Manajemen Bencana 05


Upaya-upaya Penanggulangan Bencana Banjir

Mitigasi Bencana

= – = – =

Secara astromis Indonesia terletak di antara garis 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Berdasarkan iklim matahari lokasi astronomis ini membuat Indonesia terletak di wilayah beriklim iklim tropis yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan. Musim penghujan dan kemarau di Indonesia terjadi secara bergantian. Awal musim tidak terjadi secara bersamaan antara wilayah satu dengan yang lain, namun secara umum musim kemarau berlangsung antara bulan April hingga Oktober. Sedangkan musim penghujan berlangsung antara bulan Oktober hingga April.

Pada musim kemarau kondisi cuaca di atmosfer cenderung memiliki uap air yang rendah berbanding lurus dengan tingkat penguapan yang terjadi. Hal ini menyebabkan curah hujan pada musim kemarau cenderung rendah bahkan hampir tidak ada hujan dan menyebabkan terjadinya kekeringan di beberapa tempat. Sedangkan pada musim penghujan yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu kondisi udara di atmosfer memiliki uap air yang tinggi bahkan jenuh sehingga menyebabkan terjadinya hujan. Curah hujan tinggi disertai dengan intersitas tinggi pula menyebabkan banyak wilayah di Indonesia sering mengalami bencana banjir.

Banjir adalah suatu peristiwa terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat. Ada pula istilah lain yaitu banjir bandang. Berbeda dengan banjir biasa, banjir bandang adalah banjir yang datang tiba-tiba dengan debit air yang besar karena terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.

Dalam Peraturan Kepala BNBP nomor 4 tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana menjelaskan bahwa Indonesia merupakan daerah rawan bencana, baik karena alam maupun ulah manusia. Hampir semua jenis bencana terjadi di Indonesia, yang paling dominan adalah banjir tanah longsor dan kekeringan. Banjir sebagai fenomena alam terkait dengan ulah manusia terjadi sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu : hujan, kondisi sungai, kondisi daerah hulu, kondisi daerah budidaya dan pasang surut air laut. Potensi terjadinya ancaman bencana banjir dan tanah longsor saat Ini disebabkan keadaan badan sungai rusak, kerusakan daerah tangkapan air, pelanggaran tata-ruang wilayah, pelanggaran hukum meningkat, perencanaan pembangunan kurang terpadu, dan disiplin masyarakat yang rendah.

Banjir merupakan bencana alam klimatologis atau dalam istilah lain sering juga disebut dengan bencana hidrometeorolgi, adalah jenis bencana yang sering terjadi di banyak tempat di Indonesia terutama pada saat musim penghujan. Curah hujan yang tinggi dan faktor kesalahan pengelolaan lingkungan menyebabkan bencana ini menjadi masalah yang berkepanjangan.

Pada peta indeks rawan banjir di atas, diketahui hampir semua wilayah di Indonesia rawan banjir. Pulau Jawa memiliki tingkat rawan banjir tertinggi dengan hampir semua wilayahnya memilki risiko tinggi terdampak banjir. Begitu pula dengan sebagian besar wilayah di pulauu Sumatra. Semua kota besar di Kalimantan memiliki tingkat rawan banjir yang tinggi. Sebagian besar wilayah di Pulau Sulawesi juga memiliki risiko yang sama. Beberapa wilayah di Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku dan wilayah Jayapura Papua juga memiliki tingkat rawan banjir yang tinggi.

Lebih lanjut dalam buku Indeks Rawan Bencana Indonesia yang dikeluarkan oleh BNPD pada tahun 2011 disebutkan terdapat 369 kabupaten di Indonesia yang termasuk dalam kawasan rawan bencana banjir dengan kategori kelas tinggi sebanyak 236 kabupaten dan 133 kabupaten dengan kelas sedang. Berdasarkan data tersebut maka diperlukan manajemen penanggulangan bencana yang matang untuk meminalisir dampak yang ditimbulkannya bila sampai terjadi bencana banjir.

Banjir merupakan bencana yang sering terjadi Indonesia terutama di daerah-daerah dataran rendah dekat pantai seperti Jakarta. Bencana banjir yang sering terjadi di Jakarta merupakan masalah yang rutin terjadi hampir setiap tahun pada musim penghujan. Faktor-faktor penyebabnya juga bersifat kompleks meliputi faktor keruangan, ekologis dan hubungannya dengan wilayah lain berpengaruh pada kejadian banjir. Ketinggian tempat, kondisi geologi dan geomorfologis adalah faktor keruangan yang membuat banjir sering terjadi. Perilaku manusia terhadap lingkungan turut menjadi penyebab banjir berdasarkan faktor ekologi. Sedangkan secara kompleks wilayah, daerah-daerah yang berdekatan dengan Jakarta juga sering menjadi penyebab banjir Jakarta.

Karena merupakan kota metropolitan maka masalah yang ditimbulkan oleh banjir bersifat kompleks, untuk itu diperlukan tindakan-tindakan penanganan bencana yang matang dan terencana seperti :

1. Tindakan Pra Bencana

    • Tidak melakukan eksploitasi daerah hulu sungai dengan penebangan liar.
    • Tidak membuang sampah di sepanjang aliran sungai
    • Menata DAS (Daerah Aliran Sungai) sesuai fungsi lahan
    • Penghijauan daerah hulu dan mengurangi aktifitas di daerah rawan banjir
    • Secara struktural dapat dilakukan dengan membuat tanggul di sepanjang aliran sungai, membuat waduk agar kecepatan dan debit air bisa diatur, rutin membersihkan sungai dan membuat sudetan.
    • Secara non-strukutural dapat dilakukan dengan membuat peta rawan banjir, memberikan penyuluhan kepada masyarakat terutama di daerah rawan banjir, membuat prosedur standar penanganan banjir, mengadakan simulasi.

2. Tindakan Pada Saat Terjadi Bencana

    • Jangan panik, tetap tenang dan berusaha menyelamatkan diri
    • Selamatkan dokumen-dokumen penting
    • Tetap menjaga kesehatan agar tidak menambah korban banjir
    • Jika banjir datang lagi segera jauhi dan menuju tempatyang lebih tinggi
    • Jika terjebak di dalam rumah, manfaatkan benda-benda yang mengapung untuk menyelamatkan diri
    • Berhati-hati dengan kabel listrik
    • Ikut aktif dalam kegiatan selama di tenda pengungsian
    • Bijak dalam menggunakan air bersih

3. Tindakan Pasca Bencana

    • Memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, seperti tempat tinggal dan bahan makanan
    • Membersihkan bangunan dan tempat tinggal yang terendam/terkena banjirdari lumpur dan kotoran lain dengan antiseptik
    • Melakukan kaporitasi sumur gali
    • Memperbaiki jamban dan saluran pembuangan air limbah
    • Menjauhi kabel atau sumber listrik agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan
    • Memberikan bantuan kesehatan lingkungan
    • Menghindari wilayah yang sudah rusak, seperti bangunan yang sudah tidak layak pakai
    • Memeriksa ketersediaan air bersih dan menggunakannya secara bijak

Manajemen penanggulangan banjir merupakan penanganan yang harus dikerjakan secara terkoordinasi dan bersama-sama antara pemerintah dengan penduduk. Berbagai pembangunan infrastruktur pencegah bencana banjir harus disertai dengan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitarnya.

.

Sumber Tulisan :

  1. Lilik Kurniawan dkk. 2011. Indeks Rawan Bencana Indonesia. Jakarta : BNPB
  2. Notowijoyo, Sukamto Ilham Triono. 2015. Manajemen Antisipasi Bencana. Yogyakarta : Graha Ilmu.
  3. Peraturan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Jakarta.
  4. Setiawan, Agnas. 2018. Membuka Wawasan Dengan Geografi SMA/MA untuk Kelas XI. Yogyakarta : Deepublish.
  5. Wesnawa, I Geda Astra dan Christiawan, Putu Candra. 2014. Geografi Bencana. Yogyakarta : Graha Ilmu

= – = – =

Terimakasih atas kunjungannya.

Mohon kritik dan sarannya

Selamat belajar. Semoga bermanfaat.