Konsep Keterjangkauan


Tingkat Keterjangkauan Suatu Lokasi Di Permukaan Bumi Dalam Ilmu Geografi

Oleh : Andi Hidayat

= – = – =

Pada suatu waktu kita pernah berkunjung beberapa kali ke obyek wisata yang sama di suatu tempat misalnya obyek wisata pantai. Saat pertama kali berkunjung kita mendapati untuk menuju ke obyek wisata tersebut lancar dan cepat sampai, tapi mungkin pada kunjungan kita yang kedua perjalanan kita tidak selancar yang pertama. Pada kunjungan berikutnya mungkin lancar lagi seperti biasa, berikutnya sama sekali tidak bisa sampai ke lokasi obyek wisata karena sesuatu hal. Mudah tidaknya perjalan kita menuju obyek wisata yang kita tuju tersebut dalam ilmu Geografi akan berkaitan dengan konsep essensial Geografi yaitu konsep keterjangkauan.

Konsep keterjangkauan (aksesibilitas) adalah tinggi rendahnya tingkat kemudahan dalam menjangkau suatu tempat di permukaan bumi. Suatu tempat di permukaan bumi mudah kita jangkau berarti tingkat keterjankauan tempat itu tinggi, sebaliknya jika tempat yang kita tuju sulit dijangkau makan tingkat keterjangkauannya rendah.

Baca juga : Konsep-konsep Essensial GeografiKonsep LokasiKonsep JarakKonsep KeterjangkauanKonsep MorfologiKonsep PolaKonsep AglomerasiKonsep Nilai GunaKonsep Diferensiasi AreaKonsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi) dan Konsep Interaksi Interdependensi.

Suatu wilayah semakin mudah dijangkau maka semakin tinggi tingkat keterjangkauan, sedangkan semakin sulit dijangkau maka tingkat keterjangkauannya semakin rendah.

Tinggi rendahnya tingkat keterjangkauan/aksesibilitas suatu tempat dipermukaan bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Jarak menuju lokasi

Jauh dekat suatu wilayah dari daerah lainnya mempengaruhi tingkat tingkat keterjangkauan. Semakin jauh jarak suatu wilayah dengan wilayah lainnya maka tingkat keterjangkauannya semakin rendah, sebaliknya semakin dekat jarak suatu wilayah dengan wilayah lain di sekitarnya maka tingkat keterjangkauannya semakin tinggi.

Berdasarkan gambar di atas, coba kamu tentukan desa dengan tingkat keterjangkauan dari paling tinggi hingga paling rendah.

2. Bentuk permukaan bumi

Bentuk permukaan bumi merupakan faktor yang bersifat cenderung membuat keterjangkauan suatu wilayah dengan wilayah lainnya menjadi rendah. Desa yang terdapat di dataran rendah memiliki keterjangkauan yang tinggi ke desa lain, tetapi semakin bentuk muka bumi tidak rata, berombak, bergelombang, berbukit hingga pegunungan maka tingkat keterjangkauannya akan semakin rendah. Adanya perairan yang membatasi wilayah satu dengan yang lainnya juga berpotensi menyebabkan keterjangkauan suatu wilayah menjadi rendah.

Gambar di atas menunjukkan tingkat keterjangkauan suatu wilayah yang rendah karena faktor bentuk permukaan bumi pegunungan mengharuskan pembangunan jalan di buat berkelok-kelok agar tidak ada tanjakan curam yang membahayakan. Pembuatan jalan berkelok ini menyebabkan jarak tempuh menjadi lebih jauh sehingga untuk sampai ke lokasi tujuan akan memakan waktu tempuh yang lebih lama.

3. Iklim dan cuaca

Kondisi musim dan cuaca sehari-sehari dapat menyebabkan tingkat keterjangkauan dapat berubah-ubah sesuai kondisi udara pada hari itu. Cuaca yang cerah di suatu wilayah akan mendukung perjalanan menjadi lancar sehingga tingkat keterjangkauan di wilayah itu semakin tinggi, sebaliknya pada saat wilayah tersebut sedang dalam kondisi hujan yang deras maka jalan yang basah akan menjadi licin sehingga pada saat melakukan perjalanan harus berhati-hati. Hal ini menyebabkan waktu tempuh menjadi lebih lama dari biasanya.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki ribuan pulau. Dari ribuan pulau tersebut terdapat pulau kecil dan terpencil yang dihuni oleh beberapa penduduk. Pada saat perairan laut sedang sering terjadi badai dan ombak besar maka tingkat keterjangkauan menuju pulau-pulau kecil terpencil tersebut menjadi semakin rendah. Jika badai dan ombak besar di perairan laut tersebut berlangsung dalam waktu lama misalnya seminggu, maka dalam seminggu itu tingkat keterjangkauan menuju pulau tersebut nol karena tidak ada kapal yang berani berlayar.

4. Sarana Prasarana Transportasi

Kelengkapan sarana prasarana tranportasi menjadi faktor berpengaruh secara langsung pada tingkat keterjangkauan suatu wilayah. Beberapa hal yang berkaitan dengan sarana prasarana transportasi yang berpengaruh terhadap tingkat keterjangkauan suatu wilayah misalnya :

    • Kondisi jalan
    • Baik buruk kondisi jalan sebagai prasarana angkutan darat  akan berpengaruh pada pada tinggi rendahnya tingkat keterjangakauan suatu wilayah. Jalan yang halus akan membuat perjalanan lebih cepat yang berarti tingkat keterjangkauan menjadi tinggi. Sedangkan kondisi jalan yang rusak, bergelombang dan banyak lubang membuat perjalanan lebih lambat karena pengguna jalan harus berhati-hati saat mengemudi. Hal ini membuat tingkat keterjangkauan ke wilayah yang dituju menjadi rendah.
    • Kondisi arus transportasi.
    • Kondisi arus transportasi berkaitan dengan kepadatan atau pengguna jalan. Pada saat kondisi jalan lengang maka perjalanan menjadi lebih cepat dan lancar sehingga membuat tingkat keterjangkauan menjadi tinggi. Jika kondisi jalan padat bahkan macet maka tingkat aksesibilitasnya menjadi rendah.
    • Jaringan jalan
    • Suatu wilayah yang mempunyai banyak jalur jalan yang keluar masuk ke wilayah itu maka tingkat keterjangkauannya menjadi semakin tinggi. Jika ada salah satu jalur jalan menuju mengalami kerusakan misalnya longsor, maka pengguna jalan yang akan masuk ke wilayah tersebut dapat lewat melalui jalur lain. Jika hanya ada satu jalur saja maka bisa dipastikan akses menuju wilayah tersebut akan tertutup dan membuat tingkat keterjangkauannya menjadi rendah.
    • Kelengkapan angkutan umum
    • Banyaknya pilihan angkutan umum seperti angkutan darat (bus, kereta), angkutan laut dan angkutan udara untuk menuju suatu wilayah menjadikan wilayah tersebut memiliki tingkat keterjangkuan tinggi, tetapi jika untuk menuju wilayah tersebut hanya ada satu angkutan umum dan mahal misalnya hanya bisa dijangkau menggunakan pesawat terbang maka bisa dikatakan tingkat keterjangkauan menuju wilayah itu rendah.

5. Kondisi Sosial Politik

Kondisi sosial politik yang aman nyaman dan kondusif di suatu wilayah membuat tingkat keterjangkauan wilayah tersebut tinggi karena banyak pendatang yang datang ke tempat itu atau penduduk di wilayah itu dapat dengan mudah bepergian ke manapun.

Tingkat keterjangkauan suatu wilayah dapat rendah manakala ada peristiwa chaos di wilayah tersebut, misal terjadi konflik atau peperangan di suatu negara. Tidak semua pendatang atau penduduk setempat akan diijinkan keluar masuk wilayah dengan mudah.
Lockdown yang diterapkan suatu wilayah berkaitan sebaran wabah penyakit membuat penduduk wilayah itu tidak dapat bepergian ke tempat lain, begitu pula pendatang juga kesulitan mendapatkan ijin untuk masuk ke wilayah yang sedang menerapkan lockdown.
Kebijakan negara yang membatasi bahkan melarang pendatang dari negara lain juga menjadi indikator bahwa keterjangakuan negara tersebut rendah.

.

Konsep keterjangkauan dalam kehidupan sehari-hari

Mudah sulitnya perjalanan menuju suatu wilayah pasti sering kita rasakan. Ada kalanya dengan cepat kita sampai ke wilayah yang kita tujuan karena jaraknya dekat, mengendarai kendaraan di kondisi jalan yang halus dan lengang di daerah dataran rendah dalam kondisi cuaca cerah. Di waktu lain terasa sangat lama karena jaraknya jauh, kondisi jalan sempit dan rusak dengan arus kendaraan cukup padat di daerah pegunungan pada waktu hujan deras.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat keterjangkauan suatu wilayah dapat bersifat saling mendukung faktor lain namun juga menghambat faktor lain, misalnya meskipun suatu wilayah di daerah perbukitan tetapi tingkat keterjangkauannya tinggi karena banyaknya jalur jalan keluar masuk ke wilayah tersebut. Pada kondisi lain kadang jalan menuju ke tempat tersebut lengang tetapi saat perjalanan kita terhenti karena bagian jalan yang kita lewati mengalami ambles karena hujan deras sebelumnya, padahal jalan tersebut merupakan satu-satunya jalur menuju ke wilayah itu. |
Contoh lain misalnya jarak lurus menuju dari kota A ke B dekat tetapi karena ada bentukan alam yang menghambat perjalanan dan membuat jalur jalan menjadi memutar maka jarak tempuhnya menjadi jauh dan lama. Hal ini membuat jarak lurus yang dekat menjadi tidak berarti dan tingkat keterjangkauan antar wilayah tersebut rendah.

Pada peta di atas dapat digunakan sebagai gambaran tingkat keterjangkauan. Jarak lurus Parapat menuju Singkam lebih dekat dari pada jarak lurus Parapat menuju Serbelawan. Tetapi karena jarak lurus kedua tempat tersebut dipisahkan oleh danau Toba maka jalur jalan dibuat mengelilingi danau Toba sehingga jarak tempuh menjadi jauh. Jika menggunakan perahupun jarak tempuhnya juga tetap jauh karena di tengah danau Toba terdapat pulau Samosir yang membuat jalur perahu harus memutari pulau tersebut. Sedangkan meskipun jarak lurus Parapat menuju Serbelawan lebih jauh tetapi karena jarak tempuhnya lebih pendek maka tingkat keterjangkauannya menjadi lebih tinggi dibanding dari Parapat menuju Singkam.

= – = – =

Untuk memahami artikel di atas dalam bentuk presentasi video dapat anda klik icon menuju link Youtube berikut ini.

Sumber Tulisan

  1. Daldjoeni, N. 1982. Pengantar Geografi. Bandung : Alumni
  2. Hermawan, Iwan. 2009. Geografi Sebuah Pengantar. Bandung : Private Publishing
  3. Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni
  4. Sya, Ahman. 2011. Pengantar Geografi. Bandung : LPPM Bina Sarana Informatika
  5. Suharyono dan Moch. Amien. 2013. Pengantar Filsafat Geografi : Yogyakarta : Ombak
  6. Yunus, H.S. 2008. Konsep Dan Pendekatan Geografi : Memaknai Hakekat Keilmuannya. Disampaikan dalam sarasehan Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Geografi Indonesia. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.

2 thoughts on “Konsep Keterjangkauan

  1. Rumondang S

    Terima kasih Pak Andi sudah membuat contoh sekitaran Sumatera Utara.Bagian barat sumatera terkhusus Sumatera Utara merupakan pegunungan dan dataran tinggi sehingga pembuatan jalan harus mengikuti morfologi tanah..jadi konsep keterjangkauan lebih rendah dibandingkan dengan wilayah timurnya.👍👍

Komentar ditutup.