Manajemen Bencana 03


Upaya-upaya Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Api

Mitigasi Bencana

= – = – =

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki gunung api aktif terbanyak di dunia dengan jumlah mencapai 127 gunung. Dari jumlah tersebut terdapat 77 gunung api dengan tipe A yang mempunyai sejarah letusan sejak tahun 1.600. Gunung api tipe B sebanyak 29 gunung dengan catatan sejarah letusan sebelum tahun 1.600 dan gunung api tipe C dengan jumlah 21 gunung yang tidak tidak memiliki catatan sejarah letusan tetapi masih menunjukkan jejak aktivitas vulkanik seperti adanya solfatara dan fumarole.

Banyaknya gunung api di Indonesia tidak lepas dari lokasi geologis wilayah Indonesia yang menjadi titik pertemuan tiga lempeng tektonik dunia yaitu lempeng tektonik Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik. Tumbukan antara tiga lempeng tektonik tersebut memberi peluang magma naik ke permukaan bumi sehingga terbentuklah rangkaian rangkaian cincin api di wilayah Indonesia. Jalur pegunungan muda aktif yang terbentuk oleh hasil tumbukan lempeng tersebut adalah Sirkum Mediterania yang melewati pulau Sumatra dan Jawa, serta jalur pegunungan Sirkum Pasific yang melewati wilayah utara Sulawesi, Kepulauan Halmahera dan Papua.

Dari 127 gunung api aktif di Indonesia baru sekitar 69 gunung yang dipantau oleh PVMBG. Berdasarkan banyaknya jumlah gunung api aktif tersebut menunjukkan besarnya potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari letusan gunung api. Kerentanan juga semakin tinggi jika diamati dari banyaknya penduduk yang bertempat tinggal di sekitar gunung api karena faktor kesuburan tanah yang sangat cocok untuk kegiatan pertanian dan perkebunan.

Erupsi Gunung Berapi adalah peristiwa aktifitas naiknya magma dari perut bumi menuju permukaan bumi yang disertai dengan bahaya letusan yang dapat berupa awan panas, lontaran material, hujan abu lebat, lava, gas beracun, tsunami dan banjir lahar. Erupsi gunung berapi dapat mengakibatkan korban jiwa yang besar dan jika letusannya besar dapat memengaruhi iklim. Status keaktifan gunung api di Indonesia menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terbagi menjadi empat yaitu normal, waspada, siaga dan awas.

Berdasarkan peta Indeks Rawan Bencana Letusan Gunung Api di Indonesia di atas dapat diketahui terdapat beberapa wilayah di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kepulauan Nusa Tenggara dan Sulawesi yang merupakan daerah rawan bencana dengan tingkat tinggi. Lebih lanjut dalam buku Indeks Rawan Bencana Indonesia yang dikeluarkan oleh BNPD pada tahun 2011 disebutkan terdapat 32 kabupaten di Indonesia yang termasuk dalam kawasan rawan bencana letusan gunung api kelas tinggi dan 13 kabupaten dengan kelas sedang. Berdasarkan data tersebut maka diperlukan manajemen penanggulangan bencana yang matang untuk meminalisir dampak yang ditimbulkannya bila sampai terjadi letusan/erupsi gunung api.

Dalam Peraturan Kepala BNBP nomor 4 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana menjelaskan bahwa luas daerah rawan bencana gunung api di seluruh Indonesia sekitar 17.000 km2 dengan jumlah penduduk yang bermukim di kawasan rawan bencana gunung api sebanyak kurang lebih 5,5 juta jiwa. Berdasarkan data frekwensi letusan gunung api, diperkirakan tiap tahun terdapat sekitar 585.000 orang terancam bencana letusan gunung api.

Untuk meminimalisir dampak merugikan yang ditimbulkan oleh erupsi gunung berapi maka diperlukan manajemen penanggulangan bencana erupsi gunung api yang meliputi tindakan pra bencana, tindakan saat terjadi bencana dan tindakan pasca bencan. Beberapa contoh bentuk tindakan penanggulangan bencana gunung api adalah sebagai berikut :

1. Tindakan Pra Bencana

    • Tidak melakukan eksploitasi sumber daya alam di sekitar gunung api, jika tetap melakukan maka hendaknya dengan memperhatikan teknik pertambangan yang ramah lingkungan
    • Mengenali karakter gunung api dan tanda-tanda bila mau meletus, yaitu :
      • Suhu di sekitar gunung mulai naik.
      • Sumber-sumber air di sekitar gunung menjadi kering
      • Sering mengeluarkan suara gemuruh dan kadang disertai getaran (gempa)
      • Tumbuhan di sekitar gunung layu karena suhu yang mulai naik
      • Binatang-binatang liar di sekitar gunung bermigrasi/turun.
    • Membuat peta daerah rawan ancaman erupsi
    • Menyiapkan jalur pengungsian dan tempat pengungsian dengan fasilitas dasar
    • Membuat sistem peringatan dini erupsi
    • Senantiasa memantau dan mendapatkan informasi tentang status gunung api.
    • Mengikuti bimbingan penyuluhan tentang bahaya letusan gunung api.
    • Mengikuti arahan evakuasi pihak berwenang jika telah terjadi peningkatan status gunung api.

2. Tindakan Saat Terjadi Bencana

    • Segera menjauh dari pusat letusan dan menuju daerah aman
    • Segera ke dalam rumah/bangunan yang sudah disediakan untuk penampungan sementara agar terhindar dari abu vulkanik dan material yang turun seperti pasir dan kerikil
    • Hindari berada di daerah yang rawan dilewati oleh awan panas dan aliran lahar
    • Pakailah masker untuk melindungi pernafasan dan kacamata untuk melindungi penglihatan.
    • Evakuasi secara bersama-sama dengan tenang dan tidak panik

3. Tindakan Pasca Bencana

    • Jangan mendekati wilayah terdampak erupsi sebelum ada pemberitahuan kondisi aman dari instansi berwenang
    • Senantiasa mengikuti perkembangan informasi status gunung api, apabila kondisi telah dinyatakan aman oleh pihak berwenang dan memungkinkan untuk kembali ke rumah.
    • Bersihkan atap rumah/bangunan dari abu vulkanik dengan air agar tidak roboh karena jika didiamkan lama abu vulkanik akan menjadi semen
    • Hindari mengendarai kendaraan bermotor jika endapan abu vulkanik masih banyak karena dapat merusak mesin dan komponen lain
    • Gunakan masker selama bepergian keluar rumah untuk menghindari infeksi pernafasan akibat debu vulkanik
    • Hindari daerah-daerah yang kemungkinan mengeluarkan gas beracun dari kegiatan gunung api.

.

Sumber tulisan :

  1. Agoes Loegman dkk. 2020. Gunung Api Indonesia dan Karakteristik Bahayanya Bagian I : Wilayah Barat. Bandung : PVMBG
  2. Lilik Kurniawan dkk. 2011. Indeks Rawan Bencana Indonesia. Jakarta : BNPB
  3. Notowijoyo, Sukamto Ilham Triono. 2015. Manajemen Antisipasi Bencana. Yogyakarta : Graha Ilmu.
  4. Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Jakarta.
  5. Priatna dkk. 2020. Album Gunung Api Indonesia. Bandung : PVMBG
  6. Sriyono. 2015. Geologi dan Geomorfologi Indonesia. Yogyakarta : Ombak
  7. Setiawan, Agnas. 2018. Membuka Wawasan Dengan Geografi SMA/MA untuk Kelas XI. Yogyakarta : Deepublish.
  8. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Penanggulangan Bencana. 26 April 2007. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66. Jakarta.
  9. Wesnawa, I Geda Astra dan Christiawan, Putu Candra. 2014. Geografi Bencana. Yogyakarta : Graha Ilmu
  10. Web magma.esdm.go.id

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.