Jenis dan Karakter Bencana Alam Klimatologi
Mitigasi Bencana
= – = – =
Bencana alam menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Lebih lanjut bencana alam dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu bencana alam geologi, bencana alam klimatologi dan bencana ekstraterrestrial. Bencana alam geologi adalah bencana alam yang disebabkan oleh aktivitas di lapisan bumi bagian atas yaitu lithosfer. Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh fenomena cuaca dan iklim. Sedangkan bencana alam ekstraterrestrial adalah bencana alam yang disebabkan oleh gaya atau energi dari luar bumi. Pada postingan ini akan dibahas tentang bencana alam klimatologi.
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh fenomena cuaca dan iklim. Fenomena alam klimatologis ini berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada kondisi cuaca atau iklim di suatu wilayah. Adapun contoh bencana alam klimatologis misalnya banjir, badai, kekeringan, suhu ekstrem dan kebakaran hutan.
1. Banjir
Banjir adalah peristiwa terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat. Jika banjir datang secara tiba-tiba dengan debit air yang besar maka disebut dengan banjir bandang. Banjir bandang biasanya disebabkan oleh terbendungnya aliran sungai pada alur sungai. Banyak wilayah di Indonesia yang sering mengalami bencana banjir. Mengapa demikian? Ya, karena Indonesia terletak di daerah tropis yang cenderung memiliki curah hujan tinggi pertahunnya.
Banjir tidak selalu terjadi karena curah hujan saja, namun juga karena faktor lain. Berdasarkan sumber air penyebabnya, banjir dikelompokkan sebagai berikut :
-
- Banjir akibat hujan lebat. Hujan lebat dapat menyebabkan kapasitas penyaluran sistem pengaliran air tidak mampu bekerja dengan baik sehingga air meluap dan menggenangi daerah sekitar aliran.
- Banjir akibat pasang laut. Pasang laut menyebabkan meningkatnya muka air di sungai dan kemudian menggenangi daerah-daerah rendah di sekitar aliran sungai.
- Banjir akibat kegagalan bangunan air buatan manusia, misalnya bendungan, tanggul, dan bangunan pengendalian banjir yang jebol karena tidak mampu lagi menahan tekanan air yang kuat.
- Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan aliran sungai akibat longsornya tebing sungai. Hal ini menyebabkan bendungan tidak dapat menahan tekanan air.
Bencana banjir memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut :
-
- kejadian banjir dapat berlangsung lambat, namun pada beberapa kondisi juga dapat berlangsung dengan cepat atau tanpa peringatan misalnya pada saat terjadi banjir bandang
- banjir terkait dengan musim yaitu pada musim penghujan dengan bulan-bulan tertentu yang mengalami curah hujan tinggi
- dampak kerusakan banjir tergantung pada tinggi air, luas genangan, lamanya genangan, kecepatan aliran, material yang hanyut dan tingkat kepekatan endapan lumpur
- dapat mengakibatkan kerusakan struktur bangunan dan infrastruktur
- dapat memutus akses dan mengisolasi masyarakat.
.
2. Badai
Badai adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih. Angin badai terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang ekstrem dan memiliki gerak memutar membentuk pusaran. Peristiwa ini sering terjadi di wilayah tropis, orang Indonesia menyebutnya badai, di samudera pasifik biasa disebut angin taifun, di samudera hindia disebut angin siklon. Badai di Amerika dinamakan hurricane jika terjadi di wilayah laut dan menuju darat membawa banyak air. Jika badai terjadi di daratan dinamakan tornado.
Dari beberapa contoh badai yang telah disebutkan, berikut ini penjelasan tentang badai siklon tropis dan tornado, sebagai berikut:
-
- Siklon tropis
Siklon tropis adalah sistem angin pusaran yang biasanya terbentuk di lautan dengan radius rata-rata sekitar 150 hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat (lebih dari 26,5 OC). Siklon tropis mempunyai efek yang besar terhadap terjadinya angin kencang, hujan deras berjam-jam, bahkan berhari-hari yang dapat menakibatkan terjadinya banjir, gelombang tinggi, dan gelombang badai (storm surge). Siklon tropis dapat didefenisikan sebagai sistem tekanan rendah non frontal yang berskala luas, tumbuh diatas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif, memiliki kecepatan angin maksimum mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya 6 jam. - Tornado
Tornado adalah pusaran udara berbentuk corong spiral yang bergerak dengan kecepatan antara 72 sampai 400 km/jam. Tornado sangat berbahaya karena mampu mengangkat benda-benda besar, seperti bangunan dan pepohonan. Tornado dapat terbentuk dengan sangat cepat sehingga sulit diantisipasi. Tornado terjadi di banyak tempat di muka bumi ini, tetapi paling sering sering terjadi di Amerika Serikat.
- Siklon tropis
Tornado terbentuk dapat diamati dari tanda-tanda berikut ini :
-
-
- langit terlihat hitam atau mendung
- terjadi hujan es di sekitar daerah (biasanya durasi selama 20-25 menit)
- setelah terjadi badai hujan maka suasana akan tenang namun langit semakin hitam gelap
- awan bergerak cepat sehingga mengitari daerah kita
- kemunculan tornado bisa didengar. Awalnya suaranya seperti air terjun, namun lama lama berubah menjadi seperti suara jet yang sangat keras
-
.
3. Kekeringan
Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh dibawah kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kekeringan dapat terjadi akibat beberapa faktor meliputi rendahnya curah hujan rata-rata dalam satu musim, rendahnya pasokan air permukaan dan berkurangnya persediaan air tanah, konsumsi air secara besar-besaran oleh industri maupun individu, serta kerusakan wilayah tangkapan air dan sumber-sumber air. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengklasifikasikan banjir menjadi dua, yaitu kekeringan alamiah dan kekeringan akibat ulah manusia.
Kekeringan Alamiah
-
- Kekeringan Meteorologis akibat tingkat curah hujan dibawah normal dalam satu musim.
- Kekeringan hidrologis akibat kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah.
- Kekeringan Pertanian merupakan kekurangan lengas tanah (kandungan air dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman.
- Kekeringan sosial ekonomi merupakan kekurangan pasokan komiditi ekonomi akibat kekeringan meteorologi.
Kekeringan Akibat Ulah Manusia
-
- Kekeringan antropogenik yang disebabkan ketidaktaatan manusia pada aturan. Dapat diidentifikasi dari kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan.
- Kekeringan disebabkan pula oleh kerusakan kawasan tangkapan air dan sumber-sumber air akibat perbuatan manusia.
Kekeringan dapat terjadi akibat beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
-
- rendahnya curah hujan rata-rata dalam satu musim
- rendahnya pasokan air permukaan dan berkurangnya persediaan air tanah
- konsumsi air secara besar-besaran oleh industri maupun individu
- kerusakan wilayah tangkapan air dan sumber-sumber air.
Dampak kekeringan antara lain adalah gagal panen, pengangguran, kelaparan, kebakaran hutan, keruskan tanah, berjangkitnya wabah penyakit, hingga kepunahan hewan dan tumbuhan.
.
4. Suhu Ekstrem
Suhu ekstrem adalah kondisi suhu udara tertinggi atau terendah di suatu tempat pada waktu tertentu yang melebihi kondisi pada hari-hari biasanya dan bersifat membahayakan. Suhu ekstrem ini dapat berupa suhu dengan panas berlebih atau sebaliknya suhu dingin mencapai titik beku atau bahkan lebih.
Suhu ekstrem yang berupa panas berlebih dan berpotensi membayakan belum pernah terjadi di Indonesia, tetapi suhu ekstrem berupa suhu yang sangat dingin sering melanda beberapa daerah di Indonesia pada puncak musim kemarau. Daerah yang sering mengalami suhu dingin ekstrim di Indonesia biasanya daerah-daerah pegunungan atau dataran tinggi.
Salah satu wilayah yang sering mengalami suhu dingin ekstrim di Indonesia adalah dataran tinggi Dieng. Pada puncak musim kemarau tahun 2019 kawasan Dieng pernah mengalami suhu dingin ekstrim mencapai suhu minus 5 Celcius yang membuat area di sana menjadi beku dan terbentuk salju. Suhu dingin ekstrim ini cukup sering terjadi di daerah Dieng, tidak begitu membahayakan penduduk namun pada kondisi tertentu membuat berbagai tanaman budidaya menjadi mati.
.
5. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan adalah peristiwa terbakarnya pepohonan, semak dan rerumputan di suatu kawasan hutan dan benda lainnya yang berada di dalamnya. Kebakaran hutan terjadi karena faktor alami maupun karena aktifitas manusia.
-
- Kebakaran hutan karena faktor alamiah umumya terjadi pada musim kemarau dan dapat disebabkan oleh sembaran petir, gas metana yang keluar dari singkapan batu bara di lahan gambut, dan lava pijar dari letusan gunung api.
- Kebakaran hutan karena faktor manusia terutama karena pembakaran dengan sengaja pada saat pembukaan lahan baru untuk ladang berpindah maupun perkebunan.
Kebakaran hutan mengakibatkan dampak yang merugikan bagi manusia, antara lain :
-
- api membakar habis area hutan menyebabkan keruskan hutan tidak hanya pada tumbuhan tetapi juga membunuh hewan-hewan yang menghuni hutan tersebut.
- polusi udara akibat asap ditimbulkan oleh proses pembakaran
- munculnya berbagai penyakit berjangkitnya wabah infeksi saliran pernapasan, gangguan penglihatan dan iritasi pada mata
- menghambat aktivitas transportasi dan ekonomi antar wilayah yang dibatasi oleh hutan yang terbakar
- kebakaran hutan juga dapat memengaruhi wilayah yang sangat luas, misalnya kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan turut berdampak kepada penduduk di Singapura dan Malaysia.
.
Sumber Tulisan :
- Arifin, Aji. 2016. Buku Siswa Geografi untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Surakarta : Mediatama
- Mulyo, Bambang Nianto & Suhandini, Purwadi. Buku Siswa Geografi untuk Kelas XI SMA dan MA Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Surakarta : Wangsa Jatra Lestari
- Lestari, Fitri Sekar. 2020. Mitigasi Bencana Alam Geografi Kelas XI. Jakarta : Kemendikbud
- Setiawan, Agnas. 2018. Membuka Wawasan Dengan Geografi SMA/MA untuk Kelas XI. Yogyakarta : Deepublish.
- Sumatri, Lili & Huda, Nurul. 2018. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Geografi Kelas XI Peminatan Ilmu-ilmu Sosial Revisi. Bandung : Grafindo Media Pratama.
- Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Penanggulangan Bencana. 26 April 2007. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66. Jakarta.
= – = – =
Terimakasih atas kunjungannya.
Mohon kritik dan sarannya
Selamat belajar. Semoga bermanfaat.