Menggunakan Kuis/Pertanyaan Model Teka Teki Siapa Aku Dalam Kegiatan Pembelajaran Geografi
Oleh = Andi Hidayat
Pada saat masih kecil dan mungkin sampai sekarang inipun pasti kita pernah bermain teka-teki entah dengan orangtua, anak, saudara ataupun teman-teman yang biasa bergaul dengan kita.
Ardi = pintu apa yang kalau didorong tidak akan terbuka?
Beni = apa ya …….??? Pintu rusak dong!
Ardi = salah
Cecep = ehmmm … pintu terkunci!
Ardi = masih salah
Dina = pintu hatimu ….. he he … sulit sekali kubuka … hik hik hik
Ardi = yaelah …. malah baper
Beni, Cecep, Dina = terus pintu apa?
Ardi = Pintu Geser dunk … he he
Mengasyikkan bukan? Kita sering memberikan pertanyaan dalam bentuk teka-teki kepada teman baik ilmiah maupun sekedar bahan canda. Tetapi dari teka-teki yang sering kita lontarkan kepada teman kita secara langsung boleh jadi merupakan media sosial tradisional yang akan meningkatkan jalinan keakraban antar teman.
Dalam file presentasi tentang model-model pembelajaran efektif yang saya peroleh saat mengikuti PLPG tahun 2009 yang lalu, saya menemukan ada salah satu model pembelajaran yang mengandung unsur teka-teki yaitu model pembelajaran TEBAK KATA.
Tebak kata adalah model pembelajaran dengan cara memberikan kartu pertanyaan kepada siswa dan meminta siswa tersebut menjawabnya. Dalam model tersebut guru lebih dulu mempersiapkan bahan-bahan pertanyaan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dengan membuat kartu berukuran 10 cm X 10 cm untuk pertanyaan dan kartu berukuran 5 cm X 2 cm untuk jawaban.
Langkah-langkah pelaksanaan model Tebak Kata adalah sebagai berikut :
- Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi selama kurang lebih 45 menit
- Guru meminta siswa berdiri berpasangan di depan kelas
- Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10 X 10 cm yang nanti dibacakan kepada pasangannya.
- Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5 X 2 xm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan di telinga.
- Sementara siswa yang membawa kartu soal yang berukuran 10 X 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis di dalamnya, pasangannya menebak jawabannya. Jawaban dianggap tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga
- Apabila jawabannya tepat (sesuai) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberikan jawabannya.
- Guru memberikan kartu soal berikutnya.
Setelah membaca dan memahami langkah-langkah tersebut kemudian saya memodifikasi model tersebut untuk saya sesuaikan dalam kegiatan pembelajaran geografi. Modifikasi pertama yang saya lakukan adalah membuat susunan kalimat pertanyaan menjadi model kuis di acara televisi yang pada era tahun 1990-an sempat booming yaitu Kuis Siapa Aku?
Modifikasi yang lain adalah pada langkah pembelajaran. Pada langkah pembelajaran ini tidak lagi dilakukan dengan berpasangan tetapi membuat game dalam kelompok yang bersifat individu, bukan Team Game Tournament. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
- Guru memberikan 2 kupon kepada setiap siswa di kelas (akan diminta guru kembali sebagai tanda jawaban benar)
- Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok dari berbagai latar belakang (misal kelompok A-B-C-D)
- Siswa dalam satu kelompok tersebut tidak bekerja sama tetapi berlomba lebih dahulu menjawab pertanyaan kuis Siapa Aku
- Guru menyampaikan soal kuis nomor 1 kepada kelompok A (pertanyaan bisa dengan menyampaikan secara lisan atau lewat media powerpoint)
- Siswa di kelompok A berebut menjawab dengan mengacungkan jari, yang lebih dahulu mengacungkan jari mendapat kesempatan untuk menjawab
- Jika jawaban benar guru meminta satu kupon siswa tersebut, dan memberikan skor untuk siswa yang bersangkutan dalam lembar penilaian yang telah disiapkan sebelumnya.
- Jika jawaban belum benar, kupon tetap dipegang siswa tersebut dan masih harus berebut untuk menjawab di soal kuis untuk kelompoknya pada pertanyaan berikutnya.
- Agar kelompok lain tidak lama menunggu maka pertanyaan berikutnya untuk siswa di kelompok selanjutnya (misal 1A, 2B, 3C, 4D, 5A, 6B, 7C, 8D, 9A, 10B …. Dst)
- Soal kuis diberikan terus sampai semua kupon setiap siswa sudah dikembalikan ke guru.
Dari beberapa kali pelaksanaan yang pernah saya terapkan ada beberapa kekurangan dan kelebihan yang bisa saya amati secara empiris, antara lain :
Kelebihan :
- Siswa dapat fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
- Siswa lebih konsentrasi saat guru menyampaikan/membaca soal kuis
- Menumbuhkan sikap percaya diri siswa
- Melatih rasa sabar dan bersikap tenang
Kekurangan :
- Perlu suasana kelas yang tenang saat guru menyampaikan pertanyaan secara lisan
- Dominasi siswa unggul masih terlihat
- Beberapa siswa terlihat tidak nyaman (tegang) saat mendengarkan/membaca pertanyaan
- Beberapa siswa merasa sudah kalah sebelum bertanding
Beberapa kelebihan dan kekurangan tersebut adalah berdasarkan pengamatan saya sendiri dan bersifat kasuistik, tidak sama antara kelas satu dengan yang lain.
Contoh materi di Geografi yang saya gunakan dalam penerapan model ini adalah materi Pedhosfer kelas X tentang jenis tanah dan metode pengelolaan kesuburan tanah. Contoh file yang saya gunakan silahkan klik link berikut ini :
SIAPA AKU TANAH DAN PENGELOLAAN
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Intake siswa, kompleksitas materi dan daya dukung tentu juga bisa menjadi kendala yang menghambat atau pendukung yang memperlancar keberhasilan pelaksanaan model pembelajaran. Mohon masukannya sekiranya ada yang pernah menggunakan model seperti yang saya terapkan.
——
Terimakasih atas kunjungannya.
Mohon kritik dan sarannya
Selamat belajar. Semoga bermanfaat.