berupa dangkalan, ambang laut, lubuk laut, punggung laut, gunung laut, pulau karang dan palung laut.
.
Bentuk permukaan bumi di atas merupakan bentuk umum. Bentuk permukaan bumi secara khusus oleh Verstappen (1983) dikelompokkan dalam 10 bentuk permukaan bumi (bentuk lahan) menurut asal proses terjadinya, antara lain :
1. Bentuklahan asal proses volkanik (V)
Bentuklahan volkanik merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api dengan hasil aktivitasnya berupa bentuklahan kerucut gunungapi, medan lava, kawah, kaldera, lereng dan lembah gunung api.
2. Bentuklahan asal proses struktural (S)
Bentuklahan struktural merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis hasil tenaga tektonis. Satuan bentuklahan yang dihasil oleh proses struktural ini antara lain pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dan kubah.
3. Bentuklahan asal fluvial (F)
Bentuklahan fluvial merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai. Satuan bentuklahan yang dihasilkan oleh proses fluvial misalnya dataran banjir, rawa belakang (backswamp), teras sungai, dan tanggul alam.
4. Bentuklahan asal proses solusional (S)
Bentuklahan solusional merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan dolomite, karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan contoh-contoh bentuklahan ini.
5. Bentuklahan asal proses denudasional (D)
Bentuklahan denudasional merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan lahan rusak.
6. Bentuklahan asal proses eolin (E)
Bentuklahan eolin merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses angin yang menghasilkan satuan bentuklahan seperti gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal.
7. Bentuklahan asal proses marine (M)
Bentuklahan marin merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut. Satuan bentuklahan marin misalnya gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini disebut proses fluvio-marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.
8. Bentuklahan asal glasial (G)
Bentuklahan glasial merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses gerakan es (gletser) yang menghasilkan satuan bentuklahanseperti lembah menggantung dan morine.
9. Bentuklahan asal organik (O)
Bentuklahan organik merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove, terumbu karang dan pulau karang (atol).
10. Bentuklahan asal antropogenik (A)
Bentuklahan antropogenik merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Contoh satuan bentuk lahan antropogenik misalnya reklamasi pantai.
= – = – =
Untuk memahami artikel di atas dalam bentuk presentasi video dapat anda klik icon menuju link Youtube berikut ini.
Sumber Tulisan
- Daldjoeni, N. 1982. Pengantar Geografi. Bandung : Alumni
- Hermawan, Iwan. 2009. Geografi Sebuah Pengantar. Bandung : Private Publishing
- Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni
- Sya, Ahman. 2011. Pengantar Geografi. Bandung : LPPM Bina Sarana Informatika
- Suharyono dan Moch. Amien. 2013. Pengantar Filsafat Geografi : Yogyakarta : Ombak
- Yunus, H.S. 2008. Konsep Dan Pendekatan Geografi : Memaknai Hakekat Keilmuannya. Disampaikan dalam sarasehan Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Geografi Indonesia. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada
= – = – =
Terimakasih atas kunjungannya.
Mohon kritik dan sarannya
Selamat belajar. Semoga bermanfaat.