Prinsip Interelasi


Interelasi Sebagai Prinsip Dalam Mengkaji Fenomena Geosfer

Oleh : Andi Hidayat

= – = – =

Fenomena geosfer yang terjadi di permukaan bumi baik fenomena alam maupun sosial, dalam ilmu geografi dikaji menggunakan empat prinsip pokok yaitu persebaran (distribusi), interelasi (hubungan saling terkait), deskripsi (penggambaran secara rinci) dan korologi. Prinsip-prinsip geografi tersebut merupakan landasan pemikiran yang tidak boleh ditinggalkan atau harus digunakan dalam mengkaji setiap fenomena geosfer yang terjadi.

Prinsip geografi adalah dasar yang digunakan untuk menganalisis berbagai fenomena geografi yang terjadi hampir setiap waktu. Prinsip ini merupakan ciri khas ilmu geografi yang berkaitan dengan keruangan dan proses-proses di dalamnya.

Salah satu prinsip geografi yang digunakan dalam mengkaji fenomena geosfer yang terjadi di permukaan bumi adalah prinsip interelasi atau hubungan keterkaitan.

Prinsip interelasi adalah prinsip dasar geografi yang memandang bahwa setiap gejala, fenomena atau peristiwa geosfer yang terjadi di permukaan bumi memiliki pola hubungan dengan gejala, fenomena atau peristiwa geosfer lainnya. Suatu fenomena geosfer terjadi/terdapat di daerah tertentu memiliki hubungan dengan fenomena lain yang juga terjadi di tempat itu/lain.

Pola hubungan fenomena geosfer antara satu dengan yang lainnya dapat dikelompokkan dalam 3 bentuk antara lain faktor fisik (alam) dengan faktor fisik lainnya, faktor fisik dengan faktor manusia dan antara faktor manusia dengan manusia lainnya.

Baca juga : Prinsip GeografiPrinsip PersebaranPrinsip InterelasiPrinsip DeskripsiPrinsip Korologi.

Berikut ini terdapat beberapa contoh fenomena geosfer yang dikaji menggunakan prinsip interelasi :

1. Fenomena alam dengan fenomena alam lainnya

  • Fenomena munculnya mata air panas dengan adanya gejala vulkanik.

Sumber mata air panas akan banyak ditemukan di lereng-lereng atau di daerah sekitar gunung berapi. Sumber mata air panas (hotspring) terbentuk karena air tanah bersinggungan atau berdekatan dengan ruang magma di dalam permukaan bumi misalnya di atas sebuah lakolit. Panas yang dihasilkan oleh magma merembet ke lapisan air tanah di atasnya sehingga air di lapisan tersebut terpanaskan. Karena tekanan maka air panas tersebut kemudian bergerak ke atas menuju permukaan bumi dan keluar melalui celah-celah patahan.

Mata air panas banyak terjadi pada gunung berapi aktif, beberapa juga terbentuk di daerah gunung berapi yang mengalami gejala post atau pasca vulkanik misalnya Geyser Steamboat yang terdapat di Taman Nasional Yellowstone Wyoming Amerika Serikat.

  • Terbentuknya delta di muara sungai karena ada peristiwa erosi dan ombak yang tenang di pantai

Fenomena terbentuknya delta berhubungan dengan fenomena erosi di sepanjang daerah aliran sungai dari hulu (dari tempat lain) dan juga berhubungan dengan fenomena aktifitas gerakan air laut yang relatif tenang.

Erosi yang terjadi dalam jumlah besar dan terbawa oleh aliran air sungai menuju ke laut akan terhenti dan mengendap di muara manakala aliran sungai melambat dan gerakan ombak yang menuju pantai relatif tenang.

2. Fenomena alam dengan fenomena kehidupan manusia

  • Perbukitan karst dengan pekerjaan penambang kapur

Perbukitan karst terbentuk pengendapan gamping di dasar laut, kemudian terangkat di atas muka air laut dan selanjutnya oleh air hujan batu gamping tersebut terlarutkan menjadi bentuk-bentuk kubah, dan cekungan. Kubah-kubah karst memiliki lapisan tanah yang cenderung tipis dan banyak ditemukan singkapan batuan kapur.

Bukit karst yang luas dan mengandung batuan kapur banyak dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai bahan bangunan atau bahan baku kegiatan industri. Proses pemanfaatan ini memunculkan jenis pekerjaan penambang kapur sehingga di daerah perbukitan karst ini akan banyak ditemukan penduduk yang tinggal di sekitarnya berprofesi sebagai penambang kapur.

  • Kemiringan lereng dengan upaya mekanisasi lahan pertanian

Tanah subur banyak ditemukan di lereng-lereng gunung berapi. Material letusan yang keluar dari puncak gunung menyebar di lereng-lereng sekitarnya dan seiring waktu geologi membentuk tanah andosol atau tanah vulkanik yang subur. Jika gunung berapi tersebut masih aktif maka abu vulkanik yang dikeluarkannya semakin menambah tingkat kesuburan tanah.

Tanah di lereng gunung berapi yang subur ini secara alami ditumbuhi oleh pohon-pohon hutan yang besar. Jika berada di lereng pegunungan dengan bentuk strato dan maar yang memiliki sudut kemiringan lereng yang besar maka tanah tersebut akan rentan mengalami erosi jika dibuka untuk kegiatan pertanian. Untuk mengurangi laju erosi maka petani yang mengusahakan kegiatan budidaya pertanian di lereng melakukan mekanisasi lahan pertanian dengan cara membuat lereng dalam bentuk teras-teras berundak atau sering disebut dengan terasering.

3. Fenomena manusia dengan fenomen manusia lainnya

  • Kehidupan desa dengan pekerjaan di bidang pertanian

Desa merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh berbagai unsur fisiografis seperti sosial, ekonomi, budaya dan unsur yang lain. Secara kemasyarakatan desa penduduk desa bersifat homogen dengan latar belakang yang sama. Latar belakang yang sama tersebut biasanya juga ditandai dengan jenis pekerjaan yang cenderung didominasi oleh satu jenis pekerjaan yang sama.

Desa yang berada di daerah subur maka akan kehidupan perekoniomiannya akan didominasi oleh penduduk yang bekerja di bidang pertanian. Tidak semua desa mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian, tergantung dengan kondisi alam atau sosial di wilayahnya. Sebagai misal ada desa industri pandai besi, desa peternakan dan yang lainnya.

  • Kehidupan kota dengan pekerjaan di bidang industri

Kota merupakan kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen serta coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli daerah tersebut dan pendatang. Masyarakat kota merupakan suatu masyarakat yang heterogen, baik dalam hal mata pencaharian, agama, adat, dan kebudayaan.

Heterogenitas pekerjaan yang ada di kota sangatlah banyak di antaranya adalah buruh, pedagang, pengusaha, pegawai kantoran, pemborong, dan banyak jenis pekerjaan yang lain. Jika pekerjaan penduduk di desa identik petani maka di kota identik dengan pekerja perkantoran atau buruh industri.

= – = – =

Untuk memahami prinsip interelasi dalam bentuk presentasi video dapat anda klik icon menuju link Youtube berikut ini.

Sumber Tulisan

  1. Daldjoeni, N. 1982. Pengantar Geografi. Bandung : Alumni
  2. Hermawan, Iwan. 2009. Geografi Sebuah Pengantar. Bandung : Private Publishing
  3. Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni
  4. Sya, Ahman. 2011. Pengantar Geografi. Bandung : LPPM Bina Sarana Informatika
  5. Suharyono dan Moch. Amien. 2013. Pengantar Filsafat Geografi : Yogyakarta : Ombak
  6. Yunus, H.S. 2008. Konsep Dan Pendekatan Geografi : Memaknai Hakekat Keilmuannya. Disampaikan dalam sarasehan Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Geografi Indonesia. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.